AJI : Tulisan Dandhy Dwi Laksono Tak Mengandung Ujaran Kebencian

Reporter

Editor

Minggu, 17 September 2017 14:44 WIB

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mengelar konferensi pers terkait kasus kriminalisasi yang melibatkan Dandhy Dwi Laksono di Jalan Kembang Raya, Jakarta Pusat, pada Ahad, 17 September 2017. Dalam konferensi persnya, AJI mengatakan telah melakukan riset (fact checking) terhadap tulisan Dandhy tidak ada unsur ujaran kebencian. TEMPO/Dias Prasongko

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Bidang Advokasi Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Iman D Nugroho membeberkan hasil kajian sementara mengenai tulisan Dandhy Dwi Laksono yang dilaporkan ke kepolisian lantaran dugaan ujaran kebencian. Dalam kajian jurnalistik itu, AJI menilai tulisan Dandhy tak mengandung ujaran kebencian.

"Tulisan tersebut tidak berisi ujaran kebencian tetapi fakta dan data sejarah yang dituliskan dalam kaidah jurnalistik," kata Iman dalam konferensi pers di Kantor AJI Jalan Kembang Raya, Jakarta Pusat pada Ahad, 17 September 2017.

Baca : AJI Yogya Peringati Tewasnya Udin dan Kriminalisasi Opini

Dandhy dilaporkan ke polisi oleh Dewan Pengurus Daerah Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) Jawa Timur atas tuduhan ujaran kebencian atas Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo. Dalam status Facebook-nya, Dandhy menulis, "Tepat setelah Megawati kembali berkuasa dan lewat kemenangan PDIP dan terpilihnya Presiden Jokowi yang disebutnya sebagai "petugas partai" (sebagaimana Suu Kyi menegaskan kekuasaannya), jumlah penangkapan warga di Papua tembus 1.083."

Dalam kajian AJI, menurut Iman, perbandingan antara Suu Kyi dengan Megawati dalam postingan tersebut didasarkan pada fakta sejarah. Keduanya adalah pemimpin di negara masing-masing. Dalam konteks yang agak berbeda, keduanya juga sama-sama pernah menghadapi rezim militer yang represif.

Baca : Safenet Menduga Pelaporan Dandhy Dwi Laksono Bermotif Politik

Selain itu, kata Iman, keduanya sama-sama pemimpin partai yang pernah memenangi pemilu. Keduanya juga sama-sama ikon demokrasi tetapi tak selalu bisa diandalkan terutama dalam penyelesaian tanpa kekerasan, baik Rohingya di Myanmar maupun Aceh dan Papua di Indonesia. Menurut dia, hal tersebut adalah fakta sejarah.

Karena itu, Iman menyatakan pihaknya siap untuk mendampingi Dandhy menghadapi proses hukum yang tengah berjalan di Kepolisian Daerah Jawa Timur. AJI pun siap untuk dipanggil untuk memberikan keterangan atas kajian itu.

"Kami yakinkan bahwa mereka akan kalah dan kita menang banyak. Karena semua itu adalah hal yang sudah ada sebelumnya," kata Iman. Kajian tersebut akan menjadi amunisi bagi AJI untuk membuktikan bahwa tak ada ujaran kebencian dalam tulisan Dandhy.

Selain itu, Iman menilai sejauh ini sebagai seorang aktivis dan jurnalis, apa yang dituliskan oleh Dandhy belum pernah memiliki jejak melakukan hate speech. "Kami menakar secara politik, apakah Dandhy punya track record ke sana (hate speech)?," ujarnya.

Saat ini, polisi tengah memproses laporan Repdem Jawa Timur terhadap Dandhy Dwi Laksono. Polisi telah memanggil ahli bahasa untuk dimintai pendapatnya terkait tulisan Dandhy tersebut.

DIAS PRASONGKO

Berita terkait

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

1 menit lalu

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

Menurut Ujang Komarudin, pembentukan Presidential Club oleh Prabowo Subianto harus dilihat berdasarkan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

PPP Klaim Suaranya di Papua Pegunungan Pindah ke PKB hingga Garuda

3 menit lalu

PPP Klaim Suaranya di Papua Pegunungan Pindah ke PKB hingga Garuda

PPP mengklaim perolehan suara partainya berpindah secara tidak sah ke PKB, Partai Garuda, dan PKN.

Baca Selengkapnya

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

11 menit lalu

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

BRIN terus berupaya menemukan metode yang paling baru, efektif, dan efisien dalam proses pemurnian protein.

Baca Selengkapnya

UU Desa yang Baru, Apa Saja Poin-Poin Isinya?

11 menit lalu

UU Desa yang Baru, Apa Saja Poin-Poin Isinya?

Presiden Jokowi telah mengesahkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2024 tentang Desa atau UU Desa

Baca Selengkapnya

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

11 menit lalu

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

Fenomena gelombang panas (heatwave) seperti yang baru saja membekap wilayah luas di daratan Asia terjadi karena terperangkapnya udara panas

Baca Selengkapnya

Ridwan Kamil Punya 2 Surat Tugas, Golkar Belum Putuskan Maju Pilkada Jakarta atau Jabar

13 menit lalu

Ridwan Kamil Punya 2 Surat Tugas, Golkar Belum Putuskan Maju Pilkada Jakarta atau Jabar

Ketua DPP Golkar Dave Laksono mengatakan saat ini Ridwan Kamil memiliki dua surat tugas untuk Pilkada Jakarta dan Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Takut Dipolitisasi, Ombudsman Usul Pelaksanaan Seleksi CASN DItunda sampai Pilkada Serentak

16 menit lalu

Takut Dipolitisasi, Ombudsman Usul Pelaksanaan Seleksi CASN DItunda sampai Pilkada Serentak

Ombudsman RI usul seleksi calon aparatur sipil negara (CASN) pada tahun 2024 ditunda hingga pilkada serentak 27 November karena khawatir dipolitisasi.

Baca Selengkapnya

Alasan Basuki Hadimuljono Ogah Jadi Calon Gubernur DKI: Saya ini Birokrat

17 menit lalu

Alasan Basuki Hadimuljono Ogah Jadi Calon Gubernur DKI: Saya ini Birokrat

Basuki Hadimuljono ogah menjadi calon Gubernur DKI Jakarta. Ia mengaku dirinya sebagai birokrat tulen.

Baca Selengkapnya

Pendaftaran CPNS atau CASN 2024 Sudah di Depan Mata, Simak Syarat dan Tata Caranya

19 menit lalu

Pendaftaran CPNS atau CASN 2024 Sudah di Depan Mata, Simak Syarat dan Tata Caranya

Pun untuk tahapnya ada pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan PPPK, alias CASN yang direncanakan bulan Mei.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

19 menit lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya