TEMPO Interaktif, Jakarta:Uni Eropa menilai bahwa kemenangan Irwandi Yusuf, calon independen yang berasal dari Gerakan Aceh Merdeka tidak bisa serta merta diartikan sebagai kemenangan GAM. "Ini adalah kemenangan rakyat Aceh yang secara bebas menentukan siapa pemimpin daerahnya," kata Ketua Misi Pemantau Pilkada Uni Eropa, Glyn Ford, Rabu (13/12). Kemenangan Irwandi menurut Glyn patut dijadikan pembelajaran bagi seluruh gerakan perlawan lain di seluruh dunia. "Apa yang dicapai Irwandi dalam 14 hari kampanyenya jauh lebih banyak daripada 30 tahun perjuangannya," Ucap Glyn. Dia juga menekankan bahwa rekonsolisasi dan perdamaian selalu memberikan lebih banyak arti dan manfaat daripada mengangkat senjata. Lebih jauh Glyn berharap kemenangan Irwandi dapat membawa Aceh dalam integritas yang lebih kuat dengan bangsa Indonesia. "Gubernur Aceh harus banyak belajar pada Nelson Mandela," ucapnya. Menurut Glyn kemenangan Irwandi sedikit serupa dengan Mandela, karena mereka dahulu sama-sama nerapidana. "Ada dua orang yang sebelumnya narapidana akan berubah menjadi gubernur," kata Glyn. Glyn juga menekankan bahwa kedepan Gubernur Aceh harus mau bekerjasama dengan masyarakat. "Irwandi mendapat banyak dukungan, tapi kurang dari 50 persen," kata Glyn. Keadaan ini menurut Glyn harus menjadi pertimbangan bagi Irwandi dalam mengambil keputusan kedepan. Selain itu, menurut Glyn perdamaian yang terwujud di Aceh harus selalu menjadi hal yang penting untuk dimajukan oleh Gubernur Aceh. Titis Setianingtyas