Menteri Nila Moeloek Dorong Donor Darah Jadi Gaya Hidup  

Reporter

Selasa, 11 Juli 2017 16:10 WIB

Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek saat meninjau posko kesehatan di Pelabuhan merak Banten. TEMPO/Darma Wijaya

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Nila Djuwita Farid Moeloek atau Nila Moeloek menuturkan dalam peringatan Hari Donor Darah Sedunia pihaknya mendorong masyarakat untuk menjadi pendonor darah. Sebab, kebutuhan darah nasional masih kurang.

“Kami harus mendorong terus pendonor ini untuk memberikan darah, karena darah tidak ada gantinya, tidak bisa dibuat dari kimiawi,” kata Nila dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 11 Juli 2017.

Baca juga: Indonesia Defisit Darah, Menkes: Pendonor Darah Masih Kurang

Nila mengatakan kesadaran masyarakat akan pentingnya donor darah belum mencukupi. Padahal angka kematian ibu masih tergolong tinggi. Data rutin kesehatan ibu dan anak pada 2016 menyebutkan sebanyak 28 persen penyebab kematian ibu adalah pendarahan. Angka itu mampu dicegah apabila semakin banyak pendonor darah yang sukarela secara rutin mendonorkan darahnya.

Berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah kebutuhan minimal darah di Indonesia sekitar 5,1 juta kantong setiap tahun. Sedangkan produksi darah dan komponennya saat ini sebanyak 4,1 juta kantong dari 3,4 juta donasi. Sehingga jumlah darah yang tersedia 90 persen di antaranya berasal dari donasi sukarela.

Nila berpesan khususnya untuk yang bekerja di bidang kesehatan, agar dapat memberikan teladan kepada masyarakat dengan menjadikan donor darah sebagai bagian dari gaya hidup. Hal itu diharapkan bisa membuat aksi donor darah sukarela tidak hanya dilaksanakan pada acara-acara khusus. Nila berharap donor darah menjadi bagian dari gaya hidup sehingga masyarakat secara rutin mendonorkan darahnya dan menjadi Donor Darah Lestari.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Oscar Pribadi menuturkan pihaknya membuat program kerja sama antara puskesmas, unit transfusi darah (UTD), dan rumah sakit dalam pelayanan darah untuk menurunkan angka kematian ibu. Program itu dibentuk untuk menjamin tersedianya darah yang cukup bagi ibu hamil, melahirkan, dan nifas.

Oscar mengharapkan program itu dapat meningkatkan peran masyarakat untuk menjadi pendonor darah sukarela. Mengamini Nila Moeloek, Oscar mengatakan ketersediaan darah di sarana kesehatan sangat ditentukan oleh partisipasi masyarakat dalam mendonorkan darahnya. Saat ini tercatat ada 2.394 puskesmas, melalui 123 dinas kesehatan kabupaten dan kota, telah menandatangani nota kesepahaman dengan UTD dan rumah sakit.

DANANG FIRMANTO

Berita terkait

Astra Gandeng Raline Shah Sebagai Juri Tamu di 15th SATU Indonesia Awards 2024

49 hari lalu

Astra Gandeng Raline Shah Sebagai Juri Tamu di 15th SATU Indonesia Awards 2024

Pendaftaran SATU Indonesia Awards dibuka mulai 4 Maret - 4 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Kirim Pemberitahuan Penangguhan Izin Praktik Dokter Muda

52 hari lalu

Korea Selatan Kirim Pemberitahuan Penangguhan Izin Praktik Dokter Muda

Korea Selatan telah mengirimkan pemberitahuan awal tentang penangguhan izin praktik dokter pada 5 ribu dokter magang yang sedang mogok kerja.

Baca Selengkapnya

Pilihan Menu Makan Siang Gratis Ala Prabowo: Paket Ayam dan Perkedel, Gado-Gado hingga Siomay

2 Maret 2024

Pilihan Menu Makan Siang Gratis Ala Prabowo: Paket Ayam dan Perkedel, Gado-Gado hingga Siomay

Berikut ini perkiraan sejumlah menu makan siang gratis ala Prabowo-Gibran....

Baca Selengkapnya

Makan Siang Gratis Dipatok Rp 15 Ribu Per Anak, di Bandung dan Jatinangor Bisa Makan Apa?

29 Februari 2024

Makan Siang Gratis Dipatok Rp 15 Ribu Per Anak, di Bandung dan Jatinangor Bisa Makan Apa?

Program makan siang gratis akan dipatok dengan harga 15 ribu per anak. Bisa makan apa di Bandung dan Jatinangor?

Baca Selengkapnya

Bujet Rp 15 Ribu per Anak untuk Makan Siang Gratis, di Yogyakarta Bisa Makan Apa?

28 Februari 2024

Bujet Rp 15 Ribu per Anak untuk Makan Siang Gratis, di Yogyakarta Bisa Makan Apa?

Menkes Budi Gunadi Sadikin sebut bujet Rp15 ribu per anak untuk makan siang gratis sesuai kalau di Yogyakarta. Bisa dapat menu apa?

Baca Selengkapnya

Ribuan Dokter Magang Mogok di Seoul, Apa Alasannya dan Membuat Rumah Sakit Kepayahan?

27 Februari 2024

Ribuan Dokter Magang Mogok di Seoul, Apa Alasannya dan Membuat Rumah Sakit Kepayahan?

Ribuan dokter magang lakukan mogok di Seoul, Korea Selatan, apa masalahnya?

Baca Selengkapnya

Kemenkes Soroti Jam Kerja KPPS yang Overtime, Berikut Aturan Jam Kerja Normal

22 Februari 2024

Kemenkes Soroti Jam Kerja KPPS yang Overtime, Berikut Aturan Jam Kerja Normal

Kemenkes merilis sebanyak 84 orang petugas KPPS meninggal karena kelelahan saat bertugas. Jam kerja dinilai melebihi ambang batas kerja normal.

Baca Selengkapnya

Photocard SEVENTEEN Bikin Jumlah Pendonor Darah di Korea Meningkat 69 Persen

28 Januari 2024

Photocard SEVENTEEN Bikin Jumlah Pendonor Darah di Korea Meningkat 69 Persen

Palang Merah Korea menyiapkan lebih dari 1.000 photocard SEVENTEEN untuk dibagikan kepada pendonor darah.

Baca Selengkapnya

Awal Mula Penetapan 25 Januari sebagai Hari Gizi Nasional

25 Januari 2024

Awal Mula Penetapan 25 Januari sebagai Hari Gizi Nasional

Penetapan Hari Gizi Nasional bermula tahun 1950 saat Menkes Dokter J Leimena mengangkat Prof. Poorwo Soedarmo yang dikenal dengan Bapak Gizi Indonesia

Baca Selengkapnya

Pentingnya Peran Masyarakat Ikut Cegah Keluarga Terkena Demam Berdarah Dengue

18 Januari 2024

Pentingnya Peran Masyarakat Ikut Cegah Keluarga Terkena Demam Berdarah Dengue

Mengatasi masalah demam berdarah dengue harus menjadi urgensi. Peran serta masyarakat ikut cegah DBD sangat diperlukan.

Baca Selengkapnya