Kominfo Sebut Aplikasi Mobile Telegram Masih Bisa Digunakan  

Reporter

Selasa, 18 Juli 2017 09:14 WIB

Dua pria memainkan telepon genggamnya di depan logo ap;ikasi pesan Telegram, 18 November 2017. Indonesia bukan satu-satunya negara yang memblokir aplikasi pesan Telegram ini. REUTERS/Dado Ruvic

TEMPO.CO, Jakarta -- Direktur Keamanan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika Aidil Chedramata mengatakan, saat ini pemblokiran hanya dilakukan terhadap aplikasi Telegram.berbasis web, sementara untuk aplikasi mobile (aplikasi di telpon pintar) masih bisa digunakan. "Ya ini webnya, mobile apsnya masih bisa," kata Aidil di Jakarta, Senin 17 Juli 2017.

Menurut Aidil, pemblokiran aplikasi Telegram berbasis web karena web telegram memiliki kemampuan komunikasi yang lebih luas dengan transfer data yang tidak dipunyai di aplikasi mobile. Selain itu pemblokiran web juga lebih praktis dibandingkan aplikasinya.

Baca: 3 Tawaran Pendiri Telegram ke Pemerintah Indonesia

Ia mengatakan, pemblokiran tersebut merupakan peringatan terhadap telegram untuk mematuhi aturan yang ada di Indonesia. "Warning aja dulu," katanya.

Direktur Jenderal Samuel A Pangerapan dalam penjelasannya Senin 17 Juli 2017 mengatakan bahwa web Telegram. digunakan oleh kelompok teroris untuk melakukan koordinasi dan komunikasi. Hal ini ditunjang dengan banyaknya feature didalam web tersebut.

"Dengan menggunakan web itu memang punya kemampuan lebih dan bisa melakukan transfer file 1,5 GB disitulah mereka bertranfer informasi dan kebanyakan pemantaun kami mereka juga menggunakan web base, karena keunggulannya lebih dirasakan, nah itu kenapa webnya," katanya.

Menurut dia, pemblokiran untuk aplikasi Telegram. yang berbasis web tersebut peringatan keras bagi Telegram agar mematuhi ketentuan di Indonesia.

Kementerian Kominfo sendiri telah mengirim email kepada telegram sejak Maret 2016. Namun sayangnya tidak ada tanggapan terhadap email tersebut. Namun dari kejadian pemblokiran tersebut, saat ini telah mulai dirajut komunikasi dua arah.

"Kita kirim surat tidak ada jawabannya. Sekarang dengan adanya komunikasi dua arah, ayo kita duduk bareng," katanya.

BACA: Konten Radikal, CEO Telegram Akui Lamban Penuhi Permintaan RI

Samuel menyakini pemblokiran tersebut saat ini efektif dalam merusak komunikasi para teroris di Indonesia, mengingat banyak konten mereka yang dilakukan melalui media ini.

"Mereka pindah-pindah aja, tapi kemampuan seperti telegram berbeda, mereka susah berkoordinasianya, mereka pindah kemana," katanya.

Adapun ke-11 DNS yang diblokir adalah t.me, telegram.me, telegram.org, core.telegram.org, desktop.telegram.org, macos.telegram.org, web.telegram.org, venus.web.telegram.org, pluto.web.telegram.org, flora.web.telegram.org, dan flora-1.web.telegram.org.

Dampak pemblokiran ini adalah tidak bisa diaksesnya layanan Telegram. versi web (tidak bisa diakses melalui komputer).

ANTARA

Video Terkait:
Telegram, Aplikasi Favorit Teroris




Berita terkait

Telegram Diduga Digunakan untuk Rekrut Orang Bersenjata dalam Penembakan Moskow

35 hari lalu

Telegram Diduga Digunakan untuk Rekrut Orang Bersenjata dalam Penembakan Moskow

Telegram diduga digunakan untuk merekrut orang-orang bersenjata yang menjadi pelaku penembakan gedung konser Balai Kota Crocus di luar Moskow.

Baca Selengkapnya

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

37 hari lalu

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

Skema login baru membuat Telegram bisa diakses di luar daerah bersinyal. Namun, di baliknya ada risiko peretasan.

Baca Selengkapnya

Cerita Shobur Membangun Jaringan Pornografi Anak Lintas Negara di Grup Telegram

45 hari lalu

Cerita Shobur Membangun Jaringan Pornografi Anak Lintas Negara di Grup Telegram

Terpidana kasus jaringan pornografi anak Muhamad Shobur menceritakan bagaimana ia membuat jaringan pornografi anak melalui aplikasi Telegram.

Baca Selengkapnya

Puncak Gunung Es Pornografi Anak di Indonesia, Terbongkar Karena Informasi dari FBI

45 hari lalu

Puncak Gunung Es Pornografi Anak di Indonesia, Terbongkar Karena Informasi dari FBI

Kasus pornografi anak di Indonesia ibarat puncak gunung es yang melibatkan jaringan internasional. Terbongkar setelah ada informasi dari FBI.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Kode Transaksi Jual Beli Konten Pornografi Anak di Media Sosial

45 hari lalu

Polisi Ungkap Kode Transaksi Jual Beli Konten Pornografi Anak di Media Sosial

Terdapat kode khususn yang diberikan saat seorang pelaku ingin membeli konten video pornografi anak.

Baca Selengkapnya

Kasus Pornografi Anak Laki-laki di Bawah Umur, Polres Bandara Soekarno-Hatta Temukan 3.870 Video

24 Februari 2024

Kasus Pornografi Anak Laki-laki di Bawah Umur, Polres Bandara Soekarno-Hatta Temukan 3.870 Video

Polres Bandara Soekarno-Hatta menemukan sebanyak 3.870 video dan 1.245 foto bermuatan pornografi anak laki-laki.

Baca Selengkapnya

Polres Bandara Soekarno-Hatta Ungkap Jual Beli Video Porno Diperankan Anak Indonesia ke Jaringan lnternasional

24 Februari 2024

Polres Bandara Soekarno-Hatta Ungkap Jual Beli Video Porno Diperankan Anak Indonesia ke Jaringan lnternasional

"Pak Kapolres Berto terima adalah adanya video porno atau konten pornografi yang diduga di dalamnya anak anak Indonesia sebagai pemeran."

Baca Selengkapnya

Militer Israel Akui Jalankan Grup Telegram Rayakan Aksi Sadis Tentaranya di Gaza

6 Februari 2024

Militer Israel Akui Jalankan Grup Telegram Rayakan Aksi Sadis Tentaranya di Gaza

Militer Israel mengakui mengoperasikan grup Telegram yang merayakan kejahatan perang terhadap warga Palestina di Gaza

Baca Selengkapnya

Anda Sering Ditambahkan ke Grup Telegram Spam? Tips Ini Bisa Mencegahnya

17 Januari 2024

Anda Sering Ditambahkan ke Grup Telegram Spam? Tips Ini Bisa Mencegahnya

Pengguna aplikasi Telegram mungkin pernah tiba-tiba ditambahkan ke sebuah grup acak yang tidak diinginkan. Begini cara mencegahnya

Baca Selengkapnya

Google, YouTube, Meta, TikTok, & Telegram Didenda Rusia, Mengapa Belakangan Dihapus?

4 Januari 2024

Google, YouTube, Meta, TikTok, & Telegram Didenda Rusia, Mengapa Belakangan Dihapus?

Hutang Google, Meta, dan Tiktok dihapus dari database Rusia.

Baca Selengkapnya