Banjir Padang, Pengamat: Akibat Ruang Terbuka Hijau Kurang  

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Rabu, 31 Mei 2017 19:29 WIB

Ilustrasi banjir. REUTERS/Enny Nuraheni

TEMPO.CO, Padang - Pengamat bidang lingkungan hidup dari Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatera Barat, Dr Ardinis Arbain, mengatakan peristiwa banjir Padang adalah akibat kurangnya ruang terbuka hijau di kawasan perumahan kota.

"Seperti banjir di Padang kali ini karena tidak adanya jalan air meresap saat hujan lebat," ujar Ardinis menanggapi terjadinya banjir di kawasan Kota Padang sejak Rabu dinihari, 31 Mei 2017.

Baca: Banjir Padang, 140 Ribu Siswa SD dan SMP Diliburkan

Dia menjelaskan banjir yang terjadi di Jondul Rawang bisa menjadi contoh tidak adanya ruang terbuka hijau. Di daerah itu, banyak perumahan dengan drainase minim tapi sedikit sekali yang memberikan ruang kosong untuk tanaman.

Di samping itu, dalam sejarahnya daerah tersebut merupakan rawa yang ditimbun oleh beton. Akibatnya, saat hujan lebat air tidak memiliki tempat masuk ke tanah dan mengalir ke saluran air.







Karena kecilnya saluran air menyebabkan air menggenangi permukaan dan kemudian banjir. Terlebih di daerah tersebut berada pada dataran rendah dan dekat ke laut. "Hal ini juga terjadi di daerah berkarakter seperti itu, misalnya Purus," tutur Ardinis.

Salah satu hal yang bisa dilakukan pemerintah, ujar dia, yakni menerapkan "zero q policy" atau debit air 0. Dalam hal ini, pemerintah harus melakukan penambahan dan pelebaran drainase dan saluran air.

Simak pula: Banjir Padang, BMKG: Akibat Hujan Ekstrem

Kemudian di bagian hulu sungai seperti Batang Kuranji atau Aia Dingin dilakukan penanaman kembali hutan yang gundul atau konservasi. Selain itu, mengatur tata ruang kota khususnya dalam pengadaan sumur resapan di setiap rumah serta menyisakan ruang untuk tanaman di pekarangannya.

Pemerintah juga harus menetapkan tidak ada perumahan dalam jarak 50 meter dari sempadan sungai, seperti di Banda Bakali yang berupa jalan. "Hal ini mendesak mengingat intensitas hujan cukup tinggi ditambah adanya badai di laut, peluang banjir cukup besar," kata Ardinis lagi.

Sebelumnya, banjir di Padang mendera beberapa area hingga satu meter. Beberapa jalan protokol di Lapai, Tan Malaka, Lubuk Lintah, juga tergenang.

ANTARA

Berita terkait

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Peringatan Waspada Banjir Jateng, 3 Sesar Aktif di Sekitar IKN, Redmi Pad SE

3 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Peringatan Waspada Banjir Jateng, 3 Sesar Aktif di Sekitar IKN, Redmi Pad SE

Topik tentang BMKG mengimbau warga Jawa Tengah waspada potensi banjir dan tanah longsor menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Padang, Kepala BNPB, dan Gubernur Sumbar Tanam 100 Pohon Cemara Laut

4 hari lalu

Wali Kota Padang, Kepala BNPB, dan Gubernur Sumbar Tanam 100 Pohon Cemara Laut

Peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) 2024 dimulai dengan penanaman 100 pohon cemara laut secara simbolis oleh Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto

Baca Selengkapnya

Kota Padang Kuatkan Fase Prabencana pada Peringatan HKBN

4 hari lalu

Kota Padang Kuatkan Fase Prabencana pada Peringatan HKBN

Pemerintah Kota Padang memperkuat fase Pra bencana guna meminimalisir kerusakan dan korban bencana.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

4 hari lalu

Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

Pada 2024, Kota Surabaya menjadi salah satu wilayah di Jawa Timur yang merasakan langsung dampak banjir. Walhi Jatim beri tanggapan.

Baca Selengkapnya

BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

4 hari lalu

BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

BMKG imbau masyarakat Jawa Tengah mewaspadai potensi banjir dan longsor. Jawa Tengah diperkirakan mulai masuk kemarau bulan April ini.

Baca Selengkapnya

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

4 hari lalu

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

Pakar Hukum Universitas Andalas atau Unand memberikan tanggapan soal putusan MK dan dissenting opinion.

Baca Selengkapnya

Ratusan Rumah di Luwu Sulawesi Selatan Terendam Banjir setelah Hujan 10 Jam

5 hari lalu

Ratusan Rumah di Luwu Sulawesi Selatan Terendam Banjir setelah Hujan 10 Jam

Kendati mulai surut, BNPB mengantisipai banjir susulan.

Baca Selengkapnya

BNPB: Hujan Lebat 10 Jam, Lebih dari 100 Rumah Terendam Banjir di Kabupaten Luwu

5 hari lalu

BNPB: Hujan Lebat 10 Jam, Lebih dari 100 Rumah Terendam Banjir di Kabupaten Luwu

BNPB menyatakan, hujan lebat selama 10 jam menyebabkan banjir di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

Baca Selengkapnya

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

6 hari lalu

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

DPRD DKI menyinggung program Pemprov DKI untuk mengatasi banjir dan kemacetan, salah satunya sumur resapan.

Baca Selengkapnya

BNPB: Banjir Tiga dari Lima Kecamatan di Musi Rawas Utara Surut

6 hari lalu

BNPB: Banjir Tiga dari Lima Kecamatan di Musi Rawas Utara Surut

Sebelumnya banjir merendam lima daerah di Kabupaten Musi Rawas Utara sejak 16 April lalu.

Baca Selengkapnya