TEMPO.CO, Medan - Tim gabungan Badan SAR Nasional (Basarnas) merencanakan penggunaan pukat harimau dalam proses pencarian bangkai KM Sinar Bangun. Hal tersebut dilakukan sebab jangkar yang digunakan untuk menyisir dasar perairan Tigaras-Simanindo di Danau Toba tersangkut.
“Saya ingin meningkatkan pencarian dengan peralatan pukat harimau,” kata Kepala Basarnas, Marsekal Muda Muhammad Syaugi, di Dermaga Tigaras pada Selasa, 26 Juni 2018.
Baca:
Basarnas Temukan Koordinat Bangkai KM Sinar Bangun
Alat pukat disebutkan Syaugi telah dipinjam dari Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan Sibolga dan Belawan. Alat rencananya digunakan dalam pencarian pada Rabu pagi ini, 27 Juni 2018. "Pagi rencananya kami akan sapu ke area yang sudah ditentukan," katanya.
Syaugi mengatakan, proses pencarian pada hari kesembilan dapat dilakukan lebih maksimal karena cuaca di sekitar Perairan Tigaras-Simanindo mendukung. Pencarian dapat dilakukan ke titik yang lebih dekat dengan lokasi tenggelamnya KM Sinar Bangun.
Baca juga:
Beri Vonis Berat kepada Jennifer Dunn, Ini Alasan Hakim
Pelukan Hari Moekti Masih Dirasakan Sang Anak
Sayang pencarian lalu terganggung jangkar yang tersangkut pada sebuah obyek besar di dasar danau. Karenanya, diputuskan pencarian dihentikan dan mencari alat baru berupa pukat harimau.
Syaugi menambahkan, pukat harimau dapat menyisir kedalaman hingga 1000 meter. "Harapannya dengan pukat harimau, benda-benda yang diduga bagian atau KM Sinar Bangun bisa ditemukan.”
Petugas gabungan mengizinkan keluarga korban ikut dalam proses pencarian. Hal tersebut dimaksudkan agar keluarga tahu upaya apa saja yang telah dilakukan Basarnas dan timnya.