TEMPO.CO, Kediri - Polisi menangkap sepasang suami istri yang diduga terlibat pencurian di sejumlah kota di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Penangkapan itu dilakukan setelah kejahatan yang mereka lakukan terekam kamera pengawas di sebuah swalayan di Kediri, Jawa Timur. "Modusnya, mereka pura-pura belanja, lalu barang yang dicuri disembunyikan di balik jaket,” kata Kepala Polsek Kota Kediri Komisaris Sucipto, Jumat, 17 November 2017.
Pasangan yang sudah ditetapkan sebagai tersangka itu adalah AG, 31 tahun, dan istrinya NU, 31 tahun. Mereka tercatat sebagai warga Kelurahan Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Saat melancarkan kejahatan mereka selalu membawa anak yang masih balita.
Berdasarkan hasil pemeriksaa, pasangan itu ternyata sudah lima kali melakukan kejahatan serupa di lima tempat. Selain di Kediri mereka juga pernah mencuri di Malang, Surabaya, Semarang, dan Batu. Dari tas yang mereka bawa, polisi menyita sejumlah komputer jinjing dan telepon seluler yang diduga hasil curian.
Menurut Sucipto, di Malang pasangan itu mencuri satu komputer jinjing dan dua telepon seluler, di Surabaya mengambil satu telepon seluler dan dua komputer jinjing, di Semarang mengambil dua telepon seluler, dan di Batu mengambil satu komputer jinjing. “Totalnya kurang lebih Rp 80 juta," katanya.
Meski modus kejahatan yang digunakan pasangan itu bukan hal baru namun perbuatan mereka termasuk ini. AG dan NU “berpetualang” menggunakan sepeda motor dari Jakarta. Di sejumlah kota yang dilewati, mereka singgah di swalayan untuk mencuri. “Barang yang mereka curi belum sempat dijual,” kata Sucipto.
Manajer Hypermart Kediri Doni Prasetyo mengatakan tingkah-laku AG dan NU sejak awal sudah mencurigakan. Karena itu petugas mengintai gerak-gerik mereka lewat kamera pengawas. Benar saja, pasangan itu mengambil sejumlah barang tanpa proses transaksi di kasir. "Jadi mereka ditangkap setelah keluar dari hypermart,” katanya.
Selvy, petugas keamanan di pasar swalayan itu mengatakan, manajemen sudah memperoleh informasi tentang kasus pencurian yang terjadi di swalayan di kota lain. Pelaku terekam kamera pengawas. Ciri-cirinya mirip dengan AG dan NU. “Karena itu saat mereka datang kami langsung curiga,” katanya.