Kemenkes Minta Pemda Sultra Bentuk Satgas Awasi Peredaran PCC

Reporter

Editor

Minggu, 17 September 2017 08:33 WIB

Polda Sultra bersama BNN Provinsi merilis hasil tangkapan ribuan pil Tramadol dan PCC yang diduga digunakan puluhan pelajar di Kota Kendari hingga menyebabkan mereka kehilangan kesadaran. Rilis dilakukan pada Kamis 14 September 2017 di aula media center Polda Sultra. ROSNIAWANTY FIKRI/ TEMPO

TEMPO.CO, Kendari - Kementerian Kesehatan mengimbau Pemerintah Daerah Sulawesi Tenggara untuk segera membentuk satuan tugas pengawas peredaran obat PCC (Paracetamol, Caffein, Carisoprodol). Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemendes, Subuh, menyampaikan hal itu saat rapat koordinasi Dirjen P2P dan Dirjen Farmalkes bersama jajaran dinas kesehatan dan stakeholder di Provinsi Sultra di kantor Dinas Kesehatan Provinsi Sultra, Sabtu, 16 September 2017.

Subuh mengatakan, melihat fenomena penyalahgunaan obat PCC di Kota Kendari yang mengakibatkan puluhan warga menjadi korban, perlu segera dibentuk tim satgas. Sebab, ia memprediksi kejadian itu akan terus berlanjut seiring terus bertambahnya korban.

"Semua pihak harus terlibat, pemda, BNN, kepolisian, dan masyarakat. Harus dikeroyok. Jadi, saya minta kepada pemda untuk segara membentuk (tim satgas)," tuturnya.

Baca juga: KPAI Minta Kepolisian Selidiki Peredaran Obat PCC

Tugas utama satgas tersebut adalah mencegah peredaran obat PCC serta jenis obat lain yang sifatnya ilegal dan berdampak negatif terhadap kesehatan tubuh manusia jika dikonsumsi.

Nantinya, satgas tersebut juga akan menjadi sumber informasi bagi pemerintah, media, dan masyarakat, terkait jumlah korban, jenis obat yang disalahgunakan, serta bagaimana penanganan awal terhadap korban. Berdasarkan data sementara, Dinkes Sultra mendata terdapat 76 korban dari penyalahgunaan obat PCC. Sementara itu, BNN Kota Kendari mencatat 80 orang yang jadi korban.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sultra, Asrum Tombili, mengatakan pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Pelaksana tugas Gubernur Sulawesi Tenggara dalam pembentukan satgas tersebut. Sebab, ia melanjutkan, pembentukan satgas membutuhkan Surat Keputusan dari pimpinan tertinggi di daerah.

Simak pula: Polisi Didesak Jerat Pengedar PCC dengan Pasal Berlapis

"Tapi sebenarnya, menurut saya, biar tidak ada satgas, yang penting pertemuan rutin tetap sering dilakukan seperti dulu. Jadi kadis itu selalu melaporkan hal yang terjadi di daerahnya dalam kurun waktu sebulan atau dua bulan. Tapi masukkan pembentukan satgas, ini juga usul yang baik," kata Asrum.

Kepala BNN Kota Kendari Murniati juga mendukung rencana pembentukan posko satgas tersebut. Ia menilai, dengan adanya posko satgas, akan memudahkan koordinasi semua stakeholder terkait sehingga informasi yang disampaikan ke masyarakat dapat dipertanggungjawabkan.

Rapat koordinasi itu juga dihadiri oleh Direktur RSJ Kendari Abdul Razak, Direktur RSUP Bahteramas Yusuf Hamra, Direktur RSUD Kota Kendari dr. Asrid Mukkadim, Kepala BNN Provinsi Sultra Kombes Pol Bambang Priambada, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari Rahminingrum, serta sejumlah stakeholder terkait.

ROSNIAWANTY FIKRI

Berita terkait

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

3 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

5 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

11 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

12 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

21 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

38 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

39 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Banjir Bandang Rendam 715 Rumah di Kendari, Satu Orang Meninggal Dunia

58 hari lalu

Banjir Bandang Rendam 715 Rumah di Kendari, Satu Orang Meninggal Dunia

Banjir bandang di Kota Kendari merendam 715 rumah sejauh ini. Satu orang meninggal dunia akibat air bah tersebut.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

58 hari lalu

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.

Baca Selengkapnya