Ibu Kota Tak Pindah, Djarot Ingin Jakarta Beresi Transportasi

Reporter

Editor

Budi Riza

Senin, 31 Juli 2017 11:37 WIB

Presiden Jokowi dan Ibu Iriana duduk bersama Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat beserta istirinya Happy, Setu Babakan, Jakarta, 30 Juli 2017. TEMPO/Maria Fransisca.

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat sempat menyampaikan pendapatnya kepada Presiden Joko Widodo soal pemindahan ibu kota negara ke daerah lain. Menurut Djarot, banyak hal penting yang mesti dipertimbangkan untuk memindahkan ibu kota dari Jakarta.

"Memindahkan ibu kota tidak gampang. Bukan hal yang sederhana. Kalau saya, sebaiknya, ya, kita kembangkan Jakarta supaya layak menjadi ibu kota negara," ujarnya di Balai Kota Jakarta, Senin, 31 Juli 2017.

Baca: Sejumlah Alasan Mengapa Djarot Tak Setuju Pemindahan Ibu Kota

Menurut Djarot, sebaiknya pemerintah pusat tidak perlu membuang-buang energi untuk mewacanakan pemindahan ibu kota. Djarot mengatakan, dengan negara kepulauan seperti Indonesia, sangat sulit memindahkan ibu kota dari satu pulau ke pulau lain.

"Karena itu, tidak sederhana memindahkan satu ibu kota di Pulau Jawa ke pulau lain. Lain dengan Malaysia, (pemindahannya) itu berdekatan. Lain dengan Australia, beda," ucapnya.

Baca: Lebaran Betawi, Djarot Tak Yakin Jokowi Pindahkan Ibu Kota Negara

Menurut Djarot, ada cara lain untuk memecahkan persoalan kemacetan yang menjadi masalah utama di Ibu Kota, yaitu mengembangkan sektor transportasi publik. Saat ini, kata Djarot, program pengembangan sektor transportasi publik masih terus berlanjut.

Menurut Djarot, pengembangan sektor transportasi publik sudah berjalan, bahkan mencapai 50-60 persen. Jika diteruskan, kata dia, kemacetan di Ibu Kota akan terus berkurang. Menurut Djarot, bisa dilakukan integrasi dengan kota di sekitar Jakarta yang menjadi penyangga.

Djarot menuturkan Jakarta sudah bukan kota metropolitan, tapi telah menjadi megapolitan. Sehingga sistem integrasi ke kota penyangga Ibu Kota sudah menjadi keniscayaan. Apalagi, kata Djarot, seorang Gubernur DKI Jakarta levelnya setara dengan menteri.

"Jadi Gubernur DKI Jakarta juga bisa mengkoordinasi daerah sekitarnya. Sebab, ini namanya daerah khusus ibu kota. Ada kata khususnya, lho," tuturnya.

Karena itu, kata Djarot, siapa pun gubernurnya, jabatan Gubernur DKI Jakarta seharusnya selevel dengan menteri sehingga mempunyai kemampuan dan kewenangan untuk mengintegrasikan kawasan sekitarnya. Dengan cara seperti itu, Djarot melanjutkan, maka Jakarta menjadi kota megapolitan.

LARISSA HUDA

Berita terkait

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

20 hari lalu

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Para Caleg Populer PDIP Kehilangan Kursi di DPR: Arteria Dahlan, Johan Budi sampai Kris Dayanti

33 hari lalu

Para Caleg Populer PDIP Kehilangan Kursi di DPR: Arteria Dahlan, Johan Budi sampai Kris Dayanti

Beberapa caleg petahana dari PDIP gagal lolos ke Senayan, padahal nama mereka begitu populer. Selain Kris Dayanti dan Arteria Dahlan, siapa lagi?

Baca Selengkapnya

70 Tahun Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, Tokoh Lahir dari GMNI Mulai Megawati hingga Ganjar Pranowo

39 hari lalu

70 Tahun Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, Tokoh Lahir dari GMNI Mulai Megawati hingga Ganjar Pranowo

70 tahun lalu Kongres I GMNI diadakan di Surabaya pada 23 Maret 1954. Megawati, Siswono Yudo Husodo hingga Ganjar Pranowo lahir dari GMNI.

Baca Selengkapnya

Ombudsman Sebut Pemindahan Ibu Kota ke IKN sebagai Semangat Anti Kolonialisme

42 hari lalu

Ombudsman Sebut Pemindahan Ibu Kota ke IKN sebagai Semangat Anti Kolonialisme

IKN mestinya tidak dijadikan kota multifungsi seperti Jakarta.

Baca Selengkapnya

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

56 hari lalu

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

Bagaimana mekanisme penerapan tiket berbasis akun atau Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta?

Baca Selengkapnya

Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

16 Februari 2024

Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

Pengolahan sampah berbasis reduce-reuse-recycle atau yang populer disebut TPS 3R bisa mengolah sekitar 50 ton sampah per hari.

Baca Selengkapnya

Top 3 Metro: Laporan Dana Kampanye, Camat di Bekasi Bloon Bila Mau Pamer Jersey 02 Karena Motif Politik

15 Januari 2024

Top 3 Metro: Laporan Dana Kampanye, Camat di Bekasi Bloon Bila Mau Pamer Jersey 02 Karena Motif Politik

Tiga berita Top 3 Metro tentang laporan awal dana kampanye di DKI Jakarta hingga sejumlah kasus tagihan pelanggan PLN.

Baca Selengkapnya

Caleg DPD Sylviana Murni dan Istri Djarot Saiful Hidayat, Pemilik Dana Kampanye Terbesar di Dapil DKI

14 Januari 2024

Caleg DPD Sylviana Murni dan Istri Djarot Saiful Hidayat, Pemilik Dana Kampanye Terbesar di Dapil DKI

Anggota DPD dari DKI Jakarta, Sylviana Murni dan istri dari mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, Happy Djarot jadi pemilik dana kampanye terbesar.

Baca Selengkapnya

Dulu Bilang Tak Takut, Bahlil Kini Was-was IKN Dikritik Keras oleh Anies

7 Desember 2023

Dulu Bilang Tak Takut, Bahlil Kini Was-was IKN Dikritik Keras oleh Anies

Bahlil mengatakan kritik dari salah satu calon presiden terhadap pembangunan IKN menimbulkan keraguan calon investor. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

GP Ansor Depok Kritik PKS yang Ingin Ibu Kota Tetap di Jakarta

28 November 2023

GP Ansor Depok Kritik PKS yang Ingin Ibu Kota Tetap di Jakarta

PKS menjanjikan akan mempertahankan DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Indonesia jika menang Pemilu 2024

Baca Selengkapnya