Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rangkaian Europalia 2017: Ngobrol Tentang Budaya Maritim Indonesia

image-gnews
Menduniakan Kebudayaan Indonesia di Europalia 2017
Menduniakan Kebudayaan Indonesia di Europalia 2017
Iklan

INFO NASIONAL - Tahun ini Indonesia menjadi tamu kehormatan pada Festival Budaya dan Seni Internasional Europalia yang digagas oleh Kerajaan Belgia. Europalia dikenal sebagai festival pameran seni dan budaya terbesar di Eropa dan diselenggarakan di beberapa negara seperti Belanda, Perancis, Jerman dan sebagainya serta Belgia sebagai tuan rumah. Europalia 2017 dimulai Oktober 2017 hingga Februari 2018.

Untuk menyambut festival tersebut, Tempo bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan acara Ngobrol lebih jauh dalam mengenal budaya maritim Indonesia sesuai dengan tema “Kingdom of Sea Archipel”. Dalam acara tersebut hadir Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid, Peneliti Arkeologi Nasional Bambang Budi Utomo, Guru Besar Universitas Diponegoro sekaligus Peneliti Sejarah Maritim Singgih Tri Sulistyanto, serta Dini Sastroatmojo dari Asosiasi Pemuda Maritim Indonesia. “Kapal Pandewakang yang kami bawa dari Sulawesi akhirnya bisa dipamerkan di Museum La Boverie di kota Leige Belgia. Dalam dua minggu, pembuat kapal dari Bulukumba berhasil memasang kapal tersebut dari kondisi terurai. Yang menarik, kapal Pandewakang menjadi perhatian warga Belgia karena memadukan tradisi di tengah perkembangan teknologi,” kata Hilmar Farid.

“Sejarah tentang maritim Indonesia bisa dilihat mulai dari diaspora manusia Austronesia dari Formosa menyebar ke Madagaskar hingga Selandia Baru, termasuk Indonesia,” kata Bambang Budi Utomo. Bukti pertama yang menunjukkan kejayaan maritim Indonesia adalah seperti yang tertera di Prasasti Kedukan Bukit yang menjelaskan mengenai kejayaan Sriwijaya dengan armada lautannya. “Dinasti Syailendra, Singasari, Majapahit, Bali, hingga Bugis menunjukkan bagaimana maritim menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat Indonesia,” tambah Tommy, sapaan akrab Bambang Budi Utomo. “Bahkan, di prasasti Candi Borobudur ada 11 relief yang menunjukkan gambar kapal dari mulai yang kecil untuk menyeberang sungai hingga yang besar untuk melintasi samudera,” tambahnya. Jenis kapalnya pun berkembang dan inovatif mengikuti pengetahuan yang mereka dapatkan saat itu.

“Kapal Pandewakang kami bawa ke Belgia untuk menunjukkan bahwa tradisi dari zaman lampau masih dilestarikan hingga kini,” kata Singgih Tri Sulistyanto. Dalam berbagai literatur, kapal Pandewakang adalah prototipe dari kapal Austronesia dan kerap lalu lalang di samudera mulai dari zaman penjajahan hingga saat ini. Meskipun kini banyak yang membuat kapal pinisi –yang menggabungkan ilmu membuat kapal Pandewakang dengan Galion dari Eropa-, kapal Pandewakang tetap dianggap sebagai yang paling asli dari Sulawesi. Pada saat diskusi yang dipandu Bagja Hidayat, Redaktur Pelaksana Majalah Tempo, juga menghadirkan pembuat kapal Pandewakang H. Jafar di Bulukumba serta laporan langsung dari Museum La Boverie melalui video conference.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara dari sisi kekinian, menurut Dini Sastroatmojo pihaknya melihat kita saat ini belum terlalu peduli pada budaya maritim, padahal itu dapat mensejahterakan masyarakat terutama masyarakat pesisir. “Kami banyak berkunjung ke kawasan pantai dengan nelayan-nelayan yang masih kurang sejahtera. Hanya satu yang berbeda yakni di Juwana Pati, mereka bisa menjadi nelayan yang sangat sejahtera karena ada budaya gotong royong bagi mereka seperti memiliki saham untuk kepemilikan kapal,” kata Dini. Karena itu, perlu upaya lebih sungguh-sungguh dan pemahaman yang baik seperti dengan pameran ataupun dengan membuat buku cerita anak-anak bertema maritim yang menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa bahari yang diperhitungkan dunia.

