Yusril: Sikap Indonesia ke Myanmar dalam Kasus Rohingya Lunak

Reporter

Minggu, 10 September 2017 14:41 WIB

Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra ditemui seusai sidang permohonan pencabutan pemanduan pelantikan pimpinan DPD oleh MA di PTUN, Jakarta Timur, 24 Mei 2017. TEMPO/DWI FEBRINA FAJRIN

TEMPO.CO, Yogyakarta - Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra menilai sikap Indonesia ke Myanmar dalam kasus kekerasan terhadap etnis Rohingnya masih terlalu lunak. "Karena di Myanmar itu yang terjadi adalah bentuk genosida, kejahatan kemanusiaan luar biasa, dan pemerintah terlalu lunak," ujar Yusril di Yogyakarta Sabtu 9 September 2017.

Yusril berujar diplomasi Indonesia dengan Myanmar soal Rohingya sangat lemah. Yusril melihat Indonesia belum bisa mengambil langkah meyakinkan kepada Myanmar. "Padahal Indonesia sangat dihormati Myanmar," ujarnya.

Baca: Konflik Rohingnya, Yenny Wahid: Represif Tak Membuahkan Hasil

Indonesia dihormati Myanmar, kata Yusril, karena berperan membuka isolasi yang dialami negara tersebut selama lebih dari 30 tahun pada era Presiden Soeharto. "Pak Harto saat itu ajak Myanmar masuk Asean meski langkah itu ditentang negara-negara barat," ujar Yusril.

Yusril meminta pemerintah Indonesia lebih punya gigi menghadapi Myanmar. Misalnya dengan memaksa Myanmar mau membuka akses bantuan dari luar agar bisa disalurkan bagi warga muslim Rohingnya. "Tidak bisa kita percaya begitu saja ketika Myanmar mengatakan tidak ada pembantaian di sana, kalau tidak ada apa-apa mengapa akses ditutup," ujar Yusril.

Simak: Jawaban Jokowi Soal Langkah Indonesia untuk Rohingya

Yusril menyatakan kasus Rohingnya bukan lagi semata-mata persoalan yang menimpa sesama muslim sehingga patut dibela. "Ini persoalan kemanusiaan karena ada genosida di sana," ujarnya.

Yusril menuturkan partainya telah menunjukkan sikap tegas dan jelas dalam turut membantu mengatasi kisruh yang terjadi di Myanmar. "Kami telah kirim surat ke Dewan HAM Perserikatan Bangsa Bangsa di Jenewa dan satu surat kami sampaikan kepada komite nobel perdamaian di Norwegia," ujarnya.

Lihat: 5 Anak Rohingnya Ditemukan Tewas di Sungai dekat Bangladesh

Yusril Ihza menuturkan pengalamannya hadir dalam sidang nobel di Oslo Norwegia dan enam kali hadir dalam sidang Komisi HAM PBB di Jenewa membuatnya mengetahui bagaimana seharusnya pemerintah mengambil sikap tegas pada Pemerintah Myanmar terkait warga Rohingnya. "Harusnya pemerintah Indonesia bisa lebih tegas bersikap kepada pemerintah Myanmar, karena ini kejahatan luar biasa," ujar Yusril.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Pejabat Terkaya Dato Sri Tahir, Tiga Dekade Membangun Kerajaan Bisnis Mayapada Group

12 hari lalu

Pejabat Terkaya Dato Sri Tahir, Tiga Dekade Membangun Kerajaan Bisnis Mayapada Group

Saat ini, Dato Sri Tahir adalah pejabat terkaya di negeri ini. Bagaimana ia membangun usahanya, kerajaan bisnis Mayapada Group?

Baca Selengkapnya

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

26 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

Ragam Tanggapan atas Pemanggilan 4 Menteri ke Sidang Sengketa Pilpres di MK Hari Ini

31 hari lalu

Ragam Tanggapan atas Pemanggilan 4 Menteri ke Sidang Sengketa Pilpres di MK Hari Ini

Moeldoko memastikan semua menteri memenuhi undangan MK untuk hadir di sidang sengketa Pilpres.

Baca Selengkapnya

Yusril Ihza Mahendra Sidang Sengketa Pilpres, Klarifikasi Ucapan hingga Soal Kedudukan Saksi atau Ahli

32 hari lalu

Yusril Ihza Mahendra Sidang Sengketa Pilpres, Klarifikasi Ucapan hingga Soal Kedudukan Saksi atau Ahli

Sidang sengketa mengenai Hasil Pilpres 2024 masih berlanjut. Yusril Ihza Mahendra yang memimpin Tim Pembela Hukum Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

MK Diminta Hadirkan Kapolri, Yusril Jelaskan Perbedaan antara Saksi dan Pemberi Keterangan

32 hari lalu

MK Diminta Hadirkan Kapolri, Yusril Jelaskan Perbedaan antara Saksi dan Pemberi Keterangan

Yusril mengatakan MK bisa memanggil siapa saja untuk dimintai keterangan dalam sidang sengketa pilpres.

Baca Selengkapnya

Ragam Tanggapan atas Permintaan agar MK Hadirkan Kapolri di Sidang Sengketa Pilpres

33 hari lalu

Ragam Tanggapan atas Permintaan agar MK Hadirkan Kapolri di Sidang Sengketa Pilpres

Yusril mengatakan Kapolri adalah jabatan sehingga kehadirannya tak bisa melalui kuasa hukum pemohon dan hanya bisa dihadirkan oleh MK.

Baca Selengkapnya

Alasan Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Kapolri dan Pembela Prabowo-Gibran Usulkan Kepala BIN

33 hari lalu

Alasan Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Kapolri dan Pembela Prabowo-Gibran Usulkan Kepala BIN

Ketua Majelis Hakim MK Suhartoyo mengatakan pengajuan usulan sudah berakhir pada Senin, 1 April lalu.

Baca Selengkapnya

5 Poin Respons Yusril soal Putusan MK 90 Problematik yang Disinggung Kubu Ganjar

33 hari lalu

5 Poin Respons Yusril soal Putusan MK 90 Problematik yang Disinggung Kubu Ganjar

Kubu Ganjar-Mahfud menyinggung soal pernyataan Yusril yang dulu menyebut Putusan MK 90 problematik. Yusril lantas respons begini.

Baca Selengkapnya

Yusril Merasa Diadu Domba dengan Gibran oleh Tim Hukum Ganjar-Mahfud

34 hari lalu

Yusril Merasa Diadu Domba dengan Gibran oleh Tim Hukum Ganjar-Mahfud

Menurut Yusril, pertanyaan Luthfi tidak pantas diucapkan. Selain itu, dia juga menilai pertanyaan tersebut tidak etis dilontarkan di persidangan.

Baca Selengkapnya

Tim Pembela Prabowo-Gibran, Anggap Pemilu 2024 Paling Damai hingga Menilai Gugatan PHPU Banyak Asumsi

38 hari lalu

Tim Pembela Prabowo-Gibran, Anggap Pemilu 2024 Paling Damai hingga Menilai Gugatan PHPU Banyak Asumsi

Para pengacara yang tergabung dalam tim pembela Prabowo-Gibran, yaitu Otto Hasibuan, Fahri Bachmid, Hotman Paris Hutapea, dan O.C. Kaligis.

Baca Selengkapnya