TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan membahas situasi terkini Semenanjung Korea dengan Presiden Cina, Xi Jinping, dalam pertemuan bilateral mereka, di Beijing, 14 Mei 2017.
"Terkait dengan isu dan situasi di Semenanjung Korea tentunya akan ada suatu pembahasan yang dilakukan kedua presiden," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, di Jakarta, Jumat (12 Mei 2017).
Cina adalah salah satu kunci penting dalam penanganan Semenanjung Korea. Adapun Indonesia adalah satu dari sedikit negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan kedua Korea, Korea Utara dan Korea Selatan.
Indonesia juga memiliki kedekatan dengan Korea Utara, terkhusus pada masa pemerintahan Presiden Soekarno yang memiliki hubungan baik dengan pemimpin Korea Utara saat itu, Kim Il-sung. Sekedar ilustrasi, Soekarno menghadiahkan bunga anggrek Dendroium kim il-sungia, kepada dia.
Menurut Nasir, pemerintah Indonesia menilai penting peran Cina dalam penanganan berbagai isu dan konflik di Semenanjung Korea.
"Posisi Indonesia dalam hal ini jelas bahwa kami memandang peran Cina sangat penting dalam memelihara stabilitas di Semenanjung Korea," ujar dia.
Selain Indonesia, lanjut dia, negara anggota lain Asean juga memberikan perhatian cukup tinggi terhadap situasi keamanan dan stabilitas di Semenanjung Korea.
Sebelumnya, juga sudah ada pernyataan bersama Asean yang meminta semua pihak untuk menahan diri dan meminta Korea Utara untuk menaati semua resolusi Dewan Keamanan PBB, termasuk untuk larangan uji coba rudal.
"Hal itu juga merupakan usulan Indonesia. Indonesia terus memperhatikan perkembangan situasi di Semenanjung Korea karena ini demi kepentingan kita semua," ucap dia.