Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Survei: Pelanggaran HAM Jadi Persoalan Terbesar di Papua

image-gnews
Peserta aksi berorasi saat demo untuk merayakan Hari Kemerdekaan Papua Barat dan menuntut penutupan PT Freeport Indonesia, di Jakarta, 1 Desember 2017. TEMPO/Subekti
Peserta aksi berorasi saat demo untuk merayakan Hari Kemerdekaan Papua Barat dan menuntut penutupan PT Freeport Indonesia, di Jakarta, 1 Desember 2017. TEMPO/Subekti
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Change.org melakukan kerja sama survei persepsi publik soal permasalahan di Papua. Survei dilakukan pada November lalu selama tiga minggu itu, diikuti lebih dari 27 ribu responden. Ada tiga kelompok responden 2 persen warga Papua asli, 3 persen warga Papua non-asli, dan 95 persen warga Indonesia di luar Papua. Sebanyak 5,51 persen warga asli Papua menganggap persoalan Hak Asasi Manusia adalah persoalan terbesar di Papua.

“Berdasarkan hasil survei, permasalahan di Papua tidak hanya pendidikan, kemiskinan dan miras, namun juga pelanggaran HAM (8 persen),” ujar Cahyo Pamungkas dari tim Kajian Papua, LIPI, dalam keterangannya, Kamis, 14 Desember 2017.

Baca: Terungkap di Dokumen AS, Dana dan Senjata untuk Papua

Penyelesaian persoalan Papua, menurut Cahyo, tidak bisa dilepaskan dari penyelesaian HAM, baik dengan cara pengadilan ataupun rekonsiliasi. Direktur Eksekutif Amnesty International Usman Hamid juga membenarkan hasil survei tersebut. Menurut dia, pelanggaran HAM di Papua merupakan persoalan yang harus segera diselesaikan oleh pemerintah.

Usman menyebutkan, pemerintah seringkali keliru memandang kasus di Papua, seperti kasus Wasior dan Wamena sebagai satu-satunya kasus pelanggaran HAM terkait hak sipil dan publik. Menurut Usman, kasus Wasir juga menyangkut masalah kekerasan dengan dimensi gender, sosial, politik, hingga motif dasar ekonomi yang luas.

Kelirunya persepsi pemerintah, kata Usman, berdampak dalam menerapkan pembangunan ekonomi dan infrastruktur. “Jadi kalau pemerintah ingin menerapkan pembangunan ekonomi dan infrastruktur harus hati-hati. Timbul sengketa lahan, pelanggaran hak adat, kerusakan hutan,” ujar Usman, di Kantor LIPI, Jakarta Selatan, Kamis, 14 Desember 2017.

Baca: LIPI: Ada Perbedaan Persepsi Soal Kondisi Papua

Usman menuturkan, jika pemerintah hanya mengutamakan pembangunan ekonomi dan infrastruktur di Papua, maka hal itu bisa memproduksi pelanggaran HAM. Nantinya, dikhawatirkan demokrasi Indonesia yang otonomi khusus di Papua justru melahirkan kesenjangan ekonomi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Usman mengatakan, pemerintah juga perlu membuka akses media untuk meliput kondisi Papua. Menurt dia, hal itu dapat menjembatani penyelesaian pelanggaran HAM dan mencegah pelanggaran baru. “Di Papua adalah sub-national authoritarian politik. Indonesia sudah demokratis, tapi Papua masih terjebak dalam otoritarianisme,” tutur Usman.

Deputi Kantor Staf Presiden Jaleswari Pramodhawardani mengatakan pemerintah telah menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2017 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Papua dan Papua Barat. Presiden Joko Widodo (Jokowi), kata Jaleswari, melalui Inpres itu telah mengintruksikan lembaga-lembaga terkait untuk mengkaji persoalan Papua secara holistik. “Yang sering dianggap sebagai hambatan adalah mekanisme di lapangannya,” ujar Jaleswari, di Kantor LIPI, Jakarta Selatan, Kamis 14 Desember 2017.

Tokoh Papua, Peter Nales mengatakan, penyelesaian kasus pelanggaran HAM di Papua perlu dilakukan melalui pendekatan dialog. “Karena dialog tidak membunuh siapa pun. Dialog dikedepankan untuk mencegah konflik sekaligus menyelesaikan masalah Papua terkini,” kata Peter di Kantor LIPI, Jakarta Selatan, Kamis, 14 Desember 2017.

Peter menuturkan dialog itu kemungkinan akan diinisiasi pada 2018 mendatang. Menurut Peter, dialog diperlukan karena banyaknya perubahan demografi akibat migrasi besar-besaran di Papua. Perubahan itu, kata Peter, membuat orang asli Papua sudah menjadi minoritas di tanah mereka sendiri.

