Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Siswa SD di Kediri Jadi Korban Bullying, Alami Infeksi Otak

image-gnews
Ilustrasi persekusi, bullying. Shutterstock
Ilustrasi persekusi, bullying. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Siswa sekolah dasar yang menjadi korban bullying atau perisakan di Kediri dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo Surabaya. Dinas Pendidikan setempat mengklaim telah mendamaikan kasus itu meski polisi terus bergerak mencari pelakunya.

Setelah sempat menjalani perawatan di Ruang ICU Rumah Sakit Bhayangkara Kediri, TA, 12 tahun siswa kelas lima Sekolah Dasar Negeri Pakunden Kota Kediri yang menjadi korban perisakan akhirnya dirujuk ke RSUD Dr Soetomo Surabaya. Korban diduga mengalami infeksi otak dan sakit pada kemaluannya setelah dianiaya tujuh temannya di halaman sekolah.

Baca juga: Dampak Bullying bagi Pelaku

Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Kediri Chevy Ning Suyudi mengatakan TA dirujuk ke RSUD Dr Soetomo untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. “Tim kami sudah menjenguk korban ke Surabaya,” kata Chevy, Senin 29 Januari 2018.

Chevy mengatakan kasus perisakan ini sebenarnya telah diselesaikan secara kekeluargaan oleh para orang tua siswa. Bahkan keluarga TA sudah bisa menerima peristiwa itu dan mengikuti proses pengobatan di Rumah Sakit Bhayangkara.

Dirujuknya TA ke RSUD Dr Soetomo Surabaya, menurut Chevy, untuk mengetahui penyebab pasti sakit yang diderita TA. Sebab dokter menduga TA mengalami infeksi akibat serangan virus, selain tindak kekerasan yang dialami. “Kita ingin pastikan dulu penyebab sakitnya apa,” kata Chevy.

Namun lepas dari penyebab sakit yang diderita TA, Dinas Pendidikan Kota Kediri akan mengevaluasi proses belajar mengajar di SD Negeri Pakunden. Peristiwa tersebut menunjukkan kurangnya pengawasan guru kepada siswa-siswinya saat berada di luar kelas. Sebab seluruh aktivitas pelajar yang dilakukan di lingkungan sekolah tetap menjadi tanggungjawab penuh pihak sekolah.

Data yang diterima Dinas Pendidikan Kota Kediri menyebutkan peristiwa perisakan ini terjadi pada tanggal 18 Januari 2018 lalu. Kala itu TA bersama teman-temannya tengah bertanding sepak bola saat jam istirahat di halaman sekolah. Secara tak sengaja TA melakukan gol bunuh diri yang memicu kemarahan teman-temannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di luar dugaan, mereka menghajar TA secara keroyokan. Bahkan beberapa kali kemaluan korban ditendang dan diinjak-injak. Ironisnya peristiwa yang sempat menjadi perhatian para pelajar itu tak diketahui sama sekali oleh para pengajar.

Hingga pada akhirnya TA mengalami demam dan dilarikan ke rumah sakit oleh orang tuanya. Di rumah sakit TA menceritakan peristiwa yang dialami kepada orang tua dan gurunya. “Pihak sekolah sudah melakukan mediasi dan keluarga korban bisa menerima,” kata Chevy.

Kasus ini menjadi perhatian kepolisian lantaran kondisi kesehatan TA yang terus memburuk. Bahkan dia sempat dirawat di ruang ICU RS Bhayangkara Kediri sebelum dirujuk ke RSUD Dr Soetomo Surabaya.

Baca juga: Psikolog Jelaskan 3 Faktor Remaja Lakukan Bullying

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Kediri Ajun Komisaris Ridwan Sahara mengatakan polisi terus menyelidiki kasus bullying itu dengan memeriksa sejumlah siswa dan pengajar SDN Pakunden. Dari pemeriksaan itu diketahui jika pelaku perisakan terhadap TA berjumlah tujuh siswa. “Motifnya karena kesal saat bermain sepak bola,” kata Ridwan.

Hingga kini polisi belum menetapkan tersangka dalam kasus ini. Mereka juga memastikan pemeriksaan terhadap para pelajar sekolah dasar dilakukan secara ramah sesuai UU Perlindungan Anak.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kasus Kematian Mahasiswa PPDS Naik ke Penyidikan, Pelaku Bullying Disidik jadi Tersangka

17 hari lalu

Mahasiswa menyalakan lilin sebagai aksi belasungkawa  wafatnya mahasiswa PPDS FK Undip dr Aulia Risma Lestari sekaligus mengawal pengungkapan kasus dugaan bunuh diri dan perundungan di Widya Puraya, kampus Undip Semarang, Senin 2 September 2024. Mahasiswa berharap pengusutan kasus ini segera tuntas, hasil investigasi segera bisa keluar agar kasus ini tidak berlarut larut. Tempo/Budi Purwanto
Kasus Kematian Mahasiswa PPDS Naik ke Penyidikan, Pelaku Bullying Disidik jadi Tersangka

Kasus kematian, Aulia Risma telah naik ke tahap penyidikan. Mahasiswa PPDS itu ditengarai jadi korban bullying.


Seunghan Tinggalkan RIIZE, Penjual Album dan Merchandise Ikut Aksi Boikot

19 hari lalu

Seunghan. Foto: Instagram.
Seunghan Tinggalkan RIIZE, Penjual Album dan Merchandise Ikut Aksi Boikot

Aksi boikot terhadap SM Entertainment terus berlanjut, imbas hengkangnya Seunghan dari RIIZE.


