Sambut Ramadan, Warga di Kaki Gunung Lemongan Ruwat Ranu  

Reporter

Sabtu, 20 Mei 2017 14:26 WIB

TEMPO.CO, Lumajang – Warga di kaki Gunung Lemongan, Kecamatan Klalah, menggelar acara Ruwat Ranu menjelang Ramadan. Acara yang digagas Laskar Hijau pada Sabtu, 20 Mei 2017, itu juga menjadi kampanye pelestarian lingkungan melalui pendekatan kebudayaan. (Baca: Ramadan, Daftar Negara dengan Durasi Puasa Terlama dan Terpendek)

Tokoh Laskar Hijau, Abdullah Al Kudus, mengatakan kegiatan Rawat Ruwat Ranu ini digagas oleh Laskar Hijau dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan dan kampanye pelestarian lingkungan melalui jalan kebudayaan. “Gunung Lemongan merupakan benteng ekologi Kabupaten Lumajang wilayah utara yang memiliki total 13 ranu (Maar), dengan 7 di antaranya berada di wilayah Kabupaten Lumajang. Sedangkan sisanya berada di Kabupaten Probolinggo,” kata Abdullah Al Kudus—biasa disapa A’ak—Sabtu siang, 20 Mei 2017.

A’ak menjelaskan, ranu-ranu tersebut memiliki fungsi yang sangat vital bagi masyarakat, khususnya untuk air minum, irigasi, perikanan, serta wisata. Penebangan liar yang terjadi sekitar 1998-2002 telah meluluhlantakkan kawasan hutan lindung di Gunung Lemongan. Tindakan tersebut berdampak langsung pada 13 ranu yang indah tersebut. Salah satunya Ranu Klakah. “Tak kurang dari 25 mata air di sekitar Ranu Klakah yang kemudian harus mati akibat perusakan hutan di Gunung Lemongan, dan sekarang tinggal enam mata air saja,” katanya. (Baca: Puasa di Eropa Bisa Sampai 21 Jam, Umat Muslim Punya Kiat Khusus)

Padahal ranu ini menjadi tumpuan irigasi bagi 620 hektare area persawahan yang ada di sekitarnya. Degradasi ekologi ini juga terjadi pada ranu-ranu lain, bahkan Ranu Kembar di Desa Salak, Kecamatan Randuagung, hingga kering total. Kondisi kerusakan inilah, kata A’ak, yang kemudian memantik para relawan Laskar Hijau untuk melakukan gerakan konservasi di Gunung Lemongan dan di ranu-ranu yang ada di sekitarnya sejak 2005.

”Selain melakukan penghijauan, para relawan ini melakukan kampanye-kampanye pelestarian lingkungan, salah satunya dengan jalan kebudayaan,” katanya. Kegiatan serupa pernah dilakukan di tempat yang sama oleh Laskar Hijau sejak 2006 hingga 2010 dengan tema “Maulid Hijau”. Bedanya, kali ini panggung yang digunakan mengapung di atas air dengan ukuran 20 x 10 meter. (Baca: Tokoh Papua: Dari 7 Presiden, Jokowi Paling Sering ke Papua)

Kegiatan Rawat Ruwat Ranu ini digelar mulai Sabtu siang dengan acara pada jam istigasah kubro bersama warga sekitar Ranu Klakah. Kegiatan tersebut juga akan diwarnai dengan pergelaran budaya yang meliputi seni tari, musik, dan teater dari seniman-seniman Lumajang, Malang, dan Probolinggo. “Mereka berpartisipasi secara sukarela karena kepeduliaannya terhadap pelestarian budaya dan lingkungan,” katanya.

A’ak mengatakan panggung ini adalah panggung rakyat, siapa pun boleh hadir menyaksikan dan menampilkan karya seninya. Menurut rencana, kegiatan tersebut akan digelar sebagai kegiatan tahunan. (Baca: Sebelum Ramadan, Djarot Minta PNS DKI Maafkan Ahok)

DAVID PRIYASIDHARTA



Berita terkait

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

8 hari lalu

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

Lahar dingin dari Gunung Semeru meningkatkan debot air daerah Sungai Regoyo di Lumajang. Warga sekitar mengungsi mandiri.

Baca Selengkapnya

Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

10 hari lalu

Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

Aktivitas vulkanik Gunung Semeru terus meningkat selama empat tahun terakhir. Badan Geologi menjelaskan sejumlah gejalanya.

Baca Selengkapnya

Salip PKB dan PDIP, Partai Gerindra Raih Kursi Terbanyak di DPRD Kabupaten Lumajang

30 hari lalu

Salip PKB dan PDIP, Partai Gerindra Raih Kursi Terbanyak di DPRD Kabupaten Lumajang

Kursi Partai Gerindra di DPRD Kabupaten Lumajang dipastikan bertambah menjadi 11 dalam Pemilu 2024 ini. Sementara PKB dan PDIP tetap.

Baca Selengkapnya

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

56 hari lalu

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

MAGMA Indonesia memperingatkan adanya Erupsi Gunung Semeru dan Marapi. Masyarakat diimbau tidak beraktivitas pada radius 5 kilometer.

Baca Selengkapnya

Kisah Kekeringan Melanda Lumajang, Pedihnya 3 Kali DAM Gambiran Jebol

2 Oktober 2023

Kisah Kekeringan Melanda Lumajang, Pedihnya 3 Kali DAM Gambiran Jebol

Bencana kekeringan pun melanda Lumajang.

Baca Selengkapnya

Ratusan Hektare Sawah di Kabupaten Lumajang Kekeringan, Ini Saran Khofifah Indar Parawansa

20 September 2023

Ratusan Hektare Sawah di Kabupaten Lumajang Kekeringan, Ini Saran Khofifah Indar Parawansa

Gubernur Jawa Timur meminta para petani di Kabupaten Lumajang belajar ke para petani di daerah Mataraman untuk mengatasi masalah kekeringan.

Baca Selengkapnya

Kekeringan di Lumajang Meluas, 86 Titik Dropping Air Bersih Tersebar di 7 Kecamatan

15 September 2023

Kekeringan di Lumajang Meluas, 86 Titik Dropping Air Bersih Tersebar di 7 Kecamatan

Sebanyak 17 desa di 7 Kecamatan Kabupaten Lumajang menjadi daerah terdampak kekeringan di musim kemarau tahun ini. BPBD beri bantuan air bersih.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Kabupaten Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat Usai Banjir Lahar Dingin dan Tanah Longsor

8 Juli 2023

Pemerintah Kabupaten Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat Usai Banjir Lahar Dingin dan Tanah Longsor

Pemerintah Kabupaten Lumajang menetapkan status tanggap darurat untuk menghadapi bencana banjir lahar dingin dan tanah longsor.

Baca Selengkapnya

3 Orang Tewas Akibat Tanah Longsor di Lumajang

7 Juli 2023

3 Orang Tewas Akibat Tanah Longsor di Lumajang

Bencana tanah longsor memakan tiga korban jiwa di Dusun Sriti, Desa Sumberurip, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Kisah Lumajang yang Sudah Berdiri Sejak Era Kerajaan Majapahit

16 Desember 2022

Kisah Lumajang yang Sudah Berdiri Sejak Era Kerajaan Majapahit

Pada zaman kerajaan Majapahit, Lumajang menjadi daerah otonom yang bernama Lamajang Tigang Juru. Kabupaten ini berdiri sejak 767 tahun lampau.

Baca Selengkapnya