Prosesi Waisak, Ribuan Umat Budha Jalan Kaki Mendut-Borobudur  

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Rabu, 10 Mei 2017 19:17 WIB

Sejumlah Biksu membawa kendi berisi air suci yang diambil dari Umbul Jumprit Temanggung melakukan pradaksina atau berjalan mengelilingi candi saat prosesi penyemayaman Air Suci Waisak di Candi Mendut, Magelang, Jawa Tengah, 8 Mei 2017. Posesi penyemayaman air suci yang menjadi simbol pembersih diri dan sumber kehidupan itu merupakan rangkaian perayaan Hari Raya Waisak 2561 BE. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan umat Buddha dan ratusan biksu dari dalam dan luar negeri melakukan prosesi Waisak 2017 dengan berjalan kaki dari Candi Mendut menuju Candi Agung Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Rabu, 10 Mei 2017.

Prosesi tersebut dilakukan setelah mereka, yang berasal dari 14 majelis agama Buddha, membaca paritta, mantra, dan doa-doa secara khusyuk secara bergantian di depan altar megah di pelataran sebelah barat Candi Mendut, dengan dipimpin para biksu dari berbagai Dewan Sangha Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi).

Baca: Pesan Waisak, Anggota DPR: Permusuhan Berujung Kebinasaan

Prosesi jalan kaki sejauh 3,5 kilometer dari Candi Mendut ke Candi Borobudur yang dimulai sekitar pukul 15.00 itu, dibawa pula berbagai perlengkapan puja bakti Waisak, antara lain relik Sang Buddha, air berkah, api dharma, dan kitab suci Tripitaka.

Sejumlah biksu tampak menjalani prosesi dengan kendaraan hias berbentuk kapal. Di sepanjang jalan, mereka menaburkan bunga mawar merah dan putih serta memercikan air berkah.

Setiap umat memegang bunga sedap malam dalam prosesi berjalan kaki tersebut. Para biksu dari berbagai Dewan Sangha Walubi juga berjalan kaki. Barisan lain, seperti pembawa lambang Garuda Pancasila, puluhan pembawa bendera Merah Putih, bendera majelis agama Buddha yang tergabung dalam Walubi, dan pembawa umbul-umbul.

Simak pula: Pesan Waisak 2017, Kementerian Agama: Bijaksana dalam Kehidupan

Selain itu, ada umat yang mengenakan pakaian adat berbagai daerah di Indonesia dan pembawa sejumlah tandu berisi gunungan hasil bumi, seperti padi, jagung, sayuran, dan buah-buahan.

Ketua Umum Walubi Siti Hartati Murdaya Poo mengatakan prosesi jalan kaki yang dijalani umat bersama para biksu dari Candi Mendut ke Borobudur itu sebagai kebiasaan umat Buddha dalam perayaan Waisak setiap tahun.

"Itu suatu gerakan bersama dalam rangka meditasi, juga yang disebut meditasi berjalan. Berjalan adalah momentum yang paling penting karena sebagai latihan kesadaran agar pikiran tetap teguh, seimbang, dan tidak terganggu apa yang di luar pikiran kita," ujarnya.

ANTARA

Berita terkait

Perayaan Waisak di Candi Borobudur Diprediksi Dihadiri 50.000 Pengunjung

40 menit lalu

Perayaan Waisak di Candi Borobudur Diprediksi Dihadiri 50.000 Pengunjung

Perayaan Waisak di Candi Borobudur bukan sekadar wisata, melainkan mengutamakan kesakralan ibadah.

Baca Selengkapnya

Bentrok 2 Kelompok Massa Terjadi di Muntilan, Begini Reaksi Bupati Magelang

16 Oktober 2023

Bentrok 2 Kelompok Massa Terjadi di Muntilan, Begini Reaksi Bupati Magelang

Bupati Magelang Zaenal Arifin mengaku prihatin atas insiden bentrok atau gesekan dua kelompok massa di Muntilan.

Baca Selengkapnya

Libur Panjang Akhir Bulan Mau ke Mana? 5 Wisata Kabupaten Magelang Selain Borobudur

12 September 2023

Libur Panjang Akhir Bulan Mau ke Mana? 5 Wisata Kabupaten Magelang Selain Borobudur

Namun, selain Borobudur, Kabupaten Magelang juga memiliki beragam tempat wisata menarik yang patut dikunjungi.

Baca Selengkapnya

Digelar Sejak 2009, Ini yang Membuat Festival Lima Gunung Bertahan hingga Kini

27 Agustus 2023

Digelar Sejak 2009, Ini yang Membuat Festival Lima Gunung Bertahan hingga Kini

Festival Lima Gunung diadakan secara mandiri oleh seniman petani di Komunitas Lima Gunung, yakni Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing, dan Menoreh.

Baca Selengkapnya

Menyusuri Jejak Kali Manggis, Sungai Buatan Belanda di Tengah Kota Magelang Berusia Hampir 100 Tahun

12 Juli 2023

Menyusuri Jejak Kali Manggis, Sungai Buatan Belanda di Tengah Kota Magelang Berusia Hampir 100 Tahun

Kali Manggis yang usianya hampir 100 tahun mengalir melewati Jalan Manggis, Kelurahan Gelangan, Kota Magelang itu dibuat oleh orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Heru Budi: Perayaan Waisak Cermin Jakarta Mampu Jadi Rumah yang Aman Damai

1 Juli 2023

Heru Budi: Perayaan Waisak Cermin Jakarta Mampu Jadi Rumah yang Aman Damai

Heru Budi mengapresiasi umat Buddha dapat mengikuti puncak rangkaian perayaan Waisak Nasional melalui kegiatan Dharmasanti.

Baca Selengkapnya

Bersantai dan Menikmati Segarnya Suasana di Grojogan Kapuhan di Magelang

29 Juni 2023

Bersantai dan Menikmati Segarnya Suasana di Grojogan Kapuhan di Magelang

Grojogan Kapuhan terletak di Desa Kapuhan, Magelang. Pengunjung dapat mengakses lokasi tersebut dengan mudah lantartak jauh dari jalan raya.

Baca Selengkapnya

Pemilu 2024: DPT di Kabupaten Magelang Lebih Kecil dari DPS, Ini Penyebabnya

25 Juni 2023

Pemilu 2024: DPT di Kabupaten Magelang Lebih Kecil dari DPS, Ini Penyebabnya

KPU Kabupaten Magelang menyatakan sejumlah orang yang terdaftar dalam DPS Pemilu 2024 telah meninggal atau pun pindah.

Baca Selengkapnya

Ritual Thudong Biku Buddha demi Perayaan Waisak di Candi Borobudur

9 Juni 2023

Ritual Thudong Biku Buddha demi Perayaan Waisak di Candi Borobudur

Tempo memotret kisah para bikhu buddha menjalani ritual thudong dari Thailand hingga ke Candi Borobudur untuk merayakan Hari Suci Waisak.

Baca Selengkapnya

Tuntas Laksanakan Ritual Thudong dan Waisak, 32 Biksu Kembali ke Negaranya

6 Juni 2023

Tuntas Laksanakan Ritual Thudong dan Waisak, 32 Biksu Kembali ke Negaranya

Para biksu thudong diantar oleh sejumlah umat Buddha dan panitia perayaan Waisak 2023.

Baca Selengkapnya