Cerita Percakapan Grup Para Teroris di Aplikasi Telegram

Reporter

Editor

Elik Susanto

Sabtu, 15 Juli 2017 10:50 WIB

Aplikasi pesan instan Telegram.

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informasi telah memblokir aplikasi Telegram, terhitung mulai pukul 11.00, Jumat, 14 Juli 2017. Alasannya, web ini kerap dipakai kelompok radikal untuk menebarkan ancaman dan bahkan dijadikan sarana kelompok teroris mengembangkan jaringannya.

Menurut Nava Nuraniyah, peneliti dari Institute for the Policy Analysis of Conflict (IPAC)—organisasi yang intens meneliti ekstremisme dan terorisme—sebelum memakai Telegram, para teroris memakai WhatsApp untuk berkomunikasi. Hanya, aplikasi dari Amerika Serikat ini bisa disusupi polisi sehingga perencanaan mereka bisa disadap.

Baca: Begini Bachrun Naim Manfaatkan Telegram untuk Merancang Teror

Nava pernah mencoba menyusup ke dalam grup para teroris di Telegram. Percakapannya ramai karena Telegram bisa menampung 10 ribu anggota. Ada grup besar dan grup kecil. Grup-grup besar biasanya digunakan untuk propaganda.

Jika ada pembicaraan-pembicaraan yang terkait dengan rencana teror, mereka akan membentuk grup yang lebih kecil. “Kalau pembicaraan sudah mulai vulgar, akan ada yang mengingatkan untuk melanjutkan percakapan di grup yang lebih kecil,” ujar Nava.

Di grup Telegram, kata Nava, Bachrun Naim, dedengkot teroris jaringan ISIS, biasanya mempublikasikan tanya-jawab hasil konsultasi orang-orang dengannya yang memakai jalur pribadi. “Misalnya, ada yang gagal membuat bom, lalu berdiskusi dengan Bachrun, percakapan itu ia teruskan ke grup,” ujarnya.

Baca: Aplikasi Telegram Diblokir, CEO Telegram: Itu Aneh

Tahu bahwa penggunaan Telegram populer di kalangan pengikut ISIS, polisi mencoba berkontak dengan pemilik aplikasi ini. Telegram dibuat oleh Nikholai Durov, juara pelbagai kompetisi matematika asal Rusia pada 2013. Ia mendapat sokongan dana untuk pengembangan aplikasi ini dari saudaranya, Pavel Durov, pengusaha 32 tahun yang mendirikan VKontakte—media sosial dengan jumlah pemakai terbesar di Eropa.

Saat ini pemakai Telegram diperkirakan mencapai 100 juta pengguna aktif, sebagian besar orang Iran, dengan 350 ribu pendaftar baru setiap hari. Jumlah percakapan di Telegram mencapai 15 miliar pesan per hari pada 2016.

Kendati terdaftar di Inggris dan Amerika Serikat, Durov bersaudara tak mempublikasikan alamat kantor dan laboratorium Telegram. Bahkan di situs www.telegram.org tak tercantum informasi apa pun tentang para pembuatnya. “Kami sempat ke Rusia, tapi ternyata kantor mereka pindah ke Berlin, Jerman,” kata seorang perwira polisi. Disambangi ke Berlin, para polisi hanya menemui angin dingin musim salju. Keberadaan Durov bersaudara tak terlacak.

Baca juga: Telegram Diblokir, Kemenkominfo: Digunakan Kelompok Radikal

Kementerian Komunikasi dan Informatika juga tidak tahu kantor fisik Telegram. “Kami hanya pernah berkomunikasi melalui surat elektronik,” kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Semuel Abrijani Pangerapan.

Komunikasi melalui surat elektronik itu, kata Semuel, dilakukan saat kementeriannya mendapatkan laporan bahwa sebuah grup atau channel terlibat dengan kegiatan terorisme. “Beberapa kali kami minta grup itu diblok, mereka melakukannya,” tuturnya.


Baca: Senang Disebut Kafir

Grup yang diikuti Nava Nuraniyah dua kali dibekukan Telegram. Namun, ketika satu grup dibekukan, para teroris itu membuat grup lain. Mereka pun meneruskan percakapan di sana. Menurut Nava, kemudahan membentuk grup di Telegram membuat pembekuan tak menghentikan percakapan para teroris, seperti pembekuan situs-situs radikal.

Kementerian Komunikasi pernah memblokir 22 situs yang dianggap menyebarkan paham radikal yang berbahaya, salah satunya Arrahmah.com. Namun saat ini situs itu ternyata beroperasi lagi. Bahkan, di versi telepon selulernya, ada banner yang mengajak bergabung dengan channel aplikasi Telegram mereka. Ketika diklik, kita akan langsung tergabung di saluran itu. “Kami akan cek lagi,” kata Semuel.

GADI MAKITAN| MBM TEMPO

Berita terkait

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

1 hari lalu

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), berikan Sertifikat Penerapan Standar Minimum Pengamanan kepada 18 pengelola objek vital strategis dan transportasi di Jakarta.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

6 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

12 hari lalu

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

Remaja laki-laki berusia 16 tahun telah didakwa melakukan pelanggaran terorisme setelah menikam uskup gereja Asyur di Sydney saat kebaktian gereja.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

12 hari lalu

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap tujuh orang diduga terafiliasi sebagai anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

15 hari lalu

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) meminta Polri mewaspadai aktifnya sel terorisme di Indonesia saat konflik Timur Tengah memanas

Baca Selengkapnya

Telegram Diduga Digunakan untuk Rekrut Orang Bersenjata dalam Penembakan Moskow

34 hari lalu

Telegram Diduga Digunakan untuk Rekrut Orang Bersenjata dalam Penembakan Moskow

Telegram diduga digunakan untuk merekrut orang-orang bersenjata yang menjadi pelaku penembakan gedung konser Balai Kota Crocus di luar Moskow.

Baca Selengkapnya

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

36 hari lalu

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

Skema login baru membuat Telegram bisa diakses di luar daerah bersinyal. Namun, di baliknya ada risiko peretasan.

Baca Selengkapnya

Serangan Teror di Rusia, Kremlin: Tidak Ada Negara yang Kebal dari Terorisme

36 hari lalu

Serangan Teror di Rusia, Kremlin: Tidak Ada Negara yang Kebal dari Terorisme

Juru bicara Kremlin menepis adanya kegagalan dinas keamanan Rusia dalam mencegah penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

37 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya

Beredar Video Interogasi Brutal Empat Pria Tersangka Serangan Moskow

37 hari lalu

Beredar Video Interogasi Brutal Empat Pria Tersangka Serangan Moskow

Video interogasi brutal empat tersangka serangan Moskow yang belum terverifikasi beredar luas, salah satu tersangka ada yang menggunakan kursi roda.

Baca Selengkapnya