Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara memberikan keterangan kepada pers terkait serangan Ransomware baru bernama WannaCry di Jakarta, 14 Mei 2017. Kementerian Kominfo melakukan himbauan dan serangkaian penangkalan dan penanganan mengatasi serangan malware. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan tersebarnya malware jenisransomwareWanna Decryptor atau WannaCry di banyak negara pada Jumat lalu merupakan fenomena dadakan. Hal itu tak mempengaruhi rencana pemerintah membentuk Badan Siber Nasional (Basinas).
Pemerintah, kata Rudiantara, sudah menyorot isu keamanan siber sejak 2015 lalu. Dia mengakui pembentukan Basinas memakan waktu panjang. Namun, realisasinya akan dicapai dalam waktu dekat. "Sudah sampai paraf (tanda tangan). Saya sendiri sudah paraf draft Peraturan Presiden (Perpres)-nya, pekan lalu," tutur Rudiantara.
Menurut dia, Basinas yang dikoordinir oleh Kemenkopolhukam itu akan membuat negara lebih yakin menangani persoalan siber, dari soal pencegahan hingga perbaikan sistem.
Fasilitas Basinas sebelumnya sudah dinyatakan siap oleh Menkopolhukam Wiranto. "Lembaga yg ditunjuk sebagai embrio Basinas adalah badan (Lembaga) Sandi Negara supaya ada efisiensi. Jadi sudah ada kantor, sudah ada orang, sudah ada alat, tinggal kita tingkatkan," kata dia di kantornya pada Februari 2017.
Wiranto menegaskan bahwa Basinas akan diawaki anggota yang mumpuni di bidang IT. Basinas, kata dia, tak bisa diisi sembarang orang, lantaran harus menangani isu siber yang dinilai sensitif.