Koalisi Ini Tolak Isu Reklamasi Dibawa ke Ranah Politik  

Reporter

Editor

Setiawan

Jumat, 19 Mei 2017 00:59 WIB

Kondisi proyek reklamasi Teluk Jakarta saat Komisi IV DPR meninjau Pulau D, Jumat, 24 Maret 2017. Tempo/Arkhelaus W.

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pengembangan Hukum dan Pembelaan Nelayan Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Marthin Hadiwinata menilai isu reklamasi belakangan banyak dibicarakan di beragam arena dan penyelenggara yang memiliki kepentingan bermacam-macam. Koalisi Selamatkan Teluk Jakarta mengapresiasi diskusi serta debat publik yang sehat dan partisipatif perihal reklamasi.

Baca: Reklamasi Teluk Jakarta, Izin Baru Pulau C dan D ...

Namun Marthin menyatakan secara tegas menolak apabila isu reklamasi disetir demi kepentingan politik praktis atau penyubur prasangka-prasangka. “Kami meminta semua pihak berfokus pada masalah penting, yaitu lingkungan, hak ekonomi, sosial, dan budaya,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis, 18 Mei 2017.

Menurut Marthin, nelayan, kelompok perempuan, pakar, aktivis lingkungan, aktivis hak ekonomi, sosial, budaya, serta aktivis pembela hak asasi perempuan telah mengidentifikasi berbagai masalah dari proyek reklamasi. Mereka meyakini reklamasi akan mengubah perairan pesisir dari milik bersama menjadi milik pribadi.

Ia menyebutkan kajian ilmiah menunjukkan pengurukan pesisir mengakibatkan peningkatan sedimentasi, yang akan menimbulkan banjir dan polusi lebih parah. Selain itu, ada biaya ekonomi dan sosial yang sangat mahal demi kepentingan komersial.

Proyek reklamasi, kata Marthin, telah menutup akses dan ruang kehidupan nelayan untuk mencari ikan. Bahkan kondisi lingkungan di wilayah sumber pasir akan tergerus demi menimbun Teluk Jakarta dengan satu miliar kubik meter pasir. Proyek itu pun telah memberikan beban berlapis terhadap perempuan pesisir dan nelayan. Sebab, pembangunan tidak memperhatikan keadilan gender.

Koalisi, Marthin melanjutkan, mendesak pemerintah memperbaiki kondisi lingkungan di ekosistem perairan pesisir Teluk Jakarta. Caranya, dengan membenahi tata kelola air dan 13 sungai dari limbah padat dan cair secara bertahap. Termasuk menghentikan swastanisasi pengelolaan air Jakarta dengan memperhatikan kebutuhan dan dampak spesifik yang dialami perempuan.

Marthin menyebutkan para ahli telah memperhitungkan bahwa cara itu akan lebih lestari dan menguntungkan dari segi ekonomi maritim secara jangka panjang. Selain itu, sebagai bagian dari perbaikan lingkungan di Teluk Jakarta, hutan bakau yang telah banyak berkurang harus ditanam kembali.

Baca:DPR Tinjau Proyek Reklamasi Teluk Jakarta, Ini Rekomendasinya

Dia mengimbau agar penyebaran kajian berbasis ilmu dan pengetahuan soal dampak buruk reklamasi bisa disebarkan seluas-luasnya. “Kami berharap analisis ilmiah, yang berbasis bukti dan fakta terverifikasi untuk menolak reklamasi, bisa diakses dan dipahami semua orang,” ujarnya.

DANANG FIRMANTO

Berita terkait

Rini Soemarno Klaim Reklamasi Pelabuhan Benoa Tak Ada Masalah

10 September 2019

Rini Soemarno Klaim Reklamasi Pelabuhan Benoa Tak Ada Masalah

Menteri BUMN Rini Soemarno mengklaim proyek penataan kawasan atau reklamasi Pelabuhan Benoa sudah berjalan sesuai koridor.

Baca Selengkapnya

Alasan Anies Terbitkan IMB Ratusan Bangunan di Pulau Reklamasi

14 Juni 2019

Alasan Anies Terbitkan IMB Ratusan Bangunan di Pulau Reklamasi

Gubernur DKI Anies Baswedan menjelaskan alasannya menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan ratusan bangunan di area Pantai Maju (Pulau D) proyek reklamasi

Baca Selengkapnya

Begini Aktivitas di Ruko Pulau Reklamasi Jakarta

13 Juni 2019

Begini Aktivitas di Ruko Pulau Reklamasi Jakarta

Ruko-ruko di Pulau D atau Pantai Maju di wilayah pulau reklamasi tampak sepi aktivitas.

Baca Selengkapnya

Proyek Jembatan Pulau Reklamasi, Apa Saja Rekomendasi Teknisnya?

27 Februari 2019

Proyek Jembatan Pulau Reklamasi, Apa Saja Rekomendasi Teknisnya?

Kadin Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Tangerang Slamet Budi Mulyanto mengatakan telah mengoreksi konstruksi jembatan ke pulau reklamasi.

Baca Selengkapnya

Kajian Tanggul Laut Libatkan Ahli dari Belanda, Korea dan Jepang

11 Desember 2018

Kajian Tanggul Laut Libatkan Ahli dari Belanda, Korea dan Jepang

Staf Khusus Menteri PUPR, Firdaus Ali, mengklaim groundbreaking National Capital Integrated Coastal Development atau tanggul laut mulai tahun 2020.

Baca Selengkapnya

3 Pulau Reklamasi Dikuasai DKI, Anies Baswedan Siapkan Nama Baru

24 November 2018

3 Pulau Reklamasi Dikuasai DKI, Anies Baswedan Siapkan Nama Baru

Anies Baswedan akan mengumumkan nama baru dari tiga pulau hasil reklamasi di Teluk Jakarta.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Tugaskan Jakpro Kelola Reklamasi, Dinilai Prematur

24 November 2018

Anies Baswedan Tugaskan Jakpro Kelola Reklamasi, Dinilai Prematur

Gubernur Anies Baswedan menugaskan Jakarta Propertindo mengelola tiga pulau meski belum ada Perda Reklamasi Teluk Jakarta.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Ingatkan Anies Dua Poin Raperda Reklamasi, Soal Apa?

3 Oktober 2018

DPRD DKI Ingatkan Anies Dua Poin Raperda Reklamasi, Soal Apa?

Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Gembong Warsono mengatakan ada 2 poin perlu diperhatikan Pemprov DKI Jakarta soal revisi raperda reklamasi.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Minta Revisi Raperda Reklamasi Rampung Tahun Ini

2 Oktober 2018

DPRD DKI Minta Revisi Raperda Reklamasi Rampung Tahun Ini

Ada dua raperda yaitu zonasi wilayah pesisir dan pulau kecil (RZWP3K, serta raperda kawasan pantura.

Baca Selengkapnya

Nasib 4 Pulau Reklamasi, Marco: Tunggu Kajian Dampak Lingkungan

29 September 2018

Nasib 4 Pulau Reklamasi, Marco: Tunggu Kajian Dampak Lingkungan

Ketua TGUPP jelaskan hasil kajian akan berikan kisi-kisi ilmiah tentang masa depan pulau-pulau reklamasi yang terlanjur ada.

Baca Selengkapnya