TEMPO.CO, Bukittinggi - Henni, 37 tahun, meninggalkan kawasan Pasar Atas Bukittinggi, Sumatera Barat, dengan mata berkaca-kaca. Toko bordirnya ikut hangus saat pasar tersebut kebakaran, Senin, 30 Oktober 2017.
Sehari-hari, Henni berdagang di lantai 2 Blok A Pasar Atas Bukittinggi. Ia menjual kain tenun songket, kain bordiran khas Bukittinggi, seperti mukena kerancang, di pasar itu sejak tujuh tahun lalu.
Baca Juga:
Baca: Pasar Atas Bukittinggi Sumatera Barat Terbakar
Saat terjadi kebakaran Pasar Atas Bukittingi, ia tak sempat mengeluarkan barang-barang dagangannya dari toko. Begitu tiba di pasar, api sudah membesar.
"Sedih. Tinggal puing-puing. Tidak ada yang tersisa,"ujarnya kepada Tempo, Senin 30 Oktober 2017.
Tak hanya toko miliknya yang terbakar, Henni menuturkan, dua toko adiknya juga hangus. "Dua tokoh adik saya juga hangus terbakar," ucapnya. Ia mengklaim kerugian yang dideritanya mencapai Rp 100 juta.
Pedagang lain, Ridho, berusaha memunggut barang dagangannya yang tidak ikut terbakar. Pedagang kain di Pasar Atas Bukittinggi itu mengangkut barang-barang yang tersisa dari tokonya. Ada beberapa patung dan etalase.
Ridho mengaku kerugian yang dialaminya lebih dari seratus juta. Menurut dia, kain sulaman dan bordiran yang dijual di tokonya ludes.
Baca juga: Pasar Atas Bukittinggi Terbakar, Kerugian Mencapai Rp 1,5 T
Pemerintah Kota Bukittinggi mencatat sekitar 357 dari 784 toko di lantai dua Pasar Atas Bukittinggi habis terbakar. "(Lantai) Bawah kami sedang hitung, lantai tiga belum dihitung," kata Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias.
Ramlan mengatakan Pasar Atas merupakan pusat kerajinan Kota Wisata di Bukittinggi. Sebagian besar toko-toko di pasar itu menjual kain songket khas Bukittinggi.
Setelah kebakaran Pasar Atas Bukittinggi ini, Ramlan menuturkan Pemerintah Kota Bukittinggi akan segera membangun penampungan bagi pedagan. Dia sudah berkoordinasi dengan Gubernur Sumatera Barat untuk merelokasi pedagang ke kawasan jalan Perintis Kemerdekaan.