Diplomasi HAM Indonesia Tak Maksimal

Reporter

Editor

Jumat, 29 Desember 2006 21:50 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Human Right Working Group (HRWG) menilai langkah diplomatik Departemen Luar Negeri dalam penegakan hak asasi Internasional dinilai tidak maksimal. Hal ini dikarenakan kebijakan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono yang kurang mendukung.Menurut Koordinator HRWG Rafendi Jamin, ada beberapa kebijakan presiden dari beberapa kasus yang tidak sinergis dengan langkah diplomasi hak asasi manusia internasional pada tahun ini. Padahal Indonesia sudah berhasil menjadi anggota tidak tetap dewan keamanan PBB dan Ketua Dewan Hak Asasi Manusia.Dalam kasus Munir, Presiden dinilai belum berhasil mengungkap dan menyelesaikan kasus pembunuhan Munir. Di luar negeri disampaikan perhatian serius terhadap kasus ini tetapi di dalam negeri tidak menunjukkan keseriusan. Dalam kasus ini diplomasi kita kedodoran, ujar Rafendi dalam jumpa pers catatan akhir tahun, di kantornya, Jumat (29/12).Kasus yang dinilai menonjol dan berpengaruh yakni pengampunan bagi para pelaku pelanggaran HAM di Timor Leste dan pembentukan KKP Timor Leste. Hal yang sama dikhawatirkan terjadi untuk penanganan pelanggaran hak asasi di Papua.Kasus lain yang dinilai mengganjal diplomasi hak asasi yakni penanganan buruh migran. Indonesia dinilai tidak bisa melindungi dan memberikan keamanan bagi para tenaga kerja di negeri asing itu. Diplomasi kita juga gagal untuk melindungi mereka, ujar Rafendi.Selain itu Rafendi juga menyebut kasus kekerasan terhadap kasus suku, agama, ras dan kepercayaan. Padahal pada tahun ini banyak aktivitas diplomasi internasional tentang dialog antar agama . Tetapi realitasnya banyak kekerasan yang mengatasnamakan agama dan kepercayaan dan didiamkan saja, ujarnya.Mereka meminta Presiden untuk tetap konsisten dan taat terhadap diplomasi yang dijalankan. Dia harus meminimalisir intervensi diplomasi internasional untuk kekuasan dan kepentingan sesaat, ujarnya.Selain itu mereka juga meminta agar Presiden menjamin pelaksanaan hak asasi manusia di tahun mendatang dengan lebih baik. Indikatornya yakni penurunan kekerasan, penyelesaian pelanggaran HAM, tidak adanya jaminan impuniti dan penghentian kekerasan.Untuk kasus Munir, mereka meminta agar dibentuk tim pencari fakta baru yang lebih kuat untuk mengungkap kasus tersebut dan mengumumkan kepada publik. dian yuliastuti
HAM

Berita terkait

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

5 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

10 hari lalu

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

Komisi penyelidikan independen terhadap pelanggaran HAM di Israel dan Palestina menuding Israel menghalangi penyelidikan terhadap serangan 7 Oktober oleh Hamas.

Baca Selengkapnya

MK Serukan Dukungan untuk Palestina di Forum Dunia

38 hari lalu

MK Serukan Dukungan untuk Palestina di Forum Dunia

MK RI menyerukan dukungan untuk Palestina dalam forum pertemuan Biro World Conference on Constitutional Justice atau WCCJ ke-21 di Venice, Italia.

Baca Selengkapnya

Anggota Komite HAM PBB Tanya soal Dugaan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024: Apakah Sudah Diinvestigasi?

43 hari lalu

Anggota Komite HAM PBB Tanya soal Dugaan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024: Apakah Sudah Diinvestigasi?

Anggota Komite HAM PBB Bacre Waly Ndiaye mempertanyakan dugaan intervensi Jokowi di Pilpres 2024 dalam sidang di Jenewa, Swiss.

Baca Selengkapnya

KontraS Kritik Respons Pemerintah Soal Pemilu dan HAM di ICCPR Jenewa

44 hari lalu

KontraS Kritik Respons Pemerintah Soal Pemilu dan HAM di ICCPR Jenewa

KontraS menyayangkan respons delegasi Indonesia terhadap berbagai kritik dan pertanyaan dari ICCPR.

Baca Selengkapnya

International Women's Day, Perempuan Indonesia Bicara Carut-Marut Rezim Jokowi: Tuntut Penegakan Demokrasi

48 hari lalu

International Women's Day, Perempuan Indonesia Bicara Carut-Marut Rezim Jokowi: Tuntut Penegakan Demokrasi

Aliansi Perempuan Indonesia menuntut penegakan demokrasi dan supremasi hukum

Baca Selengkapnya

Kini Siap Kerja Sama, Mengapa AS Dulu Mencekal Prabowo?

51 hari lalu

Kini Siap Kerja Sama, Mengapa AS Dulu Mencekal Prabowo?

Prabowo Subianto punya hubungan kurang harmonis dengan Amerika Serikat (AS). Dia pernah masuk dalam daftar hitam selama 20 tahun.

Baca Selengkapnya

Andri Alapas Terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru 2024-2028, Ketua YLBHI: Persoalan Demokrasi Tantangan ke Depan

57 hari lalu

Andri Alapas Terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru 2024-2028, Ketua YLBHI: Persoalan Demokrasi Tantangan ke Depan

Andri Alapas terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru Periode 2024-2028 pada Kamis, 29 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Sederet Intimidasi terhadap Mereka yang Gaungkan Pemakzulan Jokowi

25 Februari 2024

Sederet Intimidasi terhadap Mereka yang Gaungkan Pemakzulan Jokowi

Bagaimana intimidasi dan kekerasan terjadi kepada para pihak yang menggaungkan pemakzulan presiden.

Baca Selengkapnya

Alasan KY Perpanjang Masa Pendaftaran Calon Hakim Agung dan Ad Hoc HAM di MA

22 Februari 2024

Alasan KY Perpanjang Masa Pendaftaran Calon Hakim Agung dan Ad Hoc HAM di MA

KY telah menerima 120 pendaftar konfirmasi untuk calon hakim agung.

Baca Selengkapnya