TEMPO Interaktif, Jakarta:Mantan Presiden Abdurrahman Wahid meramalkan, pada tahun 2003 akan terjadi suatu pergolakan yang disebabkan adanya revolusi sosial. Hal ini terjadi karena adanya kesenjangan sosial akibat krisis moneter yang berkepanjangan. mantan presiden yang akrab dipanggil Gus Dur tersebut mengharapkan pemerintah dapat mengerti keadaan ini. Kita lihat di bandar udara, banyak pesawat dan banyak penumpangnya. Namun, yang miskin juga banyak, ujar Gusdur dalam konferensi pers yang diadakan di Gedung Nahdlatul Ulama, Jalan Salemba Jakarta, Rabu (1/1). Menurut Gus Dur, revolusi sosial harus dihindari. Beberapa pihak seperti mantan Presiden Soeharto, Perkumpulan Tionghoa, dan para sesepuh warga keturunan India juga mengharapkan revolusi sosial tidak terjadi. Saat ini, menurut Gus Dur, pemerintah terlalu mengikuti kapitalisme internasional yang dapat menjerumuskan rakyat. Dalam waktu dekat, Gus Dur akan membuat gerakan moral rekonsiliasi nasional. Hal tersebut sudah dibicarakan dan memperoleh persetujuan dari Sri Sultan Pakubuwono XI. Rencananya, gerakan ini akan diadakan 20 Maret 2003. Gus Dur berharap, rekonsiliasi nasional ini juga akan dapat meredam revolusi sosial. Menurut Gus Dur, rekonsiliasi nasional ini dapat dilakukan untuk memberikan maaf kepada orang-orang yang sulit dibuktikan kesalahannya melalui proses hukum. Misalnya, kata dia, konlomerat hitam dan bekas Presiden Soeharto. Gusdur menyatakan pemberian maaf kepada konglomerat hitam diperbolehkan dengan catatan mereka memberikan 95 persen kekayaannya untuk Usaha Kecil Menengah. (Priandono-Tempo News Room)
Berita terkait
Hasil Piala Asia U-23: Babak Pertama, Irak vs Indonesia Masih Imbang 1-1
1 menit lalu
Hasil Piala Asia U-23: Babak Pertama, Irak vs Indonesia Masih Imbang 1-1
Ivar Jenner sempat membawa Timnas U-23 Indonesia unggul lebih dulu atas Irak pada perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23.