Kepala LKPP Sebut Praktek Korupsi Bergeser ke DPR

Reporter

Editor

Budi Riza

Selasa, 25 Juli 2017 16:21 WIB

Ilustrasi Pungutan liar (Pungli)/Korupsi/Suap. Shutterstock

TEMPO.CO, Yogyakarta -- Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), Agus Prabowo, mengatakan sistem pengadaan barang dan jasa pemerintah mendesak untuk terus dimodernisasi dan direformasi untuk mencegah korupsi.



Ini perlu dilakukan untuk mempersempit ruang terjadinya praktek korupsi. “Tantangan terbesar pengadaan barang dan jasa masih korupsi,” kata Agus di sela Simposium Modernisasi Sistem Pengadaan Indonesia di Yogyakarta Selasa 25 Juli 2017.



Baca: Kasus E-KTP, Mantan Pejabat Menyangkal Kenal Setya Novanto


Advertising
Advertising


Agus menuturkan sejauh ini pemerintah mengawal pengadaan barang dan jasa dengan memperbaiki berbagai aturan, sistem dan mekanismenya. Perbaikan terjadi ditandai dengan adanya pergeseran pola korupsi. Jika dulu korupsi biasanya dilakukan di tingkat eksekusi pengadaan barang dan jasa. Sekarang tindak korupsi sudah pindah ke hulu.



“Jadi belakangan korupsi sudah terjadi sejak (pengadaan) masih jadi politik di DPR/DPRD, misalnya kasus e-KTP, Hambalang, terjadinya sebelum pengadaan, ” kata Agus.



Baca: Kasus Korupsi RS Universitas Udayana, KPK Periksa Pejabat PT PP



Agus melanjutkan praktek korupsi berasal dari dua sumber yakni niat dan adanya kesempatan. Maka saat ini perlu perbaikan niat politik dan para politikusnya. “Peran LKPP hanya bisa menutup kesempatan korupsi itu makin kecil,” ujar Agus.



Agus menyebut upaya menutup kesempatan korupsi bidang pengadaan dilakukan dengan transparansi seluas-luasnya. Ini dilakukan dengan pengadaan katalog elektronik (e-catalog). Katalog elektronik ini berisi spesifikasi barang, jenis barang, harga barang hingga penyedia barang. Masyarakat bisa melaporkan jika ada kejanggalan dalam pengadaan barang.



“Namun yang menjadi persoalan saat ini jika barang itu tak ada dalam catalog atau masih dalam bentuk tender, potensi korupsi terbesar ke depan ini ada di tender,” ujar Agus.



Pengadaan bentuk tender menjadi tantangan yang menyimpan potensi korupsi terbesar sebab tidak semua barang dan jasa tersedia di pasar. Misalnya pembuatan bendungan, jembatan, dan infrastruktur lain.



“Kan enggak ada yang jual jembatan, bendungan, sehingga harus custom atau ditender, porsi tender ini harus dikurangi,” ujar Agus.



LKPP sendiri saat ini masih mencari bentuk untuk meminimalisir potensi korupsi berbentuk tender dengan sistem yang lebih memadai.



Hingga semester kedua 2017 ini, transaksi pengadaan elektronik pemerintah tercatat sudah lebih dari Rp 295 triliun dengan nilai transaksi e-tendering sebesar lebih dari Rp 270 triliun dan e-purchasing sebesar Rp 25 triliun.



PRIBADI WICAKSONO



Berita terkait

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

10 jam lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

KPK mengatakan, kuasa hukum Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor seharusnya berperan mendukung kelancaran proses hukum.

Baca Selengkapnya

KPK Sita Kantor NasDem di Sumatera Utara dalam Kasus Korupsi Bupati Labuhanbatu

1 hari lalu

KPK Sita Kantor NasDem di Sumatera Utara dalam Kasus Korupsi Bupati Labuhanbatu

KPK menyita kantor Partai NasDem di Labuhanbatu, Sumatera Utara, dalam perkara korupsi yang menjerat Bupati Erik Atrada Ritonga.

Baca Selengkapnya

Fakta-Fakta Sidang SYL: Duit Kementerian Dipakai Buat Sunatan, Bangun Kafe, hingga Cicil Alphard

1 hari lalu

Fakta-Fakta Sidang SYL: Duit Kementerian Dipakai Buat Sunatan, Bangun Kafe, hingga Cicil Alphard

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

1 hari lalu

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

PT Sriwijaya Air didirikan oleh Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim pada 28 April 2003.

Baca Selengkapnya

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Melawan KPK Akan Digelar Hari Ini

1 hari lalu

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Melawan KPK Akan Digelar Hari Ini

Gugatan praperadilan Bupati Sidoarjo itu akan dilaksanakan di ruang sidang 3 Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pukul 09.00.

Baca Selengkapnya

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

2 hari lalu

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.

Baca Selengkapnya

KPK: Potensi Korupsi di Sektor Pengadaaan Barang Jasa dan Pelayanan Publik di Daerah Masih Tinggi

2 hari lalu

KPK: Potensi Korupsi di Sektor Pengadaaan Barang Jasa dan Pelayanan Publik di Daerah Masih Tinggi

Deputi Bidang Koordinasi dan Supervisi KPK memprioritaskan lima program unggulan untuk mencegah korupsi di daerah.

Baca Selengkapnya

Beredar SPDP Korupsi di Boyolali Jawa Tengah, Ini Klarifikasi KPK

3 hari lalu

Beredar SPDP Korupsi di Boyolali Jawa Tengah, Ini Klarifikasi KPK

Surat berlogo dan bersetempel KPK tentang penyidikan korupsi di Boyolali ini diketahui beredar sejumlah media online sejak awal 2024.

Baca Selengkapnya

Pemkot Surabaya Raih Nilai 97 Persen Percepatan Pencegahan Korupsi

3 hari lalu

Pemkot Surabaya Raih Nilai 97 Persen Percepatan Pencegahan Korupsi

Nilai capaian MCP Pemkot Surabaya di atas nilai rata-rata Provinsi Jatim maupun nasional.

Baca Selengkapnya

Syahrul Yasin Limpo Kerap Minta Bayar Tagihan Kacamata hingga Parfum ke Biro Umum Kementan

4 hari lalu

Syahrul Yasin Limpo Kerap Minta Bayar Tagihan Kacamata hingga Parfum ke Biro Umum Kementan

Syahrul Yasin Limpo saat menjabat Menteri Pertanian kerap meminta pegawai Kementan untuk membayar berbagai tagihan, termasuk untuk kacamata.

Baca Selengkapnya