TEMPO Interaktif, Surabaya:Fakultas teknik kelautan belum menjadi pilihan utama para mahasiswa. Mereka menjadikan jurusan teknik kelautan sebagai pilkihan kedua atau ketiga dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru (SPMB). Pilihan utama mereka adalah teknik informatika, teknik industri dan teknik elektronika.Hal ini diungkapkan Dekan Fakultas Teknologi KelautanInstitut Teknologi Sepuluh Nopmeber (ITS) Surabaya Dr. Asjhar Imron ketika mendampingi mahasiswa melakukan Pelayaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 2006 di KRI Tanjung Dalpele Jumat-Ahad lalu. "Ini ironis, padahal bangsa Indonesia adalah bangsa maritim," katanya.Ia mencontohkan, dari hampir 500 mahasiswa yangditerima pada 2006 mereka yang masuk melaluiSPMB ternyata semuanya tidak memilih teknik kelautan.Hanya mereka yang masuk ITS melalui jalur PMDK(Penelusuran Minat Dan Kemampuan) yang memilih teknikkelautan pada posisi pilihan utama.Menurut Asjhar, situasi mirip terjadi kampus-kampus perguruan tinggi negeri yang membuka fakultas atau program studi kelautan.Salah satu penyebab kecilnya minat masuk ke teknikkelautan adalah karena citra yang dibangun ataslulusan teknik kelautan dan tawaran gaji di duniakerja yang berkecimpung dalam bidang kelautan. Mereka yang lulusan teknik informatikan atau teknik industri misalnya, selalu dicitrakan sebagai penghunikantor-kantor mewah dengan gaji selangit. "Lulusanteknik kelautan dekat dengan citra bau amis ikan,panas tersengat matahari, kumal dan bergaji rendah,"katanya.Kesalahan juga terjadi pada pendidikan dasar. Siswasekolah dasar banyak dipalingkan pandangannya bahwanegerinya adalah negeri darat. Mereka kurang mengenalIndonesia ini sebagai negeri bahari. Padahal, katadia, dua per tiga wilyah Indonesia adalah laut.ITS berusaha menerobos situasi ini dengancara memberi tawaran 50 persen kursinya untuk PMDK.PMDK ini disebar ke wilayah-wilayah yang secaratradisional memiliki basis kelautan yang kuat. Iamencontohkan Kepuauan Riau dan SMA-SMA yang berada dipulau-pulau atau pesisir. Sunudyantoro