“Di Jayapura, Merauke, Timika, Sorong, orang Papua sudah menjadi minoritas. Ada kekhawatiran orang Papua semakin minoritas hingga suatu saat bisa punah. Memang kita butuh dialog,” tutur Peter.

Hasil survei juga menunjukkan, meskipun terdapat perbedaan persepsi dari masing-masing kelompok responden, ketiga kelompok sebesar 93 persen menilai bahwa dialog nasional untuk mencari solusi atas masalah di Papua dianggap penting dan penting sekali. Ketiga kelompok juga menilai bahwa Presiden Jokowi dan masyarakat Papua memegang peranan kunci dalam menyelesaikan masalah-masalah yang ada di Tanah Papua.

RIANI SANUSI PUTRI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

59 menit lalu

Panglima TPNPB Kodap VIII Intan Jaya Brigadir General Undius Kogeya bersama pasukannya. Sumber: TPNPB OPM
Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.


Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

1 jam lalu

Acara penandatanganan Kontrak Kerja sama Bantuan Hibah dengan Lembaga Swadaya Masyarakat Jepang pada 1 Mei 2024, untuk proyek pengenalan, diseminasi, dan pelatihan penggunaan peralatan sederhana untuk mendorong proses produksi, pengolahan, dan penjualan guna meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Jepang di Jakarta
Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua


Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

5 jam lalu

Panglima TPNPB Kodap VIII Intan Jaya Brigadir General Undius Kogeya bersama pasukannya. Sumber: TPNPB OPM
Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

Masyarakat Intan Jaya, Papua Tengah, menolak permintaan TPNPB-OPM untuk meninggalkan kampung Pogapa, Intan Jaya, yang merupakan daerah konflik.


Alasan TPNPB Bakar Gedung SD Inpres Papua: Digunakan Militer Indonesia

6 jam lalu

Sebby Sambom. phaul-heger.blogspot.com
Alasan TPNPB Bakar Gedung SD Inpres Papua: Digunakan Militer Indonesia

TPNPB mengaku bertanggung jawab atas pembakaran sebuah gedung SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya, Papua


TNI Benarkan Ada Serangan TPNPB, Bantah Ada Prajurit yang Luka

8 jam lalu

Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Chandra Kurniawan. Foto: ANTARA/Evarukdijati
TNI Benarkan Ada Serangan TPNPB, Bantah Ada Prajurit yang Luka

Kodam XVII/Cenderawasih membenarkan ada serangan dari TPNPB kepada Satgas Yonif 527/BY yang sedang berpatroli di Kampung Bibida, Paniai, Papua


Dua Hari Serangan TPNPB, TNI-Polri akan Tambah Pasukan di Intan Jaya

9 jam lalu

Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri. (ANTARA/Evarukdijati/nbl).
Dua Hari Serangan TPNPB, TNI-Polri akan Tambah Pasukan di Intan Jaya

TNI-Polri akan kirim pasukan tambahan imbas serangan TPNPB pada 30 April dan 1 Mei 2023 di Intan Jaya


TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

10 jam lalu

Sebby Sambom. phaul-heger.blogspot.com
TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.


Polres Yahukimo Tangkap 5 Tersangka Pembunuhan Bripda Oktavianus Buara, Polisi: Dua Masih Dikejar

23 jam lalu

Jenazah Bripda Oktovianus Buara yang ditemukan meninggal akibat dianiaya di Dekai tiba di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa 16 April 2024. (ANTARA/HO/Dok KP3 Bandara Sentani)
Polres Yahukimo Tangkap 5 Tersangka Pembunuhan Bripda Oktavianus Buara, Polisi: Dua Masih Dikejar

TPNPB-OPM menyatakan bertanggung jawab atas pembunuhan seorang polisi Bripda Oktovianus Buara di Distrik Dekai, Yahukimo, Papua Pegunungan.


TPNPB Serang Polsek Homeyo di Intan Jaya, Klaim Tewaskan Satu Intel

1 hari lalu

Sebby Sambom. phaul-heger.blogspot.com
TPNPB Serang Polsek Homeyo di Intan Jaya, Klaim Tewaskan Satu Intel

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB menyerang Polsek Homeyo, Intan Jaya, dan menewaskan satu orang


KKB Intan Jaya Papua Serang Polsek Homeyo, 1 Warga Tewas

2 hari lalu

 Kabag Humas Operasi Satgas Damai Cartenz 2024 AKBP Bayu Suseno. Dok: Satgas Damai Cartenz.
KKB Intan Jaya Papua Serang Polsek Homeyo, 1 Warga Tewas

Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz AKBP Bayu Suseno membenarkan KKB Intan Jaya menyerang Polsek Homeyo, Intan Jaya, Papua.