Tragedi Rohingya, Kaum Profesional Geruduk Kedutaan Myanmar

Reporter

Sabtu, 2 September 2017 12:08 WIB

Sejumlah warga Rohingya menunggu untuk memasuki tempat penampungan Kutupalang di Cox's Bazar, Bangladesh, 30 Agustus 2017. Di Myanmar, warga Rohingya tidak diakui, tak diberi status warga negara, dan dianggap sebagai imigran gelap. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain

TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok masyarakat yang tergabung dalam Masyarakat Profesional bagi Kemanusiaan Rohingya menggelar unjuk rasa depan Kedutaan Besar Myanmar. Peserta aksi sempat bersitegang dengan pihak kepolisian karena berusaha menempelkan kertas berisi tuntutan aksi di dinding kedutaan besar.

Salah satu peserta aksi telah menyampaikan bahwa aksi pada hari ini aksi damai. "Ini hanya merupakan aksi damai untuk kepedulian terhadap masyarakat Rohingya, jadi pihak keamanqn tidak perlu khawatir," kata Fahmi Idris, yang juga bekas menteri tenaga kerja dan menteri perindusrian di depan Kedutaan Besar Myanmar, Jakarta, Sabtu, 2 September 2017.

Baca juga: Surat Terbuka Peraih Nobel Kritik Aung San Suu Kyi Soal Rohingya

Pemerintah Myanmar disorot oleh dunia Internasional dalam beberapa waktu terakhir ini. Bencana kemanusiaan di wilayah barat negeri itu telah mengakibatkan pembunuhan terhadap sekitar 400 orang warga etnis Rohingya. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah memperingatkan pemerintah Myanmar bahwa kejadian tersebut merupakan bencana dan kekerasan terhadap kemanusiaan.

Namun sekitar pukul 10.50 WIB, sejumlah peserta aksi yang dipimpin oleh Andi Sinulingga, politisi dari Partai Golkar, mendekat ke pintu Kedutaan Besar dan beradu mulut dengan pihak pengamanan dari kepolisian sektor Menteng. "Kami warga Indonesia protes terhadap bencana kemanusiaan yang telah terjadi di Myanmar", kata seorang peserta aksi lainnya.

Baca juga: Muhammadiyah Minta Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi Dicabut

Para peserta aksi berniat untuk menempelkan sejumlah kertas berisi tuntutan di dinding kedutaan. Namun segera dicegat oleh pihak kepolisian. "Silahkan aksi, tapi kalau ini sudah masuk kawasan negara lain (Myanmar), kami harus lakukan pengamanan," kata Kepala Kepolisian Sektor Menteng, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Ronald Purba. Ronald hanya mempersilahkan peserta untuk menginjak dan membakar kertas saja, bukan tidak ditempel di dinding Kedutaan.

Baca juga: NU dan Muhammadiyah Desak PBB Hentikan Krisis Rohingya

Peserta aksi sendiri baru membubarkan diri sekitar pukul 11.10 WIB. Dikabarkan bahwa para peserta akan melanjutkan aksinya di depan kantor Sekretariat ASEAN, Jakarta. "Tapi belum pasti, lihat kondisi nanti dulu," kata koordinator aksi, Ichsan Loulembah.

FAJAR PEBRIANTO

Berita terkait

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

26 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

31 Desember 2021

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

Saat mendarat, para pengungsi Rohingya yang mayoritas perempuan dan anak-anak tersebut dalam kondisi lemas dan kedinginan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

1 Juni 2021

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

Pengungsi Rohingya ini protes terhadap kondisi kehidupan di pulau Bhashan Char, Bangladesh, yang rawan topan.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

28 Januari 2021

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

Pemerintah Bangladesh akan merelokasi 2-3 ribu pengungsi Rohingya ke Pulau Bhasan Char.

Baca Selengkapnya

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

8 Januari 2021

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

Hampir 100 etnis Rohingya ditahan oleh kepolsiain Myanmar dalam sebuah penggerebekan. Mereka dituduh melakukan perjalanan ilegal.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

24 Desember 2020

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

Justice for Myanmar merilis laporan yang menyebut perusahaan Israel menjual teknologinya ke militer Myanmar untuk melakukan genosida terhadap Rohingya

Baca Selengkapnya

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

12 Desember 2020

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

Seorang janda Rohingya menuntut kompensasi US$ 2 juta atas kematian suaminya yang dibunuh oleh tentara Myanmar di Inn Din, Myanmar barat, pada 2017.

Baca Selengkapnya

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

13 November 2020

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

Partai NLD pimpinan Aung San Suu Kyi mengamankan 322 kursi parlemen bikameral dalam pemilu Myanmar, jumlah kursi yang cukup untuk membentuk kabinet.

Baca Selengkapnya

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

9 November 2020

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Partai NLD Aung San Suu Kyi meraih 15 kursi dalam penghitungan suara sementara pemilu Myanmar 2020 pada Senin.

Baca Selengkapnya

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

7 November 2020

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Aung San Suu Kyi dan partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), diprediksi kembali menang meski diterpa isu genosida etnis Rohingya

Baca Selengkapnya