Nila Moeloek Targetkan 34 Juta Lebih Anak Imunisasi MR
Editor
Kodrat setiawan
Selasa, 1 Agustus 2017 11:28 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Nila Moeloek menargetkan pada 2017 sebanyak 34.964.384 anak mendapatkan imunisasi Measless Rubella (MR). Mereka adalah anak usia 9 bulan sampai dengan kurang dari 15 tahun. Target itu bakal diwujudkan dengan menyelenggarakan imunisasi MR di 6 povinsi, 119 kabupaten kota, di 3.579 puskesmas.
“Target itu dimaksudkan agar eliminasi campak dan pengendalian rubella dapat terwujud pada 2020,” kata Nila dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 1 Agustus 2017.
Baca juga: Menkes Nila: JKN dan Lansia Jadi Prioritas
Nila menuturkan pemberian imunisasi MR akan dilaksanakan dalam dua fase. Pada Agustus hingga September 2017 di seluruh wilayah di Pulau Jawa. Sedangkan pada Agustus hingga September 2018 di seluruh provinsi di luar Pulau Jawa. Ia menjelaskan imunisasi MR ditargetkan mencapai cakupan minimal 95 persen.
Sebagai langkah awal, Nila berujar pemerintah akan mencanangkan secara nasional kampanye dan introduksi imunisasi campak dan rubella di Madrasah Tsanawiah 10 Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Menurut Nila, pemberian imunisasi MR tersebut bertujuan mengendalikan kedua penyakit itu yaitu campak dan rubella. Nantinya akan diikuti peralihan pemakaian vaksin campak menjadi vaksin MR ke dalam program imunisasi.
Ia menambahkan Imunisasi MR diberikan juga untuk melindungi anak dari penyakit kelainan bawaan. Misalnya gangguan pendengaran, penglihatan, kelainan jantung dan gangguan mental yang disebabkan adanya infeksi rubella pada saat kehamilan. “Kami ingin mewujudkan anak Indonesia yang sehat dan berkualitas di kemudian hari,” ujar dia.
Kepala Perwakilan WHO Indonesia Jihane Tawilah memastikan pihaknya mendukung Kementerian Kesehatan mempersiapkan kegiatan imunisasi terutama di daerah berisiko tinggi dan pada populasi rentan. Sekitar 30 staf tambahan pun dikerahkan ke 5 provinsi, bekerja dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan setempat untuk memastikan mutu pelaksanaan imunisasi. Ia menilai investasi untuk memerangi campak dan rubella merupakan pendorong kuat bagi peningkatan kesehatan Ibu dan Anak.
Selain itu, Jihane mengatakan eliminasi campak akan menyumbang pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), dengan target 3.2. Di antaranya bertujuan agar pada 2030 tidak ada lagi kematian bayi dan balita karena dapat dicegah.
Kepala Perwakilan UNICEF Indonesia Gunilla Olsson pun mendukung upaya pemerintah. “Dari pengalaman kami di seluruh dunia, kombinasi vaksin campak rubella aman, efektif dan bermanfaat,” kata dia.
Menurut Olsson, saat orang tua melindungi anak-anaknya dari berbagai penyakit berbahaya dengan imunisasi, maka mereka juga telah melindungi anak-anak lain di sekitarnya dan melindungi masa depan Indonesia.
Sementara itu Deputi CEO GAVI Anuradha Gupta mengatakan dengan kurang dari satu dolar per dosis imunisasi tersebut, penyakit-penyakit campak dan rubella bisa dicegah dengan aman dan efektif. Untuk itu pada imunisasi MR kali ini, mereka memberikan kontribusi 50 persen dari keseluruhan biaya vaksin.
Berkaitan dengan penolakan imunisasi MR karena disangka haram, Nila Moeloek menjelaskan dalam fatwa MUI Nomor 4 Tahun 2016 disebutkan bahwa imunisasi pada dasarnya dibolehkan (mubah). Sebab itu sebagai bentuk upaya untuk mewujudkan kekebalan tubuh dan mencegah terjadinya suatu penyakit tertentu. Imunisasi bisa menjadi wajib ketika seseorang yang tidak diimunisasi akan mengakibatkan kematian, penyakit berat, atau kecacatan permanen yang mengancam jiwa.
DANANG FIRMANTO