Alasan Cabut Blokir Telegram Pasca Temu Rudiantara - Pavel Durov  

Reporter

Selasa, 1 Agustus 2017 17:41 WIB

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara bertemu dengan CEO Telegram, Pavel Duvov. twitter.com/rudiantara_id

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan membuka kembali akses aplikasi Telegram. Setelah pertemuan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dan CEO Telegram Pavel Durov siang tadi. SOP mengenai alur komunikasi pemerintah dan Telegram akan diselesaikan.

"Apabila sudah resolve. Kita akan segera buka kembali (Telegram) minggu ini. Kita lihat waktu enaknya kapan," kata Dirjen Aplikasi Informatika Kemenkominfo Semuel Abrijani Pangerapan di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta Pusat, Selasa, 1 Agustus 2017.

Baca juga:
Telegram Diblokir, Pavel Durov Bertemu Rudiantara Membahas...

Dalam pertemuan yang diadakan CEO Telegram dan Menkominfo, Telegram akan membuat channel khusus untuk langsung berkomunikasi dengan pemerintah Indonesia. Selain itu, mereka juga sudah menyediakan moderator yang bisa berbahasa Indonesia.

"Dulu, bisa 36 jam waktu respons isu propaganda terorisme. Sekarang karena sudah ada channel langsung bisa ditutup cuma beberapa jam, empat dua jam," kata CEO Telegram, Pavel Durov.

Baca pula:
Pemblokiran Terbatas Telegram Belum Cukup Hentikan Terorisme

SOP tersebut menekankan sistem komunikasi yang langsung kepada Telegram untuk memblokir konten publik di Telegram yang mengandung unsur terorisme. Sistem komunikasi tersebut juga diterapkan dalam aplikasi lain seperti Twitter dan Whatsapp.

"Channel yang khusus untuk berkomunikasi agar responnya cepet dan ditanganinnya cepat. Karena kita ngomongin internet, viralnya di internet lebih cepet. Itu yg kita tekankan dan kita terapkan dalam sama semua aplikasi seperti Twitter, Whatsapp," kata Semuel.

Silakan baca:
Kominfo Sebut Telegram Harus Terapkan Filter Otomatis dan SOP

Namun, hal ini hanya beraplikasi kepada channel publik Telegram. Sementara untuk percakapan pribadi, enkripsi Telegram tetap tidak bisa diakses.

"Tentunya kita tidak akan membuka enkripsi chat yang ada di Telegram karena aplikasi kita berbasis 100 persen rahasia atau privacy di enkripsinya. Kita punya terms and conditions yang diaplikasikan secara global dan tidak akan ada terkecualian untuk negara apa pun," kata Pavel Durov.

Semuel juga mengatakan bahwa dalam Undang Undang Telekomunikasi sudah dicantumkan untuk melindungi percakapan-percakapan pribadi. "Dalam Undang-Undang kita sudah harus melindungi percakapan pribadi, jadi sekarang kita tekankan untuk menutup konten-konten publik yang ada di Telegram," kata Samuel.

PUTRI THALIAH I S. DIAN ANDRYANTO

Berita terkait

Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

8 hari lalu

Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

Orang tua harus memiliki aturan yang jelas dan konsisten untuk mendisiplinkan penggunaan ponsel dan aplikasi pada anak.

Baca Selengkapnya

Kominfo Gandeng Tony Blair Institute Antisipasi Kejahatan Artificial Intelligence

13 hari lalu

Kominfo Gandeng Tony Blair Institute Antisipasi Kejahatan Artificial Intelligence

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Tony Blair Institute for Global Change bekerja sama antisipasi kejahatan Artificial Intelligence.

Baca Selengkapnya

Telegram Diduga Digunakan untuk Rekrut Orang Bersenjata dalam Penembakan Moskow

36 hari lalu

Telegram Diduga Digunakan untuk Rekrut Orang Bersenjata dalam Penembakan Moskow

Telegram diduga digunakan untuk merekrut orang-orang bersenjata yang menjadi pelaku penembakan gedung konser Balai Kota Crocus di luar Moskow.

Baca Selengkapnya

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

38 hari lalu

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

Skema login baru membuat Telegram bisa diakses di luar daerah bersinyal. Namun, di baliknya ada risiko peretasan.

Baca Selengkapnya

Cerita Shobur Membangun Jaringan Pornografi Anak Lintas Negara di Grup Telegram

46 hari lalu

Cerita Shobur Membangun Jaringan Pornografi Anak Lintas Negara di Grup Telegram

Terpidana kasus jaringan pornografi anak Muhamad Shobur menceritakan bagaimana ia membuat jaringan pornografi anak melalui aplikasi Telegram.

Baca Selengkapnya

Puncak Gunung Es Pornografi Anak di Indonesia, Terbongkar Karena Informasi dari FBI

46 hari lalu

Puncak Gunung Es Pornografi Anak di Indonesia, Terbongkar Karena Informasi dari FBI

Kasus pornografi anak di Indonesia ibarat puncak gunung es yang melibatkan jaringan internasional. Terbongkar setelah ada informasi dari FBI.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Kode Transaksi Jual Beli Konten Pornografi Anak di Media Sosial

46 hari lalu

Polisi Ungkap Kode Transaksi Jual Beli Konten Pornografi Anak di Media Sosial

Terdapat kode khususn yang diberikan saat seorang pelaku ingin membeli konten video pornografi anak.

Baca Selengkapnya

Kasus Pornografi Anak Laki-laki di Bawah Umur, Polres Bandara Soekarno-Hatta Temukan 3.870 Video

24 Februari 2024

Kasus Pornografi Anak Laki-laki di Bawah Umur, Polres Bandara Soekarno-Hatta Temukan 3.870 Video

Polres Bandara Soekarno-Hatta menemukan sebanyak 3.870 video dan 1.245 foto bermuatan pornografi anak laki-laki.

Baca Selengkapnya

Polres Bandara Soekarno-Hatta Ungkap Jual Beli Video Porno Diperankan Anak Indonesia ke Jaringan lnternasional

24 Februari 2024

Polres Bandara Soekarno-Hatta Ungkap Jual Beli Video Porno Diperankan Anak Indonesia ke Jaringan lnternasional

"Pak Kapolres Berto terima adalah adanya video porno atau konten pornografi yang diduga di dalamnya anak anak Indonesia sebagai pemeran."

Baca Selengkapnya

Militer Israel Akui Jalankan Grup Telegram Rayakan Aksi Sadis Tentaranya di Gaza

6 Februari 2024

Militer Israel Akui Jalankan Grup Telegram Rayakan Aksi Sadis Tentaranya di Gaza

Militer Israel mengakui mengoperasikan grup Telegram yang merayakan kejahatan perang terhadap warga Palestina di Gaza

Baca Selengkapnya