TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengatakan bakal mengevaluasi penanganan gizi buruk di Kabupaten Asmat, Papua. Ia mengklaim 80 persen bantuan sudah didistribusikan melalui tim dari Kementerian Kesehatan, Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian RI.
“Nanti ada evaluasi yang dilakukan secara parsial, tapi ini menjadi suatu gerakan terpadu,” kata Puan Maharani di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin, 29 Januari 2018.
Baca: Gizi Buruk dan Campak di Asmat, Jokowi Minta Solusi Menyeluruh
Menurut Puan, pemerintah pusat akan mengevaluasi pemerintah daerah dalam menangani gizi buruk di daerahnya. Selain itu, kata dia, pemerintah sedang berkoordinasi untuk menyalurkan tenaga medis dan tenaga pendidikan untuk Kabupaten Asmat. “Bagaimana caranya, masih kami kaji,” ujarnya.
Dalam beberapa bulan terakhir, puluhan anak di Asmat terserang wabah campak dan gizi buruk. Bahkan puluhan orang meninggal karena keterlambatan penanganan medis. Sejumlah anak dirawat di rumah sakit setempat dengan kondisi kesehatan yang memprihatinkan.
Simak: Mensos Minta Para Menteri Bersinergi Atasi Gizi Buruk di Papua
Presiden Joko Widodo sempat memanggil Gubernur Papua Lukas Enembe, Bupati Asmat Elisa Kambu, dan Bupati Nduga Doren Wakerkwa di Istana Bogor, Jawa Barat, pada Selasa malam, 23 Januari 2018.
Jokowi membahas wabah campak dan gizi buruk yang menimpa anak-anak di wilayah tersebut. Ia meminta para kepala daerah menyiapkan solusi jangka menengah untuk mengatasi persoalan yang sedang dihadapi.
Belakangan, muncul rencana Jokowi yang ingin merelokasi warga Asmat. Menurut Menteri Sosial Idrus Marham, relokasi yang dimaksud Jokowi lebih kepada melakukan sentralisasi permukiman sehingga pelayanan kesehatan akan lebih mudah dan baik. "Mungkin relokasi yang dimaksud itu adalah mengumpulkan rumah-rumah yang tersebar pada satu tempat," ucapnya.
ARKHELAUS W. | ADAM PRIREZA