Tak Terkait Ransomware, Menkominfo: Badan Siber Segera Terbentuk

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Senin, 15 Mei 2017 20:12 WIB

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara memberikan keterangan kepada pers terkait serangan Ransomware baru bernama WannaCry di Jakarta, 14 Mei 2017. Kementerian Kominfo melakukan himbauan dan serangkaian penangkalan dan penanganan mengatasi serangan malware. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan tersebarnya malware jenis ransomware Wanna Decryptor atau WannaCry di banyak negara pada Jumat lalu merupakan fenomena dadakan. Hal itu tak mempengaruhi rencana pemerintah membentuk Badan Siber Nasional (Basinas).

"Tidak (dipercepat). Pembentukan (Basinas) sesuai proses dan prosedurnya. Kejadian itu (terkait WannaCry) kan dadakan," ujar Rudiantara saat ditemui di Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta Pusat, Senin, 15 Mei 2017.
Baca :
Jawa Barat Matikan Jaringan 12 Jam untuk Cegah Serbuan Ransomware
Soal Ransomware WannaCry, Jusuf Kalla Kursus Kilat dengan Menkominfo

Pemerintah, kata Rudiantara, sudah menyorot isu keamanan siber sejak 2015 lalu. Dia mengakui pembentukan Basinas memakan waktu panjang. Namun, realisasinya akan dicapai dalam waktu dekat. "Sudah sampai paraf (tanda tangan). Saya sendiri sudah paraf draft Peraturan Presiden (Perpres)-nya, pekan lalu," tutur Rudiantara.

Menurut dia, Basinas yang dikoordinir oleh Kemenkopolhukam itu akan membuat negara lebih yakin menangani persoalan siber, dari soal pencegahan hingga perbaikan sistem.

Fasilitas Basinas sebelumnya sudah dinyatakan siap oleh Menkopolhukam Wiranto. "Lembaga yg ditunjuk sebagai embrio Basinas adalah badan (Lembaga) Sandi Negara supaya ada efisiensi. Jadi sudah ada kantor, sudah ada orang, sudah ada alat, tinggal kita tingkatkan," kata dia di kantornya pada Februari 2017.

Wiranto menegaskan bahwa Basinas akan diawaki anggota yang mumpuni di bidang IT. Basinas, kata dia, tak bisa diisi sembarang orang, lantaran harus menangani isu siber yang dinilai sensitif.

YOHANES PASKALIS

Berita terkait

Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

7 hari lalu

Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

Orang tua harus memiliki aturan yang jelas dan konsisten untuk mendisiplinkan penggunaan ponsel dan aplikasi pada anak.

Baca Selengkapnya

McAfee Deteksi Modus Baru Hacker Tipu Gamer Lewat Cheat Lab

8 hari lalu

McAfee Deteksi Modus Baru Hacker Tipu Gamer Lewat Cheat Lab

Perusahaan keamanan siber McAfee berhasil mengidentifikasi penipuan model baru oleh hacker yang menarget para gamer.

Baca Selengkapnya

Kominfo Gandeng Tony Blair Institute Antisipasi Kejahatan Artificial Intelligence

12 hari lalu

Kominfo Gandeng Tony Blair Institute Antisipasi Kejahatan Artificial Intelligence

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Tony Blair Institute for Global Change bekerja sama antisipasi kejahatan Artificial Intelligence.

Baca Selengkapnya

6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

13 hari lalu

6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

Ada beberapa cara mengetahui WhatsApp disadap. Salah satunya adalah adanya perangkat asing yang tersambung. Berikut ciri dan tips mencegahnya.

Baca Selengkapnya

Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

35 hari lalu

Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

Ancaman serangan siber meningkat. Maraknya peretasan dan pembobolan data dinilai tak hanya gara-gara para hacker semakin mahir.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Inflasi Pangan Sudah Lebih Tinggi dari Kenaikan Gaji ASN, Kata Faisal Basri Dana BOS untuk Program Makan Siang Gratis

58 hari lalu

Terpopuler: Inflasi Pangan Sudah Lebih Tinggi dari Kenaikan Gaji ASN, Kata Faisal Basri Dana BOS untuk Program Makan Siang Gratis

Kepala Departemen Regional Bank Indonesia (BI) Arief Hartawan menyatakan perlunya menjaga inflasi pangan agar kenaikannya tidak melebihi 5 persen.

Baca Selengkapnya

Situs Kemenko Perekonomian Diduga Diretas

59 hari lalu

Situs Kemenko Perekonomian Diduga Diretas

Situs Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian atau Kemenko Perekonomian diduga mengalami peretasan pada Minggu, 3 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Tren Serangan Siber, IBM: Phishing Meningkat, Masuk ke Akun daripada Retas Jaringan

22 Februari 2024

Tren Serangan Siber, IBM: Phishing Meningkat, Masuk ke Akun daripada Retas Jaringan

Data IBM menunjukkan bahwa phising mendominasi kejahatan atau serangan siber di tingkat global, setara sampai 36 persen.

Baca Selengkapnya

Pembaruan Fitur Keamanan Google Chrome, Mampu Deteksi Web Ilegal dan Sediakan Opsi Blokir

21 Februari 2024

Pembaruan Fitur Keamanan Google Chrome, Mampu Deteksi Web Ilegal dan Sediakan Opsi Blokir

Google meningkatkan fitur keamanan Chrome yang sudah dipakai mayoritas pengguna internet.

Baca Selengkapnya

Dosen ITB Menilai Kesalahan Data Sirekap Tak Wajar, Ini Analisisnya

17 Februari 2024

Dosen ITB Menilai Kesalahan Data Sirekap Tak Wajar, Ini Analisisnya

KPU mengakui ada perbedaan hasil antara penghitungan suara sementara dari Formulir C dengan yang ditampilkan Sirekap dari ribuan TPS.

Baca Selengkapnya