Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara memberikan keterangan kepada pers terkait serangan Ransomware baru bernama WannaCry di Jakarta, 14 Mei 2017. Kementerian Kominfo melakukan himbauan dan serangkaian penangkalan dan penanganan mengatasi serangan malware. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO,Jakarta – Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengakui kementeriannya mendukung kepolisian mengungkap pengunggah konten pornografi yang melibatkan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Syihab. Konten itu disebarkan lewat situs Baladacintarizieq.
”Kalau masalah bantu, sudah pasti bantu dong. Biar bagaimanapun, kami sama-sama pemerintah,” ujar Rudiantara saat ditemui di Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta Pusat, Selasa, 13 Juni 2017.
Meskipun terlibat menelusuri asal-muasal situs tersebut, Rudiantara menolak menyampaikan perkembangan kerja pihaknya. Alasan dia, kasus tersebut ada di lingkup yang ditangani penegak hukum.
”Proses ini penyidikan, bukan berdasarkan (terkait dengan pelanggaran) Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Kalau berdasarkan ITE, penyidik pegawai negeri sipil (PPNS)-nya ada di Kemenkominfo, ini kan bukan,” ucapnya.
Rudiantara pun menolak berkomentar mengenai dugaan bahwa konten di Baladacintarizieq pertama kali muncul di Amerika Serikat. Hal itu diungkapkan Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal M. Iriawan pada 8 Juni lalu. “Biar polisi saja (yang menyampaikan),” kata dia.
Penyidik Polda Metro Jaya diketahui telah berkoordinasi dengan aparat di Amerika Serikat terkait dengan kasus ini. Enam ahli telematika pun disiapkan polisi guna melacak pelaku penyebar chat dan foto berkonten pornografi yang diduga terkait dengan Rizieq Syihab dan perempuan bernama Firza Husein.
”Yang jelas, kami lakukan (pencarian) terus, namun tapi tidak gampang karena kami harus berkoordinasi dengan pemerintah setempat,” ujar Iriawan.