Soal Intoleransi, Presiden Jokowi: Konstitusi Harus Ditegakkan

Reporter

Rabu, 31 Mei 2017 18:25 WIB

Presiden Jokowi (keempat kanan) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (keempat kiri) melaksanakan salat berjamaah dengan pimpinan lembaga tinggi negara usai buka puasa bersama di Istana Negara, Jakarta, 30 Mei 2017. ANTARA/Puspa Perwitasari

TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah kegembiraan atas meningkatnya peringkat investasi Indonesia, pemerintah Presiden Joko Widodo dihadapkan pada masalah besar intoleransi. Pada separuh periode pertama pemerintahannya ini, berbagai tindakan sekelompok masyarakat yang menodai keberagaman meningkat. (Baca: Jokowi Gunakan Komik dan Vlog Hadapi Kelompok Anti-Pancasila)

Presiden pun perlu menggunakan kata tegas untuk menghadapi masalah itu, yakni “gebuk.” Dalam wawancara khusus hampir satu jam dengan Budi Setyarso, Wahyu Dhyatmika, Istman Musaharun, dan Raymundus Rikang dari Tempo, ia mengatakan, ancaman nyata itu tidak bisa dihadapi dengan kata normatif dan setengah-setengah.

Jokowi terlihat rileks, banyak tersenyum selama wawancara. Ia ditemani juru bicara Kepresidenan, Johan Budi S.P., dan Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin.

Dalam merencanakan pembubaran organisasi semacam HTI, apakah pertimbangan politik dihitung—mengingat kelompok itu mungkin banyak pendukung?
Banyak yang bilang seperti itu ke saya. Tapi, kalau pemimpin bicara dukungan politik, persoalan mendasar semacam itu tidak akan rampung. (Baca: Gebuk Ormas Anti-Pancasila, Jokowi: Kajiannya Sudah Lama)

Artinya tidak diperhitungkan?
Ini masalah konstitusi, harus ditegakkan.

Apakah meningkatnya intoleransi di Indonesia ini akibat pemerintahan Anda tidak merangkul umat Islam?
Setiap blusukan saya menyempatkan mampir ke pesantren di daerah, bertemu ulama. Kami bertemu semuanya. Situasi seperti ini seharusnya level nasional kami rangkul, tapi di daerah juga harus ketemu.

Ada strategi lain untuk memerangi intoleransi?
Pekan ini saya akan teken surat Unit Kerja Presiden untuk Pemantapan Ideologi Pancasila. (Baca: Presiden Jokowi Segera Bentuk Unit Pemadam Intoleransi)

Soal pemberantasan terorisme yang melibatkan TNI, bagaimana konsepnya?
Semua negara mengalami hal yang sama, serangan teroris. Eropa, Amerika, dan Asia mengalaminya. Saat pertemuan negara muslim di Arab Saudi, kami menempatkan terorisme sebagai tantangan global nomor satu. Dan Indonesia diberi kesempatan untuk berbicara, saya akhirnya berbagi pengalaman Indonesia memerangi terorisme.

Seberapa genting melibatkan TNI dalam memberantas terorisme?
Dalam UU Terorisme yang ada kewenangan diberikan kepada Polri. Tapi kami ingin TNI diberikan kewenangan dan perlu pembicaraan bersama DPR dengan catatan khusus. Saya sudah perintahkan untuk memberikan ruang pemberantasan terorisme kepada TNI. Semua negara itu sama, memberikan ruang kepada militer. (Baca: Maarif Institute: Sekolah Selama Ini Permisif Ideologi Berbahaya)

Wawancara lengkap bisa dibaca di majalah Tempo edisi 5 Juni 2017.

TIM TEMPO

Berita terkait

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

1 jam lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

2 jam lalu

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

Menkomarinves Luhut Pandjaoitan buka kemungkinan kewarganegaraan ganda untuk diaspora. Apa saja alasan dan syaratnya?

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

2 jam lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Tanggapan Jokowi hingga Pengamat Politik

3 jam lalu

Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Tanggapan Jokowi hingga Pengamat Politik

Prabowo Subianto berkeinginan membuat klub kepresidenan atau presidential club

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

3 jam lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

Perjalanan Ubah Regulasi Masa Jabatan Kepala Desa di UU Desa, Setelah Unjuk Rasa Menjelang Pemilu 2024

6 jam lalu

Perjalanan Ubah Regulasi Masa Jabatan Kepala Desa di UU Desa, Setelah Unjuk Rasa Menjelang Pemilu 2024

Masa jabatan kepala desa akhirnya diperpanjang dari 6 tahun menjadi 8 tahun. Beleid gres itu tertuang dalam UU Desa yang diteken Jokowi.

Baca Selengkapnya

Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

7 jam lalu

Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Prabowo ingin menjaga silaturahmi kebangsaan dan menjadi teladan lewat presidential club.

Baca Selengkapnya

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

14 jam lalu

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

Menurut Jokowi, berbagai masukan tentang susunan kabinet mendatang itu boleh diberikan jika Prabowo meminta.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

15 jam lalu

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal kelanjutan rencana pemerintah memberi insentif untuk mobil hybrid.

Baca Selengkapnya

Nadiem Berterima Kasih ke Jokowi atas Dukungan terhadap Merdeka Belajar

15 jam lalu

Nadiem Berterima Kasih ke Jokowi atas Dukungan terhadap Merdeka Belajar

Nadiem mengatakan, semua keberhasilan gerakan Merdeka Belajar selama ini berkat dukungan dan arahan dari Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya