Menko Polhukam Wiranto menjawab pertanyaan awak media usai menggelar pertemuan tertutup dengan Duta Besar Spanyol untuk Indonesia Jose Maria Matres Manso, di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, 21 Juni 2017. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Nusa Dua - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan Indonesia mendorong penyelesaian konflik Laut Cina Selatan.
"Kami senang Cina sudah setuju dengan negara berkonflik untuk memperbarui code of conduct mengenai penyelesaian Laut Cina Selatan secara damai," kata Wiranto seusai pembukaan International Maritime Security Symposium, di Nusa Dua, Bali, Kamis, 24 Agustus 2017.
Cina mengklaim hampir seluruh sumber energi di Laut Cina Selatan yang menyumbangkan penghasilan Rp 67 triliun setiap tahun berasal dari lalu lintas perdagangan. Negara-negara tetangga, yakni Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam juga mengklaim kawasan ini.
Wiranto menuturkan bila unjuk kekuatan negara-negara yang terlibat pertikaian terus ditonjolkan, maka, ujar dia, bisa menyebabkan konflik yang lebih tajam. "Negara-negara yang terlibat diselesaikan secara damai. Jangan ada ekspos satu kegiatan pameran kekuatan," ujarnya.
Wiranto berharap simposium bisa membahas persoalan-persoalan tersebut. Adapun Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Ade Supandi mengatakan simposium bertujuan untuk membahas permasalahan regional dan kerja sama.
"Kami mencoba menggabungkan keanggotaan angkatan laut di pesisir Samudera Hindia, itu 35 negara. Kemudian juga anggota Western Pacific Naval Symposium, ini 25 negara," katanya.