Kasus Kematian Mahasiswa PPDS Undip Naik Penyidikan, Kepolisian akan Tetapkan Tersangka

20 hari lalu

Mahasiswa menyalakan lilin sebagai aksi belasungkawa  wafatnya mahasiswa PPDS FK Undip dr Aulia Risma Lestari sekaligus mengawal pengungkapan kasus dugaan bunuh diri dan perundungan di Widya Puraya, kampus Undip Semarang, Senin 2 September 2024. Mahasiswa berharap pengusutan kasus ini segera tuntas, hasil investigasi segera bisa keluar agar kasus ini tidak berlarut larut. Tempo/Budi Purwanto
Kasus Kematian Mahasiswa PPDS Undip Naik Penyidikan, Kepolisian akan Tetapkan Tersangka

Dokter Aulia Risma diduga menjadi korban bullying atau perundungan dari seniornya di program PPDS Undip.


Hanni NewJeans Ungkap Bullying di HYBE dalam Sidang Parlemen Korea

20 hari lalu

Hanni dari New Jeans akan memberikan kesaksian di Majelis Nasional untuk sidang pada tanggal 15 Oktober 2024 di Seoul, Korea Selatan. Hanni dari girlband NewJeans telah membuat pernyataan, menyatakan kesediaannya untuk memberikan kesaksian di audit Majelis Nasional atas tuduhan perundungan di tempat kerja. Kim Min-Hee/Pool via REUTERS
Hanni NewJeans Ungkap Bullying di HYBE dalam Sidang Parlemen Korea

Hanni NewJeans mengungkap pengalaman bullying di HYBE yang membuka sorotan baru terhadap industri K-pop.


Siswa Madrasah Aliyah As-Syafi'iyah Korban Penganiayaan Telah Siuman Setelah Koma Dua Hari

23 hari lalu

Mukti (49 tahun), menjelaskan kondisi putranya berinisial AAP (16 tahun) yang menjadi korban penganiayaan di area Madrasah Aliyah As-Shafi'iyah 01 Tebet. Mukti ditemui di RSUD Budhi Asih, Jakarta Timur, Sabtu, 12 Oktober 2024. TEMPO/Dian Rahma Fika A
Siswa Madrasah Aliyah As-Syafi'iyah Korban Penganiayaan Telah Siuman Setelah Koma Dua Hari

Siswa yang menjadi korban penganiayaan itu mengalami pendarahan hebat di bagian otak. Operasi berjalan sekitar delapan jam.


Kasus Bullying Binus Simprug, Kuasa Hukum Korban: Jangan Salahkan Kalau Kami Gaspol

27 hari lalu

Rapat dengar pendapat Komisi III DPR terkait kasus perundungan siswa SMA Binus School Simprug di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 17 September 2024. Foto: ANTARA/Melalusa Susthira K
Kasus Bullying Binus Simprug, Kuasa Hukum Korban: Jangan Salahkan Kalau Kami Gaspol

Kuasa hukum korban bullying Binus Simprug mengatakan tidak ada perdamaian dalam proses hukum kasus itu.


SMP Negeri 8 Depok Sangkal Bullying Siswa Berkebutuhan Khusus, KPAI: Masalah Serius

31 hari lalu

Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarpras SMP Negeri 8 Depok Siti Rukiah saat dikonfirmasi soal aksi bullying di sekolah tersebut, Jumat, 4 Oktober 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
SMP Negeri 8 Depok Sangkal Bullying Siswa Berkebutuhan Khusus, KPAI: Masalah Serius

KPAI menyebut SMP 8 Depok terindikasi mengabaikan laporan orang tua korban bullying.


Bantah Ada Bullying ke Siswa Berkebutuhan Khusus, SMP 8 Depok: Hanya Melempar Kerikil, Bukan Batu

32 hari lalu

Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarpras SMP Negeri 8 Depok Siti Rukiah saat dikonfirmasi soal aksi bullying di sekolah tersebut, Jumat, 4 Oktober 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Bantah Ada Bullying ke Siswa Berkebutuhan Khusus, SMP 8 Depok: Hanya Melempar Kerikil, Bukan Batu

SMP Negeri 8 Depok membantah telah terjadi bullying terhadap salah seorang siswa berkebutuhan khusus. Mereka disebut bercanda melempar kerikil.


Siswa Berkebutuhan Khusus di Depok Jadi Korban Bullying hingga Lukai Diri Sendiri, Orang Tua Lapor Polisi

32 hari lalu

Ilustrasi perisakan/bullying. Shutterstock
Siswa Berkebutuhan Khusus di Depok Jadi Korban Bullying hingga Lukai Diri Sendiri, Orang Tua Lapor Polisi

Siswa berkebutuhan khusus di SMP Negeri 8 Depok diduga menjadi korban bullying teman sekolahnya hingga pukul kaca jendela kelas.


KPAI Akui Marak Kasus Bullying di Sekolah Elite, Pengaduan Mulai Bermunculan

38 hari lalu

Ilustrasi perisakan/bullying atau penganiayaan. Shutterstock
KPAI Akui Marak Kasus Bullying di Sekolah Elite, Pengaduan Mulai Bermunculan

KPAI menilai regulasi pencegahan bullying di satuan pendidikan, termasuk di sekolah-sekolah elite, belum optimal