Pengamat: Pembubaran HTI yang Tiba-tiba, Timbulkan Kegaduhan

Reporter

Senin, 8 Mei 2017 19:27 WIB

Sejumlah massa Hizbut Tahrir Indonesia membawa banner saat mengikuti puncak acara Muktamar Khilafah 2013 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (2/6). TEMPO/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta -Pemerintah memutuskan akan membubarkan organisasi massa (ormas) Hizbut Tahrir Indonesia atau HTI, karena ideologi khilafah yang diperjuangkan HTI dianggap meresahkan kehidupan berbangsa dan bernegara.


“Tentu saja, pembubaran ormas apapun oleh pemerintah yang bertentangan dengan Pancasila harus didukung semua kalangan. Negara harus steril dari berbagai rongrongan ideologi apapun,” kata pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, Adi Prayitno. Namun, menurut Adi, membubarkan sebuah ormas yang cukup besar seperti HTI bukan perkara mudah. Sebab, eksistensi dan kiprahnya sudah diakui sejak lama di negara ini.

Baca juga:
Pemerintah Bubarkan HTI, Wiranto: Aktivitasnya Mengancam NKRI

“Sejatinya pembubaran ormas adalah upaya terakhir setelah upaya-upaya lain yang dilakuan pemerintah menemui jalan buntu sebelum dibubarkan. Harus ada tahapan sanksi yang diberikan secara gradual mulai dari teguran secara tertulis, pembekuan, dan pembubaran,” kata Adi kepada Tempo, Senin malam, 8 Mei 2017.


Jika setelah ada sanksi gradual itu, menurut Adi, HTI masih dianggap merongrong Pancasila maka layak dibubarkan. “Ujug-ujug (tiba-tiba) membubarkan HTI itu hanya memantik kegaduhan. Apalagi jika mengacu pada UU Ormas terdapat ketentuan bahwa pembubaran ormas harus melalui proses pengadilan. Gak bisa sesuka hati pemerintah,” katanya. Pembubaran harus melalui mekanisme demokrasi yang ajeg dan tidak memantik kegaduhan, dia menegaskan.

Baca pula:
HTI Akan Dibubarkan, HTI Sulsel: Mengapa Tak Ada Proses Hukum

Adi berpendapat, pemerintah perlu kiranya juga mendapat masukan dari publik terkait HTI. Jangan sampai pembubaran HTI ini dikaitkan dengan sikap kritis umat Islam ke pemerintah belakangan ini. “Kesan marjinalisasi terhadap aktivis Islam cukup kentara dengan menjadikan sejumlah tokohnya sebagai tersangka. Ini menngingatkan kita pada trauma masa lalu dimana kelompok Islam selalu dituduh anti-Pancasila, anti-demokrasi, dan seterusnya,” kata Adi.


Adi Prayitno kembali menegaskan, tentu saja pembubaran ormas yang terbukti anti-Pancasila harus didukung. “Tetapi pembubaran ormas seperti HTI harus melalui kajian, proses investigasi mendalam, serta langkah hukum yang sesuai dengan keajegan demokrasi,” kata dia.

Di tengah masyarakat yang terbelah seperti saat ini, menurut Adi, tentu saja pembubaran HTI tanpa disertai alasan masuk akal hanya akan memunculkan kegaduhan.

S. DIAN ANDRYANTO



Advertising
Advertising

Berita terkait

Enam Orang Aksi Depan Mabes Polri Minta Listyo Sigit Evaluasi Dirintelkam Polda Metro Jaya dan Kasat Intel Polres Jaktim soal Izin Metamorfoshow di TMII

56 hari lalu

Enam Orang Aksi Depan Mabes Polri Minta Listyo Sigit Evaluasi Dirintelkam Polda Metro Jaya dan Kasat Intel Polres Jaktim soal Izin Metamorfoshow di TMII

Enam orang itu meminta Kapolri usut izin acara Metamorfoshow di TMII yang diduga bagian dari HTI.

