INFO MPR - Hingga 72 tahun Indonesia merdeka, nasib dunia pendidikan nasional masih jauh dari harapan. Padahal, anggaran yang digunakan untuk membangun dunia pendidikan mencapai 20 persen dari nilai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau terbesar dibanding sektor lainnya.
Hal ini merupakan benang merah dari keseluruhan pendapat yang disampaikan belasan narasumber dalam acara round table discussion bertema "Mencerdaskan Kehidupan Bangsa: Pendidikan Nasional Menurut UUD NRI Tahun 1945” di Gedung Nusantara IV Kompleks MPR, DPR, dan DPD, Selasa, 24 Oktober 2017.
Salah satu pembicara dalam acara itu adalah praktisi pendidikan, Arief Rahman. Dalam pemaparannya, Arief mengatakan banyak guru dan dosen di Indonesia yang sering mengeluh, tidak disiplin, serta tidak memiliki persiapan sebelum mengajar. Bahkan mereka sering lupa apa yang harus diajarkan dan sudah sampai mana pelajaran yang diajarkan. Sikap lain dari para guru dan dosen yang kurang baik adalah tidak bersemangat saat bertemu siswa. “Padahal, semestinya guru menunjukkan semangatnya agar para siswa juga bersemangat menerima pelajaran,” ujarnya.
Sedangkan pembicara lainnya, Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia Unifah Rosyidi menyampaikan tidak semua anggaran pendidikan terdistribusi secara baik. Bahkan anggaran dari pusat yang ditransfer ke daerah untuk diteruskan ke guru kerap digunakan terlebih dulu untuk pembangunan daerah. Akibatnya anggaran tersebut terlambat sampai di tangan para guru. "Ini persoalan serius yang bisa menimbulkan kegelisahan, tapi terjadi berulang-ulang," katanya.
Ketua Lembaga Produktivitas sekaligus guru besar Institut Pertanian Bogor Bomer Pasaribu mengutarakan pendidikan nasional sama sekali tidak terjangkau oleh sila-sila Pancasila. Akibatnya perilaku Pancasila tidak muncul dalam perilaku pendidikan di Indonesia. Sementara, di Eropa, yang tidak mengenal Pancasila malah melaksanakan prinsip-prinsip Pancasila. "Di Indonesia, kita menemukan teori tentang Pancasia, tapi di Eropa, praktik Pancasila itu malah sudah dilaksanakan," ucapnya. (*)