TEMPO Interaktif, Medan:Banjir bandang di Langkat, Sumatera Utara, menimpa satwa gajah bernama Gion. Hewan terlatih milik Unit Patroli Gajah Yayasan Lauser International itu loyo setelah terandam air selama dua hari. Tubuhnya lemas saat dievakuasi.Gion tak sanggup menghindari terjangan banjir yang menimpa kamp unit patroli lantaran kakinya terikat. Tubuh Gio hampir tak kelihatan di permukaan air yang ketinggian mencapai empat meter di Aras Natal, Pantai Buaya Besitang, Langkat, Sumatera Utara.Pada Jumat pekan lalu, Gion memang tidak diikutsertakan bersama ketiga temannya untuk berpatroli di kawasan Taman Nasional Gunung Lauser. Ia beristirahat di kandang lantaran sehari sebelumnya sudah terlibat patroli.Ketika ditemukan, gajah Gion yang terendam banjir, hanya bisa menatap nanar tanpa bisa menyelamatkan diri. Ia hanya melambai-lambaikan belalainya ke udara seakan minta bantuan. Gion beruntung tak terbawa arus banjir karena posisi kandangnya lebih tinggi dibanding kamp Unit Patroli Gajah Aras Natal.Menurut Rudi H. Putra, pengawas kantor pada Yayasan Leuser International, bencana banjir yang menerjang Arah Natal sungguh diluar dugaan. "Sepanjang berdirinya taman, baru sekarang kamp kami terendam air setinggi empat meter," ungkapnya kepada Tempo kemarin.Pada Sabtu sore, Gion baru berhasil diselamatkan dari genangan banjir. Saat itu kondisi Gion lemas. "Saking lemasnya, berdiripun Gion tak kuasa," ujar Rudi. Tak terlihat keperkasaan Gion sebagaimana terlihat saat berpatroli hingga perbatasan Aceh.Tim kesehatan stawa Unit Patroli Gajah Yayasan Leuser International kini memantau pemulihan kondisi Gion. Dokter hewan di datangkan untuk mengawasi perkembangan Gion."Saat ini kondisinya semakin membaik" ucap RudiBanjir bandang yang melanda kawasan Aceh serta Langkat Sumatera Utara sejak Jumat pekan lalu, dipisu rusaknya hutan di Taman Nasional Gunung Leuser. Kerusakan hutan tersebut akibat pembabatan liar oleh perusahaan legal maupun illegal.Hambali Batubara