Baca Selengkapnya

Diduga Acara Eks HTI, Polisi Periksa Penyelenggara dan Manajemen TMII

23 Februari 2024

Diduga Acara Eks HTI, Polisi Periksa Penyelenggara dan Manajemen TMII

Nicolas menjelaskan penyelenggara acara itu telah meminta izin keramaian kepada Polsek Cipayung terkait kegiatan peringatan Isra Miraj di TMII.

Baca Selengkapnya

Peringati 1 Abad Kelahiran, NU Tegaskan Sikap Ideologi, Tolak Negara Khilafah

8 Februari 2023

Peringati 1 Abad Kelahiran, NU Tegaskan Sikap Ideologi, Tolak Negara Khilafah

Sekali lagi NU menyatakan menolak tegas ideologi negara khilafah. Sikap ideologi NU ini merupakan hasil dari Muktamar Internasional Fikih Peradaban.

Baca Selengkapnya

Siti Elina, Perempuan Penerobos Istana Tak Kooperatif Saat Diperiksa Densus 88

28 Oktober 2022

Siti Elina, Perempuan Penerobos Istana Tak Kooperatif Saat Diperiksa Densus 88

Ditreskrimum Polda Metro Jaya dan Densus 88 masih mendalami hubungan Siti Elina dengan jaringan kelompok radikal Islam HTI dan NII.

Baca Selengkapnya

Dicurigai Terhubung Kelompok Teroris, Siti Elina Mengikuti Akun Medsos Eks HTI dan NII

26 Oktober 2022

Dicurigai Terhubung Kelompok Teroris, Siti Elina Mengikuti Akun Medsos Eks HTI dan NII

Polisi akan mendalami hubungan Siti Elina dengan kelompok teroris setelah perempuan itu hendak menerobos Istana. Mengikut akun medsos eks HTI.

Baca Selengkapnya

Face Recognition untuk Selidiki Penodong Paspampres yang Disebut Anggota HTI & Gagal Ginjal Akut Jadi Top 3 Metro

26 Oktober 2022

Face Recognition untuk Selidiki Penodong Paspampres yang Disebut Anggota HTI & Gagal Ginjal Akut Jadi Top 3 Metro

Polda Metro Jaya gunakan face recognition untuk selidiki penodong Paspampres yang disebut anggota HTI & gagal ginjal akut Jadi Top 3 Metro.

Baca Selengkapnya

Ini Kronologi Perempuan Todongkan Pistol ke Paspampres di Istana Merdeka

25 Oktober 2022

Ini Kronologi Perempuan Todongkan Pistol ke Paspampres di Istana Merdeka

Perempuan Todongkan Pistol ke Paspampres dipastikan belum terobos Istana Merdeka.

Baca Selengkapnya

Perempuan Todongkan Pistol ke Paspampres, BNPT: Anggota HTI

25 Oktober 2022

Perempuan Todongkan Pistol ke Paspampres, BNPT: Anggota HTI

BNPT menyatakan peristiwa perempuan todongkan pistol ke paspampres di Istana Negara pagi tadi dilakukan oleh anggota HTI.

Baca Selengkapnya

Pakar Prediksi Anies Baswedan Bisa Kena Kampanye Hitam di Pilpres 2024

26 Juni 2022

Pakar Prediksi Anies Baswedan Bisa Kena Kampanye Hitam di Pilpres 2024

Reza Hariyadi menduga ada pihak yang hendak menyeret Anies Baswedan ke dalam politik identitas dengan melakukan pola-pola stigmatisasi dan framing

Baca Selengkapnya

Majelis Sang Presiden Dukung Anies Baswedan, Bala Anies: Kelompok Relawan Palsu

13 Juni 2022

Majelis Sang Presiden Dukung Anies Baswedan, Bala Anies: Kelompok Relawan Palsu

Bala Anies menilai ada upaya untuk menjatuhkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Baca Selengkapnya