Seperti disinggung oleh Hilmar Farid, bagaimana pembuat kapal dari Bulukumba yang berkaca-kaca mendapat penghargaan yang sangat tinggi dari masyarakat Eropa bagaimana mereka membuat kapal dengan cara tradisional namun mampu menampilkan kekayaan budaya Indonesia di sektor maritim. “Hanya butuh waktu dua minggu menyusun rangkaian kayu terurai menjadi kapal Pandewakang sehingga menjadi ikon dalam Europalia 2017 ini,” kata Hilmar.

Kejayaan Indonesia di bidang maritim menemukan makna besarnya di Europalia 2017. (*)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Cara Merawat Ban Tubeless Mobil

7 November 2022

Cara Merawat Ban Tubeless Mobil

Agar ban tubeless Anda mampu bertahan lama, pasti harus diperlakukan dengan baik sehingga tidak cepat rusak.


Guru TIK Batam Makin Melek Digital

29 Agustus 2022

Kemenkominfo Menyelenggarakan Kelas Literasi Digital dalam Bimbingan Teknis untuk MeningkatkanKompetensi Guru TIK di Kota Batam | Foto: KEMENKOMINFO
Guru TIK Batam Makin Melek Digital

Kemenkominfo Menyelenggarakan Kelas Literasi Digital dalam Bimbingan Teknis untuk MeningkatkanKompetensi Guru TIK di Kota Batam


Semakin Mudah, LRT, Bus, dan Angkot di Palembang Sudah Terintegrasi

27 Februari 2022

Semakin Mudah, LRT, Bus, dan Angkot di Palembang Sudah Terintegrasi

Integrasi memudahkan aksesibilitas dan meningkatkan kenyamanan masyarakat menggunakan angkutan umum perkotaan di Palembang dan sekitarnya.


Gus Muhaimin Rajut Spirit Perjuangan Kiai Abbas di Pesantren Buntet Cirebon

27 Februari 2022

Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar
Gus Muhaimin Rajut Spirit Perjuangan Kiai Abbas di Pesantren Buntet Cirebon

Gus Muhaimin mengaku spirit perjuangan Kiai Abbas akan terus dikenang sepanjang masa.


Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota Utamakan Nelayan Kecil

27 Februari 2022

Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota Utamakan Nelayan Kecil

Kuota tersebut dimanfaatkan untuk nelayan lokal, bukan tujuan komersial (penelitian, diklat, serta kesenangan dan rekreasi), dan industri


BNI Siapkan Layanan Beyond Banking untuk 8 Juta Diaspora Indonesia

19 Februari 2022

(Ki-ka) Direktur Utama BNI Royke Tumilaar, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, dan Direktur Treasury dan International BNI Henry Panjaitan bersama sekitar 300 diaspora Indonesia yang hadir secara virtual dalam Acara Silaturahmi Daring Diaspora Indonesia, Sabtu (19/2/2021).
BNI Siapkan Layanan Beyond Banking untuk 8 Juta Diaspora Indonesia

Kolaborasi diaspora dengan perbankan nasional merupakan upaya untuk terus menciptakan banyak peluang investasi di luar negeri.


Mesin ATM BNI di Kantor Rans, Pakar: Strategi Bank Genjot Literasi Keuangan

19 Februari 2022

Mesin ATM BNI
Mesin ATM BNI di Kantor Rans, Pakar: Strategi Bank Genjot Literasi Keuangan

Heboh Raffi Ahmad dan Nagita Slavina yang mendapatkan kado ulang tahun mesin ATM dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).


Bamsoet Optimistis Pengaspalan Kembali Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika Segera Selesai

19 Februari 2022

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo
Bamsoet Optimistis Pengaspalan Kembali Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika Segera Selesai

Tes pramusim MotoGP yang telah digelar pada 11 Maret 2022 menjadi pelajaran penting menghadapi race MotoGP pada 18-20 Maret 2022 nanti.


Dukung KTT G20, PLN Tambah 2 Pembangkit Perkuat Listrik Bali

19 Februari 2022

Dukung KTT G20, PLN Tambah 2 Pembangkit Perkuat Listrik Bali

Kesuksesan penyelenggaraan G20 Indonesia akan menjadi bukti keandalan listrik PLN dalam mendukung kegiatan berstandar dunia.


HNW: Sebaiknya Pemerintah Segera Mencabut Permenaker 2/2022

19 Februari 2022

Wakil Ketua MPR RI Dr. H. M Hidayat Nur Wahid, MA
HNW: Sebaiknya Pemerintah Segera Mencabut Permenaker 2/2022

Sikap yang memaksakan tetap berlakunya Permenaker 2/2022 itu bisa menciderai nilai kemanusiaan dan keadilan dalam Pancasila.