TEMPO.CO, Jakarta - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia atau KSPI secara resmi mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2019-2024. Dalam pernyataan dukungan di Hari Buruh atau May Day pada 1 Mei 2018, Presiden KSPI Said Iqbal mengajukan nama Menteri Tenaga Kerja dari kalangan buruh jika kelak Prabowo terpilih sebagai presiden.
Namun, dia membantah pengajuan posisi itu sebagai 'jatah' atas dukungan kelompoknya kepada Ketua Umum Gerindra itu.
"Itu bukan jatah. Wajar di seluruh dunia kalau kita lakukan kontrak politik, lalu ada orang dari buruh yang bisa mengawal kontrak politik itu," kata Iqbal selepas kelompoknya mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo Subianto untuk maju menjadi capres dalam Pemilu 2019.
Baca juga: KSPI Ajukan 10 Tuntutan saat Dukung Prabowo Jadi Capres
Iqbal mengatakan usulannya itu adalah untuk menjamin kepentingan buruh. Menurut dia, buruh punya kepentingan untuk menjamin sepuluh tuntutan rakyat yang diajukan KSPI bisa dipenuhi oleh Prabowo bila menjadi presiden kelak.
"Jadi secara tegas, kami kepada Bapak Prabowo, bila Allah berkehendak dan rakyat memilih beliau jadi pemimpin RI, menteri tenaga kerja berasal dari serikat buruh," kata Iqbal.
Iqbal berujar adalah hal yang lazim bahwa kementerian yang mengurusi soal buruh dan pekerja dikepalai oleh perwakilan dari serikat buruh. Dia mengambil contoh di Jerman dan Amerika Serikat yang memiliki menteri yang berasal dari konfederasi serikat buruh. "Tentang nama belum kami putuskan."
Dia menuturkan telah mendiskusikan hal tersebut. "Bahkan Pak Prabowo menawarkan bila Persatuan Guru RI bisa mendukung beliau, Pak Prabowo mempertimbangkan," kata dia. "Belum pernah guru PGRI menjadi menteri pendidikan."
KSPI resmi mendeklarasikan dukungan politiknya kepada Prabowo Subianto. Hal itu disampaikan di Istora Senayan, Jakarta, Selasa, 1 Mei 2018, sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day.
Baca juga: Hadiri May Day di Istora, Prabowo Disambut Halo-halo Bandung
Dukungan kepada Prabowo Subianto itu diberikan setelah mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus itu sepakat menandatangani kontrak politik yang berisikan sepuluh tuntutan buruh dan rakyat alias Sepultura. Dalam kontrak itu termaktub bahwa Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia, Organisasi Serikat Pekerja, Organisasi buruh, Pekerja honor, Pedagang kaki lima, dan organisasi Gerakan sosial lainnya berjanji mendukung Prabowo Subianto sebagai Presiden Republik Indonesia periode 2019-2024.
"Dan karenanya pihak kedua bersungguh-sungguh mengkonsolidasikan kekuatan organisasi dan seluruh anggotanya untuk memenangkan Prabowo Subianto sebagai Presiden Republik Indonesia 2019-2024 melalui kampanye," seperti dibacakan Prabowo Subianto dalam penandatanganan kontrak politik antara dirinya dan KSPI.
Sebelumnya, Said Iqbal mengatakan, hanya Prabowo yang berkomitmen menjalankan 10 tuntutan buruh dan rakyat atau disebut Sepultura. "Karena itu, buruh KSPI secara bulat akan memberikan dukungan kepada beliau menjadi presiden periode 2019-2024," kata Said.