INFO NASIONAL – Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) akan melaksanakan rapat paripurna dalam rangka Sidang Tahunan MPR pada 16 Agustus 2018. Ketua MPR Zulkifli Hasan mengatakan, MPR melaksanakan Sidang Tahunan sebagai mandat dari Tata Tertib MPR. Sidang Tahunan MPR dilaksanakan agar masyarakat mengetahui apa yang dilakukan lembaga negara.
“Di forum sidang MPR inilah. Sebab, MPR merupakan perwakilan kedaulatan rakyat. MPR terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD). Dalam Tata Tertib MPR, disebut MPR memfasilitasi lembaga negara untuk menyampaikan laporan kinerja kepada publik. Ini bukan forum pertanggungjawaban atau untuk mengadili apa yang sudah atau belum dilakukan lembaga negara,” kata Zulkifli dalam program “Bincang Kita”, yang disiarkan langsung dari Studio Kompas TV, pada Senin pagi, 13 Agustus 2018. Tema “Bincang Kita” adalah “Menjelang Pelaksanaan Sidang Tahunan MPR”.
Baca Juga:
Laporan kinerja lembaga negara, lanjut Zulkifli, disampaikan presiden sebagai kepala negara dan eksekutif pemerintahan. “Ini karena kedudukan lembaga negara setara, sehingga presiden pun berhak untuk mewakili lembaga negara lain untuk menyampaikan laporan kinerja. Ini sudah menjadi kesepakatan politik. Masyarakat perlu mengetahui apa yang dilakukan lembaga negara. Ini disampaikan presiden sebagai kepala negara karena waktunya pendek,” ujarnya.
Zulkifli menambahkan, dalam rapat gabungan (Ragab) antara pimpinan MPR dan pimpinan fraksi serta kelompok DPD terakhir, Sidang Tahunan MPR akan mengesahkan pembentukan Panitia Ad Hoc I dan Panitia Ad Hoc II. Panitia Ad Hoc I bertugas menyiapkan haluan negara. PAH II bertugas membuat rekomendasi dan menyempurnakan Tata Tertib MPR.
“Rekomendasi dari MPR periode sebelumnya (2009–2014) kita tindaklanjuti. Pada MPR periode 2014–2019 ini, sudah harus ada hasilnya, yaitu pokok-pokok mengenai haluan negara. Jadi, pada akhir MPR periode 2014–2019 ini sudah ada hasilnya, yaitu pokok-pokok mengenai haluan negara. Jika ada kesepakatan politik bisa dilanjutkan dengan amandemen, jika tidak dilanjutkan pun sudah ada bahannya (pokok-pokok haluan negara),” ucapnya.
Baca Juga:
Dalam Sidang Tahunan MPR, Zulkifli akan menyampaikan pidato. Salah satunya, soal harapan kepada masyarakat untuk tidak mencemari udara Indonesia dengan kebencian, SARA, dan tidak menghalalkan segala cara guna mendapatkan kemenangan.
“Karena tugas MPR adalah mengawal Pancasila, menjaga konstitusi, serta kebersamaan Merah-Putih. Saya akan menyampaikan kepada masyarakat, termasuk partai politik dan pendukung kandidat presiden serta wakil presiden, untuk tidak mencemari udara Indonesia ini dengan kebencian, memakai SARA, juga menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kemenangan. Pilihan boleh berbeda, tapi Merah-Putih kita sama. Kita punya tanggung jawab moral individu terhadap siapa pun untuk tidak mencemari udara Indonesia dengan kebencian,” tuturnya.
Menurut Zulkifli, kontestasi dalam demokrasi adalah sesuatu hal biasa. Tiap lima tahun dilakukan pemilihan untuk pergantian pemimpin. “Itu adalah kontestasi antarkita. Joko Widodo adalah kader terbaik Indonesia. Prabowo juga kader terbaik Indonesia. Keduanya bukan orang lain. Kita mengharapkan pemilihan yang berkualitas, bukan meningkatkan saling benci,” ujarnya. (*)