TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Mayor Jenderal (Purnawirawan) Wisnu Bawa Tenaya prihatin atas maraknya penyerangan terhadap tokoh agama. "Kami dari PHDI sungguh melihat kondisi yang terjadi akhir-akhir ini cukup memprihatinkan," kata Wisnu di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Rabu, 14 Februari 2018.
Wisnu mengimbau masyarakat sering-sering ke tempat ibadah untuk berdoa dan menebar kasih sayang, dengan hati yang lapang dan bersih. "Mari kita coba lihat ke dalam diri masing-masing kita, kemudian pikiran bersih, hati bersih, akan membuat komunikasi kita menjadi terang benderang."
Baca:
Yenny Wahid: Ada Benang Merah dalam...
PBNU: Penyerangan Tokoh Agama Siratkan...
Menurut Wisnu, hal terpenting saat ini ialah masyarakat bisa tenang, tidak terprovokasi, dan mudah diadu domba siapa pun. Ia meminta semua orang ikut menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Ia berharap aparat keamanan bisa menyelesaikan kasus penyerangan terhadap tokoh agama dengan baik. "Ingat Pancasila, ingat Merah Putih, ingat kita sebagai satu saudara. Kita sama-sama ingin hidup menuju kedamaian dan kebahagiaan bersama," ujarnya.
Baca juga:
Baca juga: Pemerintah Didesak Ungkap Tokoh Utama...
Tindak kekerasan terhadap tokoh agama marak terjadi belakangan ini. Sejak awal 2018, tercatat setidaknya empat kasus penyerangan. Yang teranyar dialami Romo Edmund Prier dan sejumlah anggota jemaatnya di Gereja St Lidwina Bedog, Trihanggo, Sleman, Yogyakarta.
Sebelumnya, kekerasan terjadi terhadap Umar Basri, tokoh Nahdlatul Ulama dan pengasuh Pesantren Al-Hidayah Cicalengka, Bandung, Jawa Barat. Selain itu, kekerasan dialami Komandan Brigade PP PERSIS di Blok Sawah, Kelurahan Cigondewah Kaler, Kota Bandung, Jawa Barat, pada 1 Februari 2018. Begitu juga dengan biksu Mulyanto Nurhalim dan pengikutnya di Desa Caringin, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang, Banten.