Wakil Kepala Polri (Wakapolri) yang baru Komisaris Jenderal Syafruddin saat mengikuti upacara pelantikan di Rupatama Mabes Polri, Jakarta, 10 September 2016. Mantan Kepala Lembaga Pendidikan Polri (Kalemdikpol) Komisaris Jenderal Syafruddin resmi dilantik sebagai Wakapolri melalui Surat Keputusan Nomor 917/IX/2016. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Komisaris Jenderal Syafruddin mengatakan, terkait ancaman terorisme, Indonesia ini ibarat bom berjalan yang senantiasa bisa meledak suatu saat. Apalagi, jika kepentingan politik dibaluti dengan sentimen agama dan sentuhan teknologi.
Syafruddin menjelaskan orang luar akan mudah masuki Indonesia jika politik sudah dicampuradukkan dengan sentimen agama. Sehingga bisa memecah keberagaman dan menghancurkan sebuah negara.
Sehingga Syafruddin mengajak seluruh komponen bangsa agar tetap bersatu, jangan sampai demokrasi bablas dan tak terkontrol sehingga dapat goyah. Akibatnya dengan mudah memicu aksi terorisme dan radikalisme.
Menurut Syafruddin, potensi keberagaman dan kebhinekaan selalu memiliki kekuatan positif dan juga negatif jika tak dikelola dengan baik. Beruntung percobaan aksi militan ISIS melalui konflik yang pernah terjadi di Indonesia seperti Maluku, Poso dan Aceh bisa digagalkan.
"Terakhir TNI dan Polri berhasil memberantas kawanan teroris pimpinan Santoso. Karena ISIS di Indonesia sudah menjalar," ucap Syafruddin lagi. Lebih lanjut dia mengatakan, konflik berdarah di Suriah sudah meluas ke aneka penjuru dunia dan menggerogoti wilayah Asia Tenggara, seperti yang terjadi di Filipina.