Menko PMK Puan Maharani (kedua kanan) bersama Mensos Kofifah Indarparawansa (kedua kiri), Seskab Pramono Anung (kanan) serta Kepala BNPB Willem Rampangilei (kiri) berdiskusi saat memaparkan hasil rapat terbatas membahas penanganan gempa Aceh di Kantor kepresidenan, Jakarta, Jumat (16/12). ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
TEMPO.CO, Jakarta - Kader PDIP di pemerintahan ikut berkomentar soal ucapan Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono yang menyamakan PDIP dengan PKI. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani misalnya, beranggapan bahwa hal seperti itu tergolong tak beretika.
"Saya tidak bicara partai per partai, tapi menurut saya namanya berpolitik itu harus beretika. Jadi, tak usahlah saling menghujat," ujar Puan saat dicegat di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu, 2 Agustus 2017.
DIberitakan sebelumnya, pernyataan Arief muncul tak lama setelah Sidang Paripurna DPR perihal UU Penyelenggaraan Pemilu menetapkan presidential threshold sebesar 20 persen.
Menurut pihak partai Gerindra, hal itu adalah lelucon politik dan Arief menambahkan dengan ucapan tak kaget bahwa PDIP jadi dianggap sama dengan PKI. Belakangan, Arief mengeluarkan pernyataan maaf. Dan, ia juga mengaku tidak memiliki niatan menyamakan PDIP dengan PKI.
Puan melanjutkan bahwa dirinya belum mendengar soal ada permintaan maaf dari Arief. Namun, ia setuju bahwa sebaiknya ada permintaan maaf secara langsung maupun terbuka.
Ditanyai apakah Ketua Umum Megawati Soekarnoputri sudah tahu, Puan tidak menjawab secara konkrit. Ia kembali menegaskan bahwa perlu ada etika dalam berpolitik.
Secara terpisah, Sekretaris Kabinet Pramono Anung enggan menanggapi jauh soal ucapan Arief. Ia berkata, hal itu urusan partai, bukan dirinya yang merupakan Seskab meski dari PDIP. "Lagipula kan sudah ada permintaan maaf," ujarnya mengakhiri.
Wacana Pertemuan Prabowo-Puan, Pakar: Hanya Soal Waktu
19 hari lalu
Wacana Pertemuan Prabowo-Puan, Pakar: Hanya Soal Waktu
Menurut Ujang Komarudin, pertemuan Prabowo-Puan merupakan pertemuan pendahuluan sebelum Prabowo bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri.