Tiga Operasi Tangkap Tangan dalam Sebulan, Ini Alasan KPK

Reporter

Minggu, 18 Juni 2017 08:42 WIB

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Basaria Panjaitan saat berkunjung di kantor Redaksi Tempo, Jakarta, 18 Februari 2016. TEMPO/Bintari Rahmanita

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK melakukan operasi tangkap tangan terhadap sejumlah pejabat di Kota Mojokerto, Jawa Timur. Operasi tangkap tangan ini adalah yang ketiga kali pada Juni 2017 setelah operasi tangkap tangan di Bengkulu dan Surabaya, Jawa Timur. Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan menilai penangkapan di sejumlah di daerah ini hasil koordinasi dan supervisi pencegahan korupsi.

“Tahun ini KPK memang membuat 21 provinsi menjadi wilayah korsupga (koordinasi dan supervisi pencegahan), ini merupakan salah satu strategi KPK dalam penindakan dan pencegahan terintegrasi,” kata Basaria Panjaitan di kantor KPK, Jakarta, Sabtu, 17 Juni 2017.

Baca juga:
OTT KPK di Kota Mojokerto, Begini Kronologi Penangkapan 4 Orang
OTT di Mojokerto, KPK Menyita Uang Rp 470 Juta


Melalui koordinasi ini, kata Basaria, tim KPK bisa menambah informasi koordinasi dan supervisi penindakan. “Kami sekarang sudah ada di mana-mana. Kalau tidak berhenti juga, kemungkinan banyak dan akan banyak lagi OTT,” ujar Basaria. Ia memastikan upaya pencegahan dilakukan tanpa harus meniadakan operasi tangkap tangan. “Itu tindakan represif.”

Sebelumnya, KPK melakukan operasi tangkap tangan di Surabaya, Jawa Timur pada Senin, 5 Juni 2017. OTT ini terkait dengan suap DPRD Jatim dari kepala dinas setempat. KPK menetapkan enam tersangka atas kasus ini.

Baca pula:
Hari Ini KPK Bawa 5 Orang Hasil OTT di Surabaya

Breaking News: Jaksa Kena OTT KPK di Bengkulu Dibawa ke Jakarta

Tak berselang lama, KPK melakukan operasi tangkap tangan OTT di Bengkulu. KPK menetapkan tiga tersangka tindak pidana korupsi termasuk Kasi III Bidang Intelijen Bengkulu Parlin Purba. Mereka diduga terkait suap pengumpulan data atau bahan keterangan atas pelaksanaan proyek-proyek di Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera VII di Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran 2015 dan 2016.

Selain Basaria Panjaitan, Wakil Ketua KPK lainnya, Saut Situmorang, mengatakan tak mudah untuk lembaganya untuk melakukan operasi tangkap tangan di daerah. “KPK hanya bisa membawa orang apabila mencukupi 2 bukti,” ujar Saut.

Ia menambahkan semua daerah berpotensi menjadi tempat praktek korupsi. “Tetapi ketika kami tidak bisa mempunyai bukti, kami tidak bisa menangkap apa-apa. Ketika kami punya bukti, tentu itu (OTT) kami lakukan,” ujar dia.

ARKHELAUS WISNU

Berita terkait

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Melawan KPK Akan Digelar Hari Ini

3 jam lalu

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Melawan KPK Akan Digelar Hari Ini

Gugatan praperadilan Bupati Sidoarjo itu akan dilaksanakan di ruang sidang 3 Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pukul 09.00.

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

8 jam lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

17 jam lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

KPK Belum Putuskan Berapa Lama Penghentian Aktivitas di Dua Rutan Miliknya

17 jam lalu

KPK Belum Putuskan Berapa Lama Penghentian Aktivitas di Dua Rutan Miliknya

Dua rutan KPK, Rutan Pomdam Jaya Guntur dan Rutan Puspomal, dihentikan aktivitasnya buntut 66 pegawai dipecat karena pungli

Baca Selengkapnya

Konflik Nurul Ghufron dan Albertina Ho, KPK Klaim Tak Pengaruhi Penindakan Korupsi

20 jam lalu

Konflik Nurul Ghufron dan Albertina Ho, KPK Klaim Tak Pengaruhi Penindakan Korupsi

Wakil Ketua KPK Johanis Tanak mengatakan penyidikan dan penyelidikan kasus korupsi tetap berjalan di tengah konflik Nurul Ghufron dan Albertina Ho

Baca Selengkapnya

KPK Bantah Ada Intervensi Mabes Polri dalam Penanganan Perkara Eddy Hiariej

20 jam lalu

KPK Bantah Ada Intervensi Mabes Polri dalam Penanganan Perkara Eddy Hiariej

Wakil Ketua KPK Johanis Tanak menegaskan tidak ada intervensi dari Mabes Polri dalam kasus eks Wamenkumham Eddy Hiariej

Baca Selengkapnya

Periksa 15 ASN Pemkab Sidoarjo, KPK Dalami Keterlibatan Gus Muhdlor di Korupsi BPPD

22 jam lalu

Periksa 15 ASN Pemkab Sidoarjo, KPK Dalami Keterlibatan Gus Muhdlor di Korupsi BPPD

KPK memeriksa 15 ASN untuk mendalami keterlibatan Bupati Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor dalam dugaan korupsi di BPPD Kabupaten Sidoarjo

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej, KPK Bantah Ada Intervensi Mabes Polri

1 hari lalu

Belum Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej, KPK Bantah Ada Intervensi Mabes Polri

Wakil Ketua KPK Johanis Tanak membantah ada tekanan dari Mabes Polri sehingga belum menerbitkan sprindik baru untuk Eddy Hiariej.

Baca Selengkapnya

KPK Sempurnakan Administrasi Sebelum Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej

1 hari lalu

KPK Sempurnakan Administrasi Sebelum Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej

KPK akan menyempurnakan proses administrasi sebelum menerbitkan sprindik baru untuk eks Wamenkumham Eddy Hiariej.

Baca Selengkapnya

KPK: Potensi Korupsi di Sektor Pengadaaan Barang Jasa dan Pelayanan Publik di Daerah Masih Tinggi

1 hari lalu

KPK: Potensi Korupsi di Sektor Pengadaaan Barang Jasa dan Pelayanan Publik di Daerah Masih Tinggi

Deputi Bidang Koordinasi dan Supervisi KPK memprioritaskan lima program unggulan untuk mencegah korupsi di daerah.

Baca Selengkapnya