Sejumlah siswa SMP Negeri 1 Serang mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) dengan menggunakan laptop pinjaman di Serang, Banten, 2 Mei 2017. Dari 146 SMP yang ada di Serang 115 sekolah masih menggunakan pensil dan kertas (UNPK) sedang 33 sekolah melaksanakan UN berbasis komputer dengan laptop pinjaman dari para orang tua siswa. ANTARA/Asep Fathulrahman
TEMPO.CO,Jakarta – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan bahwa soal ujian nasional (UN) tingkat sekolah menengah pertama pada 2018 tidak lagi berbentuk pilihan ganda melainkan esai.
”Kami berusaha, mulai tahun depan soal UN tidak lagi pilihan ganda sehingga dapat mengukur level kognisi siswa lebih mendalam,” ujar Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Nizam, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis, 15 Juni 2017.
Melalui soal UN yang esai, kata Nizam, juga dapat mengukur ketuntasan belajar siswa. Meskipun saat ini guru dan siswa belum sepenuhnya menyadari bahwa UN dapat mengukur ketuntasan belajar siswa.
Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud Hamid Muhammad, ketuntasan belajar tidak hanya diukur melalui nilai namun proses yang harus dicapai siswa.
Dalam konferensi pers mengenai evaluasi pelaksanaan UN SMP Tahun 2017 itu juga dijelaskan jumlah satuan pendidikan yang mengikuti UNBK (ujian nasional berbasis komputer) untuk jenjang SMP, yakni sebanyak 8.879 sekolah menengah pertama, 1.970 madrasah tsanawiyah, 198 SMP terbuka, serta 693 PKBM (pusat kegiatan belajar masyarakat).
UNBK SMP diikuti oleh 1.349.744 siswa. Meski demikian, dari segi persentase sekolah dan siswa UNBK jenjang SMP masih lebih rendah dari jenjang di atasnya, yakni 32 persen, karena jumlah siswa SMP/MTs jauh lebih banyak. Peserta ujian nasional jenjang SMP yang dilayani dengan kertas dan pensil (UNKP) sebanyak 2.855.633 siswa.
Nizam menjelaskan, pelaksanaan UN SMP pada tahun ini relatif sepi dari isu tentang kebocoran dan kecurangan pelaksanaan UN. Indeks Integritas UN (IIUN) meningkat sebesar 8,31 poin. Namun untuk nilai rata-rata UN SMP turun 4,36.
Namun sekolah-sekolah yang dulu telah mengikuti UNBK dan tahun ini tetap menggunakan UNBK tidak menunjukkan penurunan yang signifikan, justru reratanya pada mata pelajaran matematika mengalami peningkatan. Demikian pula sekolah yang tahun lalu memiliki IIUN tinggi dan tahun ini tetap tinggi indeksnya tidak mengalami perubahan yang berarti. Sementara sekolah yang dulunya bermasalah, dengan IIUN rendah dan tahun ini beralih ke UNBK cenderung mengalami penurunan signifikan.