Portugal Bantu Rawat Peninggalan Bersejarah di Yogyakarta

Reporter

Jumat, 7 Juli 2017 15:05 WIB

Taman Sari Jalan Taman, Kraton, Yogyakarta, Kamis 3 Mei 2012. TEMPO/Subekti. 20120503.

TEMPO.CO, Yogyakarta - Duta Besar Portugal untuk Indonesia, Rui Fernando Sucena do Carmo, menuturkan pihaknya membuka diri untuk menjadi mitra kerja sama pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam upaya pelestarian situs-situs bersejarah.

“Kami akan memulai kerja sama pelestarian itu dengan menggandeng sejumlah lembaga untuk menelaah ulang bagaimana sebenarnya hubungan Portugal dengan Jawa pada masa lalu,” ujarnya setelah bertemu dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di kantor Gubernur, Kamis, 6 Juli 2017.

Baca: Blusukan di Taman Sari Yogyakarta, Putri Obama Sempat Main Air

Dari kajian selama ini, salah satu hubungan Portugal dengan Jawa bisa ditilik dari situs cagar budaya Taman Sari yang dimiliki Keraton Yogyakarta. Situs Taman Sari, dengan nama lain Water Castel atau Istana Air, dibangun pada 1758 pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono I atau Pangeran Mangkubumi.

Situs tersebut merupakan hasil desain orang Portugal. Sehingga hingga sekarang bangunan situs itu masih tampak memiliki kombinasi gaya Eropa, seperti yang masih dapat dijumpai pada taman-taman mewah tradisi Portugis.

Hamengku Buwono X menuturkan, sekitar 10 tahun lalu atau pada 2007, pemerintah DIY sudah memulai bekerja sama dengan sebuah yayasan di bawah pemerintah Portugal untuk merenovasi Taman Sari dalam jangka waktu lima tahun.

Lihat: Situs Purbakala Majapahit Dirusak, Siapa Jaga Arca Bersejarah?

“Renovasi Taman Sari itu untuk mengembalikan bangunan seperti bentuk aslinya dengan bahan baku seperti awal dibangun, yang tidak memakai semen, tapi hanya pasir, gamping, dan batu bata yang dihaluskan,” ujarnya.

Pelibatan yayasan Portugal untuk merenovasi Taman Sari dinilai perlu karena kondisi bangunan yang merupakan campuran pasir dan batu bata kala itu banyak dipakai burung untuk membuat sarang dan bertelur.

Renovasi Taman Sari sudah dilakukan dua tahap dengan melibatkan yayasan dari Portugal. Renovasi itu dilakukan di bagian tengah, yang meliputi tiga kolam, yakni Umbul Binangun, Umbul Panguras, dan Umbul Pamuncar.

Simak: Blusukan Sejarah di Kota Gede, Mengenang Mataram Islam

Renovasi tahap kedua menyentuh bagian timur, yakni ke arah kompleks Magangan. “Setelah pendampingan terhadap yayasan Portugal, kami lanjutkan sendiri renovasi Taman Sari di bagian Sumur Gumuling dengan dana APBD,” tuturnya.

Hamengku Buwono X mengapresiasi Dubes Portugal yang ingin mendalami lagi hubungan sejarah bangsa mereka dengan Indonesia dalam upaya pelestarian cagar budaya ini.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

5 hari lalu

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

6 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

10 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

13 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

39 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.

Baca Selengkapnya

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

45 hari lalu

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

46 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

46 hari lalu

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

51 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

54 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya