Menyampaikan Pesan Perdamaian Melalui Festival Gamelan

Reporter

Minggu, 7 Mei 2017 15:19 WIB

UII Kenalkan Gamelan ke Mahasiswa Asing(Komuika Online)

TEMPO.CO, Surakarta - Dua komposer gamelan adu kebolehan dalam ajang Solo Festival Gamelan di Benteng Vastenburg Solo, Sabtu malam, 6 Mei 2017. Mereka membawa pesan damai melalui enam komposisi yang disajikan.

Komposer yang menjadi bintang panggung adalah Dwi Priyo Sumarto dan Lukas Danasmoro. Mereka berdua sama-sama lulusan karawitan dari Institut Seni Indonesia (ISI) Solo. Meski demikian, mereka menghadirkan karakter yang berbeda dalam racikan musiknya.

Baca juga:
Malam ini, Dua Komposer Solo Duel Komposisi Gamelan


Masing-masing membawakan tiga komposisi gamelan yang dimainkan secara bergantian. Penonton seolah diajak untuk membandingkan karya dua komposer yang memiliki karakter berbeda itu.

Dwi membawakan komposisi musik gamelan berjudul 'Sigrak Sanggit', 'Akulah Indonesia' serta 'Manunggal'. Dia cukup piawai memasukkan unsur-unsur baru dalam musik gamelan sehingga penampilannya cukup dinamis.

Baca pula:
Anak Muda Tak Doyan Gamelan, Sinden Jepang Hiromi: Eman-eman


Dalam komposisi pertama, dia menyajikan musik gamelan dengan warna pesisiran. "Menceritakan masa lalu saya yang berasal dari daerah pesisir," katanya. Alat musik perkusi, rebana serta kempul dimainkan secara rancak.

Dalam komposisi 'Akulah Indonesia', Dwi mulai menyajikan garapan gamelan Jawa. Irama yang dimainkan cukup cepat dan rumit sehingga menimbulkan kesan megah. Di tengah pementasan, seniman Gigok Anurogo membcakan sebuah puisi tentang Indonesia karya sastrawan Sosiawan Leak.

Karya ketiga dipersembahkan oleh Dwi Priyo untuk para generasi muda. Dia memasukkan dua rapper dalam panggung gamelannya. Para niyaga juga semakin atraktif dalam memukul kempulnya. Mereka menabuhnya dengan irama dan gerakan yang kompak seperti menari Saman.

Meski mengandalkan komposisi gamelan tradisi, Lukas Danasmoro menyajikan komposisi yang tidak kalah menarik. Dia membawa tiga set gamelan sekaligus, yaitu gamelan Jawa, gamelan Bali dan gamelan Sekaten.

Dalam komposisi pertama yang berjudul 'Nyanyian Negeri', dia memainkan gamelan Jawa bersama gamelan Sekaten dengan sedikit sentuhan warna Bali. Dia juga memasukkan alat musik diatonis berupa terompet.

Sedangkan di komposisi kedua, 'Sangkakala', Lukas hanya memainkan gamelan Bali secara penuh. Di tengah pementasan dia memasukkan terompet dan gitar listrik. "Meski warna tradisinya kental, kami ingin komposisi ini mudah diterima oleh anak muda," katanya.

Dia kembali mengkolaborasikan semua alat musik yang dibawanya di pementasan ketiga. Bukan hanya sajian musik, dia juga memasukkan tarian reog dalam pementasannya. "Selama ini gamelan menjadi pengiring tari," katanya. Sedangkan dalam pementasan itu, justru penarilah yang mengikuti irama musik yang dimainkan oleh para niyaga.

Kepala Dinas Pariwisata Ismiyati mengatakan tema utama dalam festival itu adalah 'Gangsa Ngerukunke Bangsa'. "Kami ingin gangsa (gamelan) ini bisa membawa kerukunan," katanya. Dia menyebut bahwa kebhinnekaan tercermin dalam sebuah gamelan yang terdiri dari banyak alat musik. "Sangat indah jika dimainkan secara harmonis," katanya.

AHMAD RAFIQ

Berita terkait

Gubernur Sumbar Apresiasi Festival Rakyat Muaro Padang

9 hari lalu

Gubernur Sumbar Apresiasi Festival Rakyat Muaro Padang

Festival yang menggelar beragam atraksi budaya diyakini mampu menghasilkan dampak positif untuk perekonomian.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Padang Mensyukuri Suksesnya Festival Rakyat Muaro Padang

13 hari lalu

Wali Kota Padang Mensyukuri Suksesnya Festival Rakyat Muaro Padang

Sederet pertunjukan seni budaya dipertontonkan selama tiga hari. Diharapkan generasi muda bisa melestarikan warisan budaya.

Baca Selengkapnya

Studi Peminum Ciu di Surakarta, Mayoritas Islam Abangan

48 hari lalu

Studi Peminum Ciu di Surakarta, Mayoritas Islam Abangan

Pemilik pabrik ciu di Surakarta bahkan didapati sudah menjalani ibadah Haji.

Baca Selengkapnya

3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura

59 hari lalu

3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura

Tiga festival budaya Jepang terbesar yang dirayakan di tanah Jepang.

Baca Selengkapnya

Festival DONGDALA Budaya Desa Hadirkan Apresiasi Desa Budaya

21 Desember 2023

Festival DONGDALA Budaya Desa Hadirkan Apresiasi Desa Budaya

Festival ini menjadi langkah awal dalam menumbuhkan kepedulian terhadap budaya dan melestarikannya untuk generasi mendatang.

Baca Selengkapnya

Bupati Keerom Minta Festival Budaya Terus Berkembang

28 November 2023

Bupati Keerom Minta Festival Budaya Terus Berkembang

Pemerintah Kabupaten Keerom melaksanakan Festival Budaya Keerom Ke VIII yang dilaksanakan di Lapangan Sepak Bola Swakarsa

Baca Selengkapnya

Kaodhi'en, Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro Desa Klungkung

21 November 2023

Kaodhi'en, Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro Desa Klungkung

Ketahanan Pangan sebagai Modal Utama Dalam Implementasi Program Pemajuan Kebudayaan Desa" dan Galang Gerak Budaya Di Kawasan Tapal Kuda

Baca Selengkapnya

Euforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom

6 November 2023

Euforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom

Ribuan masyarakat Kabupaten Keerom tumpah ruah memadati Lapangan Sepakbola Swakarsa, Arso, dalam memperingati Festival Seni Budaya dan Persembahan Hasil Bumi Klasis GKI Keerom, Senin, 6 November 2023.

Baca Selengkapnya

Gelar Muscab 2023, HDCI Surakarta Komitmen Ikut Promosikan Pariwisata Daerah

21 Oktober 2023

Gelar Muscab 2023, HDCI Surakarta Komitmen Ikut Promosikan Pariwisata Daerah

Promosi pariwisata daerah disebut menjadi bagian tak terpisahkan dari program touring HDCI Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya

Inilah Festival Budaya Terpanjang di Dunia, 75 Hari Nonstop

17 Oktober 2023

Inilah Festival Budaya Terpanjang di Dunia, 75 Hari Nonstop

Festival budaya Bastar Dussehra sudah berusia lebih dari 600 tahun di India Tengah, dimulai oleh keluarga kerajaan.

Baca Selengkapnya