Kata Antropolog Soal Penemuan Benteng Kuno di Kalimantan Tengah  

Reporter

Sabtu, 29 Juli 2017 13:23 WIB

Pengunjung berfoto di benteng Kastela di Ternate, Maluku Utara, 9 Maret 2016. Benteng Kastela adalah benteng peninggalan Portugis yang dikenal juga dengan nama benteng Gamlamo. Tempo/ Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Palangka Raya- Penemuan sejumlah benteng yang diduga dibuat oleh suku adat Dayak pada sekitar 400 Masehi atau 1.700 tahun lalu di sejumlah lokasi di Kabupaten Gunung Mas menghebohkan masyarakat Kalimantan Tengah.


Menurut Gauri Vidya Dhaneswara, antropolog yang terlibat langsung dalam penemuan itu, dengan ditemukannya sejumlah benteng (kuta dalam bahasa Dayak Ngaju) dapat disimpulkan bahwa pada masanya peradaban masyarakat Dayak sudah berkembang dan maju.


Baca: Puncak Pagaran di Banjar Melangkapi Wisata Benteng Oranje Nassau


"Untuk membuat kuta ini tentu ada pemimpinya, kemudian ada pekerjanya. Dan yang lebih penting mereka sudah mengerti teknik pertukangan, sebab tak mudah membuat pagar setinggi 7 meter dari batang kayu ulin," ujarnya.


Gauri menuturkan awalnya hanya mendapatkan data pendukung yang minim dari penduduk setempat mengenai peninggalan masyarakat zaman dulu itu.


Advertising
Advertising

Kemudian tim yang berjumlah 4 orang dari Balai Arkeologi Kalimantan Selatan dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalimantan Tengah sekitar 2014 melakukan ekspedisi Daerah Aliran sungai (DAS) Katingan dan Pulang Pisau Hulu selama hampir 15 hari di Kabupaten Gunung Mas.


"Saat itu kami menemukan sejumlah kuta yang tersebar disejumlah kecamatan," ujar antropolog jebolan UGM itu.


Simak: Benteng Marlborough Kini Dilengkapi Ruang Pamer dan Audio-Visual


Sejumlah lokasi penemuan benteng antara lain Upin Batu yang diperkirakan berusia 600 tahun di Kecamatan Tewah. Selain itu juga Kuta Tumbang Pajange diduga berusia 125 tahun di Kecamatan Tewah, serta Kuta Tumbang Malahoi di Kecamatan Ringan. "Dan yang usianya paling tua yakni Kuta Mapot, sekitar 1.700 tahun atau didirikan pada sekitar tahun 400 Masehi," katanya.


Kuta atau benteng ala suku Dayak itu berupa pagar kayu yang dijajar rapat dan terbuat dari batang kayu Ulin setinggi 7 meter dengan garis tengah 20-40 sentimetar. Luas benteng bisa mencapai 40 meter x 60 meter.


Lihat: Benteng Pendem Ngawi Akan Direvitalisasi


Dalam benteng terdapat rumah betang (rumah panjang berbentuk panggung) ukuran 8 meter x 27 meter dan penyangganya sejumlah tongkat batang kayu Ulin setinggi 5 meter. Dalam kuta ini dihuni sekitar 27 jiwa.


Saat ini sejumlah kuta Dayak yang berada di Kabupaten Gunung Mas sedang diusulkan untuk dijadikan cagar budaya.


KARANA W.W.

Berita terkait

Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

3 hari lalu

Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid minta pembangunan fisik Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi dilakukan dengan standar yang baik.

Baca Selengkapnya

Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

19 Februari 2024

Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

Kotabaru di masa silam merupakan permukiman premium Belanda yang dibangun Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono VII sekitar 1877-1921.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

8 Februari 2024

Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

Libur tahun baru imlek, kunjungan wisata ke kampung pecinan menjadi pilihan. Berikut rekomendasi destinasi wisata pecinan yang unik di Kota Surabaya

Baca Selengkapnya

Makam Korban Pembantaian Rawagede Ditetapkan Jadi Cagar Budaya

26 Januari 2024

Makam Korban Pembantaian Rawagede Ditetapkan Jadi Cagar Budaya

Kompleks pemakaman korban tragedi pembantaian Rawagede ditetapan menjadi cagar budaya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Kampung Majapahit Mojokerto, Ini Daya Tariknya

23 Januari 2024

Mengenal Kampung Majapahit Mojokerto, Ini Daya Tariknya

Berikut daya tarik Kampung Majapahit, Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Apa saja?

Baca Selengkapnya

4 Gedung dari Zaman Hindia Belanda di Palembang yang Direkomendasikan sebagai Cagar Budaya

4 Januari 2024

4 Gedung dari Zaman Hindia Belanda di Palembang yang Direkomendasikan sebagai Cagar Budaya

Dari Gedung Ledeng hingga kantor dagang Belanda Jacobson Van Den Berg & Co di Palembang dinilai layak dijadikan cagar budaya.

Baca Selengkapnya

Profil Gereja Katedral Jakarta, Tempat pernikahan Jonatan Christie dan Shanju Eks JKT 48

6 Desember 2023

Profil Gereja Katedral Jakarta, Tempat pernikahan Jonatan Christie dan Shanju Eks JKT 48

Pernikahan atlet bulu tangkis Jonatan Christie dan Shania Junianatha atau Shanju eks JKT 48 di Gereja Katedral Jakarta. Ini profil gereja 132 tahun.

Baca Selengkapnya

Kisah Toko Merah di Kota Tua Jakarta yang Usianya Hampir Tiga Abad

21 November 2023

Kisah Toko Merah di Kota Tua Jakarta yang Usianya Hampir Tiga Abad

Toko Merah di Kota Tua awalnya dibangun sebagai rumah, lalu beberapa kali beralih fungsi dari toko hingga kafe.

Baca Selengkapnya

6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

21 November 2023

6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

Situs Candi Batujaya Karawang memiliki berbagai hal unik untuk digali, begini fakta-faktanya.

Baca Selengkapnya

Kisah Jalan Suryakencana, Surga Kuliner Kota Bogor di Lintasan Jalur Anyer-Panarukan

19 November 2023

Kisah Jalan Suryakencana, Surga Kuliner Kota Bogor di Lintasan Jalur Anyer-Panarukan

Jalan Suryakencana dikenal sebagai pusat kuliner di Kota Bogor. Ternyata jalan ini merupakan lintasan jalur Anyer-Panarukan yang dibangun Daendels.

Baca Selengkapnya