INFO NASIONAL - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, mendorong Forum Perguruan Tinggi untuk Desa (Pertides) agar mengembangkan ilmu kewirausahaan kepada para mahasiswa dan alumni Akademi Desa 4.0. Menurut dia, hal itu akan mengasah kejelian mereka untuk melihat peluang bisnis yang dapat dikembangkan di perdesaan.
"Saya mendorong mahasiswa agar turun ke desa tidak hanya untuk membantu, melainkan juga jeli dan berani melihat peluang usaha di desa. Begitu juga para alumni Akademi Desa 4.0. Setiap persoalan adalah peluang," kata Menteri Eko.
Baca Juga:
Ia mencontohkan perjuangan transmigran teladan asal Surakarta yang bermukim di kawasan transmigrasi Desa Mahalona, Luwu Timur, Solikin. Melalui kejelian dan keuletannya, lanjut Menteri Eko, Solikin mampu mengembangkan usaha dan lahan lada miliknya yang hingga kini memiliki pendapatan lebih dari Rp 600 juta per tahun.
"Kesempatan di desa besar sekali. Dalam 10 tahun mendatang, desa-desa saja mampu menghasilkan secara kolektif GDP lebih dari GDP Indonesia saat ini," tuturnya.
Dia meyakini, mahasiswa memiliki kemampuan tersebut setelah melihat inovasi teknologi tepat guna yang dipamerkan di Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur. Sejumlah inovasi yang menurut dia dapat dikembangkan di desa, di antaranya adalah pengolahan gula semut, beras organik, maupun pengolahan bakso.
Baca Juga:
"Ini sebuah kesempatan bagi para wisudawan Akademi Desa, kesempatan buat para mahasiswa yang muda-muda. Jangan berpikir lagi cari kerjaan, tapi turun ke desa, ciptakan usaha dan kembangkan desa. Yang saya harapkan akan muncul pengusaha menengah atau yang besar berasal dari desa," ucap Menteri Eko.
Selain kewirausahaan, Menteri Eko juga mendorong agar Forum Pertides mengajarkan mengenai teknologi digital kepada masyarakat desa. Mendes Eko meyakini, metode tersebut dapat memberi peluang kepada para petani agar bisa memberi nilai tambah kepada produk-produk mereka. Selain itu, teknologi digital juga dapat mendorong terbukanya lapangan pekerjaan yang baru.
Senada dengan pernyataan Menteri, Ketua Forum Pertides yang juga Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Kadarsyah Suryadi mengakui, teknologi digital merupakan tantangan yang harus dihadapi dalam era 4.0 ini. Penggunaan aplikasi melalui telepon seluler kian memudahkan sejumlah urusan. Dia pun mengapresiasi upaya pelatihan yang dilakukan di balai-balai Kementerian Desa untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, khususnya dalam menginisiasi penerapan teknologi digital dalam bahan ajar.
"Jadi, adanya demokratisasi ilmu pengetahuan dan teknologi digital sekarang ini, akan mendorong adanya mobilisasi komoditas. Bukan lagi orang yang bergerak mencari barang, tapi kini barang yang datang ke orangnya. Tinggal pakai handphone. Kami yakin ke insan-insan di desa juga bisa lakukan hal yang sama. Perguruan Tinggi untuk Desa siap untuk mendukung pengembangan tersebut," kata Kadarsyah. (*)