Kasus Teroris Serpong, Polisi: Terlibat Kirim Relawan ke Filipina  

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Jumat, 11 Agustus 2017 13:49 WIB

Ilustrasi penjahat bersenjata atau terorist. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Martinus Sitompul menuturkan terduga teroris berinisial SP alias Saka, yang ditangkap pagi tadi, memiliki keterlibatan dalam pendanaan pihak-pihak yang akan berangkat ke Filipina dan Suriah.

“Jadi menggalang dana, kemudian memberangkatkan beberapa orang ke Filipina dan Suriah,” kata Martinus di Mabes Polri, Jumat, 11 Agustus 2017.
Baca: Polisi Siapkan Pengamanan Ekstra Ketat Jelang 17 Agustus 2017

Martinus mengatakan SP ditangkap sekitar pukul 07.00 di Paku Jaya, Tangerang Selatan. Saat ini yang bersangkutan telah dibawa ke Markas Brimob untuk pemeriksaan intensif.

Penangkapan dilakukan tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri di kompleks Perumahan Clousrer Melia Grove RT 03 RW 23 Blok GMi Nomor 25, Kelurahan Paku Jaya, Kecamatan Serpong Utara, Tangerang Selatan.

Menurut Martinus, SP ditangkap karena didahului adanya laporan yang masuk ke polisi. Ia menyebutkan telah ada pengiriman orang ke Filipina dan Suriah dari hasil penggalangan dana yang dilakukan laki-laki berusia 39 tahun itu.

Tidak hanya itu, Martinus menuturkan, ada informasi yang diterima dari luar negeri atas pengiriman orang dari Indonesia, baik ke Filipina maupun Suriah. Namun ia mengaku belum memiliki data berapa jumlah orang yang sudah diberangkatkan.
Simak pula: BNPT Sebut Modus Baru Teroris Itu Antara Lain...

Martinus menambahkan, jalinan komunikasi dengan otoritas negara lain dinilai efektif untuk membantu pengungkapan terduga teroris atau pencegahan. “Info yang dibagi ke kepolisian adalah kejahatan transnasional,” ujarnya.

Martinus melanjutkan, upaya menggalang dana yang dilakukan terduga teroris SP dalam bentuk ajakan. Ia berujar cara itu dilakukan dari orang ke orang. “Mendatangi orang melakukan upaya radikal, mengajak menjadi bagian dari yang mereka sebut kelompok radikal,” katanya.

DANANG FIRMANTO

Berita terkait

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

1 hari lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

1 hari lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

2 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

2 hari lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

3 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

3 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

3 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

4 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

4 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

4 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya