Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto. ANTARA/Reno Esnir
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Humas Markas Besar Kepolisian RI Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengungkapkan salah satu pelaku penyerangan terhadap Markas Kepolisian daerah Sumatera Utara (Polda Sumut), Syawaluddin Pakpahan, pernah terlibat kegiatan pertempuran di Suriah.
“SP (Syawaluddin Pakpahan) itu sudah terpantau oleh kami. Dia pernah bertempur di Suriah beberapa tahun lalu,” ujar dia di kantornya, Kamis, 29 Juni 2017.
Menurut Setyo, di kediaman Syawaluddin terdapat gambar bendera ISIS di dinding dan buku. Ia mengatakan temuan itulah yang menjadi poin penting untuk mengetahui jaringan kelompok radikal para pelaku.
Setyo berujar, kemarin, tiga pelaku sudah dibawa ke Jakarta untuk dilakukan pemeriksaan. Untuk memudahkan pemeriksaan, ketiganya dibawa ke Markas Korps Brigade Mobil Kelapa Dua, Depok. Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri terus mendalami pemeriksaan terhadap tiga orang terduga pelaku itu.
Ketiganya adalah Syawaluddin Pakpahan, 43 tahun; Firmansyah Putra Yudi (32); dan Boboy (17). Seorang tersangka lain, Ardial Ramadhana, tewas terkena tembakan.
Hasil pemeriksaan belum dapat diketahui secara lengkap. “Teman-teman Densus masih bekerja. Artinya, siapa pun yang terlibat, siapa pun yang terkait dengan kasus ini akan ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku,” ucapnya.
Dia menuturkan kasus penyerangan di Markas Polda Sumut yang menewaskan satu anggota polisi tersebut terus dikembangkan. Mereka tidak menutup kemungkinan menangkap pelaku lain apabila terbukti terlibat dan terkait.
Peristiwa penyerangan tersebut terjadi pada Ahad, 25 Juni 2017. Serangan yang terjadi pada dinihari sekitar pukul 03.00 itu menewaskan anggota Pelayanan Markas Kepolisian Daerah Sumatera Utara, Ajun Inspektur Satu Martua Sigalingging.
OJK dan Polri Buru Eks CEO Investree Adrian Gunadi yang Diduga di Luar Negeri
5 hari lalu
OJK dan Polri Buru Eks CEO Investree Adrian Gunadi yang Diduga di Luar Negeri
Otoritas Jasa Keuangan terus memburu eks CEO PT Investree Radika Jaya (Investree) Adrian Asharyanto Gunadi yang diduga berada di luar negeri. Bekas pucuk pimpinan perusahaan pinjaman online (pinjol) itu diduga menghimpun dana tanpa izin atau tindak pidana di sektor jasa keuangan.