Presiden Jokowi menjajal jalan Trans Papua dengan menaiki motor trail di ruas Wamena-Mamugu 1, Papua, 10 Mei 2017. Presiden mengenakan jaket hijau dilengkapi helm berkamera dan pelindung lutut. Biro Pers Istana Presiden
TEMPO.CO, Balikpapan- Presiden Joko Widodo atau Jokowi akhirnya menyatakan langsung perkembangan terbaru rencana pemindahan ibu kota negara dari Jakarta. Kepada publik, ia menyebut sudah ada tiga provinsi yang digadang-gadang sebagai calon penerima gelar ibu kota baru.
"Tidak akan saya buka. Kalau saya bilang Kalimantan Timur salah satunya, misalnya di Berau, nanti semua beli tanah di sana. Harga tanah langsung melambung," ujar Presiden Jokowi dalam kunjungan kerjanya, dikutip dari keterangan pers Istana Kepresidenan, Kamis, 13 Juli 2017.
Presiden Joko Widodo melanjutkan, rencana pemindahan ibu kota sendiri masih dalam tahap kajian dan belum akan selesai dalam waktu dekat. Ia mengatakan pemindahan ibu kota bukan perkara gampang karena berbagai kalkulasi perlu dilakukan.
Kalkulasi itu pun, kata Jokowi, bukan di bidang ekonomi saja. Aspek sosial pun ikut diperhitungkan. "Pindah ibu kota perlu kalkulasi mengenai sosial-politik, infrastruktur, dan perekonomian. Semua dihitung, kemudian diketahui kebutuhan biayanya. Itu banyak," ujarnya sambil menambahkan pemisahan atau pemindahan ibu kota adalah hal wajar. Menurut dia, banyak negara memisahkan ibu kota negara dan pemerintahan.
Pengungkapan rencana pemindahan ibu kota oleh Presiden Jokowi dipicu ucapan Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek. Awang menyebut provinsinya siap memfasilitasi pemindahan ibu kota. Ia juga mengklaim Kalimantan Timur siap secara infrastruktur pendukung. "Berapa pun besar lahan yang dibutuhkan, kami siap," ujarnya di kesempatan yang sama.