Menristek: Dosen dan Mahasiswa Terlibat Radikalisme Kena Sanksi

Reporter

Rabu, 24 Mei 2017 19:52 WIB

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek), Muhammad Nasir. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Malang - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir mengancam menjatuhkan sanksi bagi dosen dan mahasiswa yang terlibat gerakan radikalisme dan terorisme.

Sedangkan kalangan rektor, menurut Menteri Nasir, telah bebas dari paham radikalisme dan terorisme. "Rektor sudah dibersihkan," katanya di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Rabu, 24 Mei 2017.

Baca: NU: Radikalisme Menyebar ke Kampus, Terutama Masjid Salman ITB

Menurut Nasir Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi tengah menyiapkan regulasi untuk mencegah paham radikalisme dan terorisme masuk kampus. Tujuannya jangan sampai paham itu menular pada para mahasiswa. "Kami siapkan perangkat, termasuk sanksi," katanya.

Nasir juga telah berkoordinasi dengan Menteri Koordinator Hukum dan Hak Asasi Manusia Wiranto. Namun sejauh ini, kata dia, belum ada temuan dosen dan mahasiswa yang terlibat terorisme dan radikalisme.

Simak: Cegah Radikalisme, DPRD Jawa Barat Dukung Ada Pendidikan Pancasila

Upaya lain menangkal paham radikal masuk kampus ialah dengan deklarasi bersama perguruan tinggi seluruh Indonesia, Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) dan Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis). "Ada pengarahan," ujarnya.

Nasir mewajibkan seluruh perguruan tinggi membekali mahasiswa dengan kegiatan bela negara dan wawasan kebangsaan. Metode dan caranya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.

Lihat: Marak Radikalisme, Pemuda Buleleng: Pancasila Sudah Harga Mati

"Telah melakukan deklarasi bersama dengan Rektor PTN dan PTS, Indonesia bebas radikalisme, terorisme, menjaga NKRI dan antinarkoba," katanya.

Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Mudjia Rahardjo menjamin kampusnya bebas dari paham radikalisme dan terorisme. UIN Malang, kata dia, selalu menjaga dan merawat nilai kebhinekaan. "Kami menolak aliran yang merongrong NKRI dan pemerintah yang sah," ujarnya.

EKO WIDIANTO

Berita terkait

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

26 Maret 2024

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Beberapa Menteri Ini Ternyata Pernah Jadi Santri

22 Oktober 2021

Beberapa Menteri Ini Ternyata Pernah Jadi Santri

Santri sukses menunjukkan perannya dalam berbagai bidang salah satunya di lingkup pemerintahan. Mulai menjadi menteri hingga presiden

Baca Selengkapnya

Dapat Ancaman dari Kelompok Radikal, Prancis Imbau Warganya Tinggalkan Pakistan

16 April 2021

Dapat Ancaman dari Kelompok Radikal, Prancis Imbau Warganya Tinggalkan Pakistan

Massa kelompok Islam radikal Pakistan bentrok dengan polisi untuk memprotes penangkapan pemimpin mereka yang menuntut dubes Prancis diusir.

Baca Selengkapnya

Prancis, Sekularisme, dan Kehati-hatian Menangani Islam Radikal

3 November 2020

Prancis, Sekularisme, dan Kehati-hatian Menangani Islam Radikal

Prancis menjadi sorotan sejak peristiwa pembunuhan guru asal Paris. Penyebabnya, pernyataan mereka soal paham radikal. Diduga lost in translation.

Baca Selengkapnya

Ini Reaksi Berbagai Politisi dan Kepala Negara Atas Terorisme di Nice

29 Oktober 2020

Ini Reaksi Berbagai Politisi dan Kepala Negara Atas Terorisme di Nice

Kepala pemerintahan dan politisi dari berbagai negara bereaksi atas aksi terorisme yang terjadi Notre-dame Basilica, Nice, Prancis.

Baca Selengkapnya

Dewan Muslim Prancis Mengecam Aksi Terorisme di Nice

29 Oktober 2020

Dewan Muslim Prancis Mengecam Aksi Terorisme di Nice

Dewan Keimanan Muslim Prancis mengutuk peristiwa teror yang terjadi di Gereja Notre-Dame Basilica, Nice Kamis ini

Baca Selengkapnya

Presiden Prancis Emmanuel Macron Menuju Lokasi Teror di Nice

29 Oktober 2020

Presiden Prancis Emmanuel Macron Menuju Lokasi Teror di Nice

Presiden Prancis Emmanuel Macron bergegas menuju Gereja Notre Dame Basilica di Nice yang menjadi lokasi aksi teror terbaru.

Baca Selengkapnya

Turki Akan Perkarakan Charlie Hebdo Atas Karikatur Erdogan

29 Oktober 2020

Turki Akan Perkarakan Charlie Hebdo Atas Karikatur Erdogan

Pemerintah Turki menyatakan akan mengambil jalur hukum atas perkara karikatur Recep Tayyip Erdogan di majalah Charlie Hebdo

Baca Selengkapnya

Prancis Balas Kecaman Turki Soal Karikatur Erdogan di Charlie Hebdo

29 Oktober 2020

Prancis Balas Kecaman Turki Soal Karikatur Erdogan di Charlie Hebdo

Pemerintah Prancis merespon kecaman Turki perihal karikatur Presiden Recep Tayyip Erdogan di sampul halaman majalah satir Charlie Hebdo.

Baca Selengkapnya

Presiden Iran Ikut Komentari Masalah Charlie Hebdo, Turki, dan Prancis

29 Oktober 2020

Presiden Iran Ikut Komentari Masalah Charlie Hebdo, Turki, dan Prancis

Presiden Iran Hassan Rouhani ikut berkomentar soal ketegangan antara Prancis dan Turki yang dipicu oleh karikatur Nabi Muhammad dari Charlie Hebdo

Baca Selengkapnya