Tokoh 17 Agustus: Shinatria, Arkeolog Penemu Kapal Selam Nazi  

Reporter

Selasa, 15 Agustus 2017 08:55 WIB

Tokoh 17 Agustus. Shinatria Adhityatama, arkeolog. TEMPO/Rere Khairiyah

Di KAPAK UGM dia kian mendalami bidang arkeologi maritim. "Saya pernah coba semua bidang arkeologi, pra-sejarah, klasik, dan kolonial. Namun, bidang maritim menurut saya paling menantang," kata dia, yang juga gemar mengambil foto bawah laut.

Adit pertama kali melakukan penelitian arkeologi maritim pada 2008. Kala itu, dia masih mahasiswa program sarjana. Adalah Balai Arkeologi Yogyakarta, lembaga penelitian di bawah Arkenas, yang mengajak Adit meneliti situs arkeologi maritim di Laut Jawa. Dia dipercaya membuat pemetaan bawah laut.

Sejak saat itu, di tim, Adit biasa bertugas untuk mengambil data soal 3D scan on object, geologi, dan photogrammetry. Yang terakhir adalah teknik analisis untuk membuat peta berdasarkan foto permukaan. Teknik ini biasanya menggunakan data foto kompleks untuk membuat gambaran 3D. Berdasarkan data-data tersebutlah Adit kerap mengungkap temuan arkeologis yang sangat menarik.

"Yang terbesar dan cukup menghebohkan ya kapal selam Nazi di Laut Jawa," Adit menjelaskan. Kapal selam itu ditemukan pada 2014 dan menjadi artefak Nazi pertama yang terungkap di Asia. "Itu jadi sejarah baru untuk Indonesia." Melihat pengalaman ini, wajar rasanya kalau Tempo.co mendapuknya menjadi tokoh generasi inspiratif 17 Agustus.

Baca: Tokoh 17 Agustus: Save Yourselves, Karena Hidup Lebih Bermakna


Shinatria Adhityatama saat sedang menyelam pada medio 2015. (Istimewa)

Selain kapal selam Nazi, dia juga menjadi anggota tim yang mengungkap Kapal HMAS Perth, kapal perang Australia yang tenggelam dalam pertarungan laut dengan armada Jepang pada 1 Maret 1942.

Dari kegiatan arkeologi maritimnya selama ini, Adit telah menelurkan setidaknya 12 publikasi ilmiah. Meski begitu, dia tak mau sesumbar. Sebab, Adit menjelaskan, arkeologi adalah kerja tim. Dan dari kerja sama tim itulah karya arkeologi yang baik lahir. "Saya puas sekaligus bangga terlibat dalam penelitian itu," ujarnya.

Seperti halnya survei penelitian kali ini tentang pelayaran rempah di Hitu, 25 kilometer dari Kota Ambon. Menurut dia, data-data arkeologi jalur rempah banyak yang belum tergali, khususnya perdagangan rempah sebelum kedatangan orang Eropa. "Kami tidak habis pikir bagaimana desa kecil di ujung utara Pulau Ambon pernah menjadi pelabuhan dagang utama di Maluku pada awal abad ke-16," ujar Adit.

Masih banyak yang ingin Adit kejar, seperti melanjutkan pendidikannya hingga jenjang doktoral, hingga mengungkap temuan arkeologis yang belum tereksplorasi. Mimpi besarnya: jadi salah satu orang yang menemukan kapal-kapal bersejarah yang tenggelam di perairan Nusantara, seperti Kapal Enrak dan Kapal Trinidad milik Ferdinand Magellan.

Baca: Infografis: Drama Menegangkan Seputar Proklamasi 17 Agustus 1945


Shinatria Adhityatama. (TEMPO/Rere Khairiyah)

Adhityatama berharap, hasil studi bersama timnya ini bisa mengungkap sejarah baru Indonesia. Dia juga mengajak para pemuda untuk lebih peduli dengan sejarah bangsa Indonesia, yang akan berumur 72 tahun pada 17 Agustus mendatang.

RERE KHAIRIYAH | AMRI MAHBUB









Advertising
Advertising

Berita terkait

Balai Arkeologi Melebur ke BRIN, Pegawai Honorer Diberhentikan

5 Januari 2022

Balai Arkeologi Melebur ke BRIN, Pegawai Honorer Diberhentikan

Pegawai yang masih bertahan di Balai Arkeologi dan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional hanya cleaning service, satpam, dan sopir.

Baca Selengkapnya

Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Ikut Melebur ke BRIN, Ini Kata Arkeolog

5 Januari 2022

Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Ikut Melebur ke BRIN, Ini Kata Arkeolog

Ada 10 balai arkeologi yang kini terintegrasi dengan BRIN.

Baca Selengkapnya

Gerakan Makan Berkah Bantu Pasien Covid-19 yang Harus Isoman di Tangsel

14 Agustus 2021

Gerakan Makan Berkah Bantu Pasien Covid-19 yang Harus Isoman di Tangsel

gerakan Makkah sudah memiliki empat dapur di Tangerang Selatan untuk membagikan makanan gratis setiap hari bagi pasien Covid-19 yang sedang isoman.

Baca Selengkapnya

Peneliti: Lukisan Gua di Sulawesi Selatan Petunjuk Penting Jalur Migrasi Purba

15 Januari 2021

Peneliti: Lukisan Gua di Sulawesi Selatan Petunjuk Penting Jalur Migrasi Purba

Untuk lukisan gua, peneliti masih melebarkan riset ke arah Indonesia timur.

Baca Selengkapnya

Lukisan Gua Tertua di Dunia Ditemukan di Sulawesi Selatan, Berusia 45.500 Tahun

15 Januari 2021

Lukisan Gua Tertua di Dunia Ditemukan di Sulawesi Selatan, Berusia 45.500 Tahun

Lukisan gua itu dianalisis menggunakan metode Uranium-Series di Radiogenic Isotope Fasility, University of Quensland, Australia.

Baca Selengkapnya

Usai Upacara, Sri Mulyani Ikut Flash Mob dengan Pegawai Kemenkeu

17 Agustus 2019

Usai Upacara, Sri Mulyani Ikut Flash Mob dengan Pegawai Kemenkeu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ikut menari dalam flash mob yang diinisiasi oleh sejumlah pegawai Kementerian Keuangan.

Baca Selengkapnya

Arkeolog: Banyak Situs Bawah Laut di Indonesia Belum Terungkap

26 September 2017

Arkeolog: Banyak Situs Bawah Laut di Indonesia Belum Terungkap

Penemuan 60 kapal Romawi kuno di Laut Hitam ternyata menarik perhatian ilmuwan Indonesia, terutama di bidang arkeologi maritim.

Baca Selengkapnya

Tokoh 17 Agustus: Kantong Pekerja Lepas Ryan Gondokusumo

21 Agustus 2017

Tokoh 17 Agustus: Kantong Pekerja Lepas Ryan Gondokusumo

Ryan Gondokusumo berhasil mengembangkan situs penyedia jasa desain menjadi platform yang mewadahi ribuan pekerja lepas dalam waktu tiga tahun.

Baca Selengkapnya

Tokoh 17 Agustus: Prasetyo Andy Mewujudkan Konsep Smart City

21 Agustus 2017

Tokoh 17 Agustus: Prasetyo Andy Mewujudkan Konsep Smart City

Prasetyo Andy Wicaksono menerapkan aplikasi digital Qlue Jakarta Smart City untuk memecahkan masalah perkotaan.

Baca Selengkapnya

Tokoh 17 Agustus: Firdaus Putra Aditama dan Koperasi Modern

20 Agustus 2017

Tokoh 17 Agustus: Firdaus Putra Aditama dan Koperasi Modern

Tokoh 17 Agustus Koran Tempo salah satunya adalah Firdaus Putra Aditama, 32 tahun.

Baca Selengkapnya